Ribuan Jemaah Haji Terdampak Penyakit Berhubungan Dengan Cuaca Panas
Jutaan calon haji dari berbagai negara berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf, yang merupakan rukun haji pada prosesi puncak ibadah haji 1445 H. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wpa.
MerahPutih.com - Pengumuman Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, lebih dari 1,8 juta orang dari seluruh dunia pada Sabtu (15/6) berkumpul di Gunung Arafah di wilayah barat Arab Saudi untuk mulai melaksanakan ibadah haji tahunan.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahd bin Abdul Rahman Al-Jalajel menyebut program layanan kesehatan pada musim haji 1445 Hijriah/2024 Masehi berjalan sukses sesuai rencana.
"Saya dengan bangga mengumumkan keberhasilan rencana kesehatan untuk musim haji tahun ini," kata Fahd bin Abdul Rahman Al-Jalajel dalam keterangannya di Mina, Makkah, Selasa (18/9).
Meski jumlah jemaah haji 2024 terbilang besar disertai tantangan suhu udara yang tinggi, tidak ditemukan wabah atau ancaman kesehatan yang menimpa masyarakat.
Baca juga:
Menag Tegaskan Penyelenggaraan Haji 2024 Bakal Dievaluasi Total
Kemenkes Arab Saudi, menyediakan berbagai sumber daya dan sarana kesehatan bagi jamaah, antara lain 189 rumah sakit, pusat kesehatan, dan klinik keliling dengan kapasitas total lebih dari 6.500 tempat tidur, serta lebih dari 40.000 staf medis, teknis, administrasi, dan sukarelawan.
Disediakan pula ada 370 lebih ambulans, tujuh ambulans udara, 12 laboratorium, 60 truk pemasok, dan tiga gudang medis keliling yang ditempatkan secara strategis di seluruh tempat suci.
Tercatat instansi setempat telah melayani lebih dari 390.000 jamaah, mencakup lebih dari 28 operasi jantung terbuka, 720 kateterisasi jantung, dan 1.169 sesi dialisis.
"Yang lebih penting lagi, rumah sakit virtual Seha menyediakan konsultasi virtual kepada lebih dari 5.800 jamaah, terutama untuk penyakit yang berhubungan dengan panas, sehingga memungkinkan intervensi cepat dan memitigasi potensi lonjakan kasus," ujar dia.
Baca juga:
Calon Haji Diminta Pulihkan Kondisi Fisik Saat Kembali Tiba di Makkah
Al-Jalajel menyebut, upaya kolaborasi yang dilakukan berbagai pihak untuk mengedukasi para jemaah telah berhasil mencegah wabah penyakit yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat di tempat-tempat suci.
"Kolaborasi tersebut telah memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan musim haji 2024, dan mampu mencegah epidemi," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Skema Haji 2026 Dinilai Terlalu Berbahaya, Jemaah Harus Tiba di Mina Pagi Hari Sebelum Cuaca Panas Ekstrem Mencapai Puncaknya
Jangan Lupa Batas Akhir Pengajuan Visa Haji 8 Februari 2026, Lewat Batal Berangkat!
Kuota Jemaah Haji Asal Jawa Barat Turun Drastis, Tak Ada Lagi Menyalip Antrean
Keberatan Kuota Haji Dipangkas, DPRD Sumedang Sambangi Komisi VIII DPR
BPKH Hormati Proses Hukum KPK dan Tegaskan Komitmen Transparansi Pengelolaan Dana Haji
DPR Ingatkan BPKH Jangan Jadikan Uang Umat untuk Proyek Infrastruktur yang Tak Ada Urusannya dengan Ka'bah
Kebijakan Masa Tunggu Haji 26 Tahun Ciptakan Ketidakadilan Baru yang Rugikan Ribuan Calon Haji, Prioritaskan Jemaah Lansia Agar Tidak Tunggu Sampai Tutup Usia
Gerindra Soroti Pasal Krusial RUU PKH, Jangan Sampai Dana Miliaran Rupiah Jadi Bancakan Investasi Gelap
Biaya Haji Turun, Puan Sebut Terapkan Prinsip Berkeadilan Bagi Seluruh Calon Jemaah
2 Syarikah Ditunjuk Urus Haji 2026, DPR Ingin Pastikan Komitmen Pelayanan Terbaik