Rumah Adolf Hitler Jadi Tempat Pelatihan HAM Kepolisian Austria

RUMAH tempat Adolf Hitler dilahirkan di Austria pada 1889 akan digunakan untuk pelatihan hak asasi manusia bagi petugas polisi. Tindakan ini dilakukan seiring banyaknya perdebatan mengenai apa yang harus dilakukan dengan rumah itu. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Austria, Rabu (24/5).

Pemerintah Austria membeli gedung yang terletak di Braunau am Inn dekat perbatasan Jerman, berdasarkan pesanan pembelian wajib pada 2016 setelah perselisihan yang panjang. Pekerjaan konstruksi untuk mengubah rumah tersebut diharapkan akan dimulai pada musim gugur.

Namun, rencana ini rupanya tak terlepas dari kontroversi. Pasalnya, beberapa pihak lebih setuju kalau rumah itu dirobohkan dan sebuah komite ahli telah memutuskan untuk menghancurkannya agar tidak menjadi pusat perhatian neo-Nazi.

Meski demikian, kritikus mengatakan itu akan menjadi penyangkalan masa lalu Austria, sementara yang lain mengatakan itu harus digunakan sebagai rumah rekonsiliasi atau sebagai tempat untuk amal.

Baca juga:

Sebuah Taman di Austria Dirancang untuk Social Distancing

Menurut penyiar ORF Austria, di bawah skema terbaru pekerjaan pembangunan diharapkan akan selesai pada 2025, dengan pasukan polisi bergerak pada tahun berikutnya.

Selama pemerintahan Nazi, rumah itu diubah menjadi tempat suci bagi Hitler yang hanya tinggal di rumah itu selama beberapa bulan karena kota itu menarik gelombang turis. Tetapi ketika Nazi mulai kehilangan kendali pada 1944, tempat itu ditutup.

Selama beberapa dekade kemudian pemerintah Austria menyewa rumah itu dari mantan pemiliknya, Gerlinde Pommer, dalam upaya menghentikan pariwisata sayap kanan.

Itu digunakan oleh badan amal sebagai pusat penitipan anak untuk orang-orang dengan kebutuhan khusus sampai pada akhirnya sang pemilik memblokir renovasi di masa mendatang.

Baca juga:

Museum Belgia Kembalikan Lukisan yang Dijarah Nazi

Pada 2016, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang memungkinkan untuk menyita rumah darinya dengan imbalan lebih dari EUR 800 ribu (setara Rp. 17,8 miliar) sebagai kompensasi.

Tiga tahun kemudian kementerian dalam negeri mengumumkan rencana untuk mengubah rumah abad ke-17 itu menjadi kantor polisi.

Sebagai informasi, Austria dianeksasi oleh Nazi Jerman pada 1938, dan selama beberapa dekade negara tersebut menampilkan diri sebagai salah satu korban pertama rezim itu.

Namun, pada saat yang bersamaan banyak yang menyambut baik langkah tersebut, yang dikenal sebagai Anschluss atau koneksi, dan Austria telah mulai berbicara tentang keterlibatannya sendiri dalam kejahatan Nazi. (dsh)

Baca juga:

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Gembira di 2023