Robot Menggantikan Peran Manusia, Perlukah Khawatir Kehilangan Lapangan Kerja?
Kusprasapta Mutijarsa, dosen Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi Institut Teknologi Bandung (KKTI ITB), saat kuliah umum KKTI ITB, Kamis (15/04). (Foto: Dok ITB)
BANYAK orang khawatir akan perkembangan teknologi robot yang semakin canggih. Yang terbaru ialah teknologi robot and autonomus system (RAS). Teknologi robotik ini semakin menggantikan peran manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, Kusprasapta Mutijarsa, dosen Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi Institut Teknologi Bandung (KKTI ITB), tidak mengkhawatirkan fenomena kemajuan teknologi robot dewasa ini. Menurut dosen yang akrab disapa Soni, penemuan manusia selama ini mengubah kehidupan manusia ke arah yang tidak pernah dibayangkan.
Baca juga:
Misalnya, penemuan kulkas, sepeda, dan mobil, yang tidak ada yang menyesalinya sampai hari ini. Padahal hadirnya teknologi tersebut telah menimbulkan pergeseran lapangan pekerjaan.
Menurut Soni, pada dasarnya, tujuan RAS adalah untuk mengubah kehidupan masyarakat menjadi lebih bermakna. Soni menampilkan data dari World Economic Forum yang menunjukkan bahwa sekitar 75 juta pekerjaan akan digantikan oleh RAS, tetapi teknologi RAS ini juga akan menciptakan 133 juta pekerjaan baru.
Jadi, manusia tidak benar-benar digantikan. Agar dapat bersaing, beliau berpesan, “Kuncinya adalah beradaptasi, terus belajar, dan mencoba mencari peluang dan kemampuan baru,” kata Soni, yang membahas robotika dan sistem otonom pada kuliah umum KKTI ITB, Kamis (15/04).
Kuliah yang dimoderatori Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring, M. Eng secara daring itu dimulai dengan pembahasan tentang robotika dan sistem otonom. Soni menyampaikan konsep dasar dari cyber physical system (CPS). Sistem ini adalah interaksi antara dunia analog, dunia digital, dan dunia manusia yang saling berkomunikasi melalui internet.
Baca juga:
Menurut Soni, inilah yang menjadi dasar revolusi industri 4.0. Contoh paling sederhana dari CPS adalah ponsel pintar (smartphone) yang tanpa kita sadari telah menjadi ‘pasangan’ hidup kita.
Soni mengatakan bahwa sekarang posisi robot sudah bergeser, yakni robot tidak hanya ada pada industri, tetapi juga ada dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya robot servis. Teknologi robot telah mengalami evolusi sehingga mulai adanya personalisasi dan kenaikan sistem otonom pada robot. Dengan kata lain, robot kini dapat memiliki kemampuan kognitif, manipulasi, dan interaksi.
“Setiap teknologi baru itu menimbulkan kekhawatiran bagi manusia, tetapi perubahan yang terjadi tidak dapat dicegah,” kata Soni. Berbagai kekhawatiran inilah yang kemudian dibahas lebih mendalam pada kuliah publik ini.
Soni juga membahas isu-isu lain, seperti kebebasan data (privacy), bias oleh sistem, kegagalan sistem, keselamatan, regulasi, keamanan, dan etika. Isu-isu ini adalah masalah bersama yang harus didiskusikan bersama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut Soni, teknologi adalah dua sisi pisau. Ada manfaat, tetapi ada risiko. Ada kelebihan dan kekurangan. Namun, terlepas dari itu, para pegiat robot melihat semuanya dari sudut pandang kemanusiaan. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca juga:
Ramai Tag Link Porno di Facebook, Apakah ini Termasuk Phishing?
Bagikan
Berita Terkait
Apple Bakal Rilis iPhone 20 pada 2027, ini Bocoran Model Lain yang Diprediksi Hadir
Xiaomi 17 Air Masuk Tahap Pengembangan, Siap Saingi Samsung Galaxy S25 Edge dan iPhone Air
iPhone 18 Bakal Punya RAM 12GB, Fitur Apple Intelligence Jadi Lebih Banyak!
OPPO Find X9 Ultra Bakal Punya Baterai Terbesar di Kelasnya, Diprediksi Rilis 2026
OPPO Reno 15 Series Cuma Rilis 2 Model, Spesifikasinya Mulai Terungkap!
Spesifikasi OPPO Find X9s Bocor, Pakai Chipset Dimensity 9500 Plus dan 3 Kamera 50MP
Apple Enggak Bakal Rilis iPhone 19, Siap-siap Diganti dengan Model ini
OPPO Find X9 Series Sudah Rilis di China, Bawa Baterai 7.025mAh dan Tampilan Baru
Uji Ketahanan Xiaomi 17 Pro: Layar Dragon Glass 3.0 Tangguh, tapi Ada Bagian yang Bikin Kecewa
iPhone Air Kurang Laku di Pasaran, Apple Siapkan Model 'Flip' Tahun Depan