Rujak Kecombrang di Bandung Selatan ini Melegenda Hingga 5 Dekade


Pemilik kedai Rujak Ciherang. (Foto: MP/Yugi Prasetyo)
MESKI kuliner modern bertebaran, kuliner tradisional masih memiliki pamor dan pencintanya tersendiri. Salah satunya Rujak Ciherang. kuliner khas Bandung Selatan ini tak lekang dimakan jaman. Hingga tahun ini usaha yang dulu dikenal bernama Roetjak Tjiherang sudah memasuki empat generasi.
Sejak masa kejayaannya di tahun 1964, rujak dengan komposisi khas ini sudah menjadi ikon camilan segar di tatar Soreang dan Banjaran. Tak sulit menemukan kedai sederhana dari rujak beraroma eksotis ini. Letaknya di Jalan Raya Banjaran arah ke Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung atau persis di Kampung Ciherang, Desa Kiangroke, Banjaran, Bandung.
Berjalan-jalan ke kedainya, Anda akan disuguhi pemandangan warung tempo dulu yang tampilannya masih seperti aslinya. Semua alat-alat masak tradisional properti di kedai masih digunakan. Jubleg kai untuk menyimpan bumbu, ayakan awi, serta tumpukan daun pisang untuk memincuk rujak. Bahkan, tumpukan kerupuk aci malarat serta rengginang pun masih dipajang di etalase kayu yang tampak usang termakan usia.
Namun soal rasa, jangan sepelekan racikan leluhur ini. Saat digjaya di tahun 1960-70-an, rujak ini bahkan laris dipesan orang-orang yang akan berangkat naik haji. Berkat racikannya yang masih alami, bumbu rujak Ciherang sanggup bertahan hingga tiga bulan.
Tak basi, tak tengik bahkan tampilannya yang cokelat pekat tetap bertahan hingga 100 hari. “Keistimewaan Rujak Ciherang, ada pada racikan bumbunya yang tahan lama sampai tiga bulan. Pelanggan di masa nenek saya, bahkan sampai membawanya naik haji ke Mekah. Sampai tiga bulan racikannya tak pernah basi,” ujar generasi ketiga Kedai Rujak Ciherang, Hartiningsih.
Rujak Ciherang memiliki cita rasa yang khas, yakni aroma buah honjé atau kecombrangnya yang terbilang tajam. Wangi eksotis itu pula yang membuat rujak uleg ini digandrungi pelanggan. Terlebih, penyajiannya yang masih menggunakan daun membuat rujak ini unik, dan kental aroma tradisionalnya. "Bahan baku honje juga tak hanya berperan sebagai aromatik. Resep inilah yang justru membuat bumbu rujak lebih tahan lama hingga tiga bulan," ungkapnya.
Selain tumbukan honje, gula aren yang digunakan juga harus memilih yang alami dari perkampungan. Semua keaslian itu pun senantiasa dipertahankan oleh keluarga.
“Untuk mempertahankan keaslian, kami mencari pasokan honje itu dari hutan-hutan di sekitar Cianjur. Alasannya, yang diambil untuk campuran rujak, buahnya bukan daun atau bunganya seperti di tempat lain. Begitu juga dengan gula aren, yang diambil dari produsen di perkampungan. Jadi sama sekali tidak ada bahan pengawet,” bebernya.
Layaknya rujak uleg, rujak Ciherang memiliki komposisi irisan aneka buah seperti mangga muda, ubi, bengkuang, kedondong, nanas, mentimun dan jambu air. Buah-buahan ini juga bisa lebih beragam, tergantung musim buah yang tengah marak di pasaran.
Jika Anda ingin membawa pulang rujak mumpuni ini, sang pemilik dengan cekatan akan memincuk rujak dengan bungkusan daun pisang dan seumat sebagai pengikat. Kelebihan lain, bumbu rujak warisan Mak Empeuh ini sangat kental dan tak pernah mencair. Kalau Anda iseng membalikkannya diatas daun, bumbunya dijamin tak akan tumpah! Kentalnya mantap!
Kini, rujak Ciherang sudah memiliki cabang di beberapa tempat di kawasan Soreang, antara lain di Warung Lobak, Soreang, Sadu - jalan Raya Ciwidey, Banjaran serta Pameungpeuk. Masing-masing kedai, biasanya menghabiskan bumbu rujak dengan bahan baku gula sekitar 40-50 kg per hari. (*)
Artikel ini dibuat berdasarkan laporan Yugi Prasetyo, kontributor Merahputih.com wilayah Bandung dan sekitarnya. Dapatkan informasi kuliner Bandung lain pada artikel Wajib Kunjungi 5 Tempat Kuliner Hits Paling Kekinian di Bandung.
Bagikan
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
