Ribuan Santri Tasikmalaya Tolak 'Full Day School'


Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
MerahPutih.com - Ribuan santri dari sejumlah pesantren di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menggelar aksi menolak pemerintah pusat yang menerapkan program full day school tentang waktu belajar setiap hari delapan jam selama lima hari.
"Kami semua menolak penerapan program full day school yang justru nanti akan mematikan pendidikan pondok pesantren dan pendidikan diniyah," kata Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim saat aksi di Kantor Bupati Tasikmalaya, Selasa (15/8).
Ia menuturkan, aksi tersebut melibatkan banyak santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang ingin menyampaikan penolakan terhadap kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Aksi para santri itu, kata dia, digelar dengan berjalan kaki mulai dari Jalan Bojong Koneng sampai halaman Gedung Bupati Tasikmalaya.
Massa aksi meminta program pendidikan tersebut tidak diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya karena terkesan tidak Islami dan akan menghilangkan keberadaan pendidikan madrasah dan pondok pesantren.
"Seharusnya pola pendidikan Islam yang harus mendapatkan porsi lebih besar, bukannya terkesan dimatikan," kata Asep.
Ketua PC NU Kabupaten Tasikmalaya KH Atam Rustam menyampaikan penolakan terhadap kebijakan penerapan sistem pendidikan tersebut.
Ia berharap, Bupati Tasikmalaya menolak sistem pendidikan tersebut diterapkan di Kabupaten Tasikmalaya.
Menurut dia, sebaiknya Bupati Tasikmalaya mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan siswa di Kabupaten Tasikmalaya mengikuti pendidikan di pondok pesantren.
"Mengapa bupati tidak mewajibkan siswa di Kabupaten Tasikmalaya untuk mesantren," katanya. (*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah Diharap Prioritaskan Kembali Program Pembangunan Rusun Pesantren di RAPBN 2026

Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok

Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama

Siap Siap Nih! Pemerintah Bakal Razia Pesantren Ilegal, Eksploitatif dan Palsu

Orientasi Pendidikan Pondok Pesantren Harus Digeser, Zaman Sudah Berubah!

Menilik Santri Tunanetra Pesantren Raudlatul Makfufin Oase Cahaya saat Ramadan 1446 Hijriah

512 Pesantren Jadi Pilot Program Ramah Anak, Pastikan Jadi Tempat Aman

Indonesia Juara Umum MTQ Internasional 2025, Berikut Nama-Nama Para Pemenang

Beasiswa Baznas Khusus Santri Tiru Skema ASFA Foundation, Begini Komposisinya

Miris, Santri Korban Diberi Uang Rp 20 Ribu dan Boleh Pakai Handphone Usai Dicabuli Pemilik Ponpes
