Resmi Jadi Presiden AS, Joe Biden: Demokrasi Telah Menang


JOE Biden dan Kamala Harris akhirnya resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS secara virtual, Kamis (21/1). Dalam sambutan pertamanya sebagai Presiden ke-46 AS, Biden berpidato di depan ribuan massa dan mengatakan demokrasi telah menang. Para petinggi dan massa pun bertepuk tangan usai mendengarkan pidato Biden.
Setelah bersumpah di Capitol Hill, Washington DC, AS, Biden diperkenankan untuk memberikan pidato di depan warga AS. Ketika naik ke atas podium, masyarakat begitu antusias sambil memberikan tepuk tangan. Ia pun menyampaikan pidato sambil dikelilingi oleh para petinggi pemerintahan AS.
Mengutip Variety, Biden menyerukan persatuan dan pemulihan setelah empat tahun masa jabatan Presiden Trump. Ia menyerukan bahwa politik didasari oleh mendengar satu sama lain, melihat satu sama lain, dan penolakan terhadap kebohongan serta informasi yang salah.
Baca juga:
Bruce Springstein dan Sederet Musisi Turut Meriahkan Pelantikan Joe Biden

“Politik tidak harus menjadi api membara yang menghancurkan segala sesuatu untuk dilalui. Setiap ketidaksepakatan tidak harus menjadi penyebab perang total. Kita harus menolak budaya ketika fakta itu sendiri dimanupulasi atau bahkan dibuat-buat,” tegas Biden.
“Kami harus berbeda dari ini. Amerika harus lebih baik dari ini,” lanjutnya sambil diiringi tepuk tangan.
Biden juga menyinggung secara langsung tentang kekerasan yang terjadi pada 6 Januari, ketika pelantikannya sebagai Presiden oleh Ketua Mahkamah Agung, John Roberts.
“Amerika telah diuji lagi dan Amerika telah bangkit untuk menjawab tantangan tersebut. Keinginan rakyat telah didengar dan diperhatikan,” kata Biden.

Melihat bahwa Capitol berdiri sebagai “tempat suci” bagi bangsa, ia berkata “Demokrasi itu berharga. Demokrasi itu rapuh.”
“Beberapa minggu dan bulan terakhir ini telah memberi kami pelajaran yang menyakitkan. Ada kebenaran dan ada kebohongan, kebohongan untuk kekuasaan dan keuntungan. Masing-masing dari kita memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai warga negara, sebagai orang Amerika dan terutama sebagai pemimpin,” ujar Biden.
Dalam menyerukan agar orang AS bersatu sebagai satu bangsa, Biden berpesan bahwa persatuan adalah jalan menuju ke depan.
Baca juga:
Joe Biden Menang di Tengah Bangsa yang Terpecah

Biden juga berulang kali menekankan bahwa dendam politik partisan perlu diselesaikan. Ia menyerukan orang AS untuk mengakhiri perang yang menempatkan warna merah melawan biru, pedesaan versus perkotaan.
Terakhir, Biden juga meminta hadirin meluangkan waktu untuk “doa hening” untuk menghormati 400 ribu warga AS yang meninggal akibat pandemi COVID-19. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dulu Nyinyir Kini Mendoakan, Respons Simpatik Trump atas Kabar Kanker Prostat Biden

Joe Biden Ungkap Diagnosis Kanker Prostat Agresif, tapi Ada Harapan untuk Pengobatan

Eks Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Agresif Menyebar ke Tulang

Pidato 'Tajam' Trump di Departemen Kehakiman, Ancam akan Penjarakan Orang-orang Biden

Joe Biden Rilis Pidato Perpisahan, Singgung Oligarki Tumbuh di AS

Pidato Joe Biden Jelang Donald Trump Menjabat, Sebut Era Baru Telah Dimulai

Biden Bakal Pidato Perpisahan Pada Rabu (15/1) Sebelum Trump Dilantik

Kebakaran California, Biden Tegaskan Pemerintah akan Tanggung Semua Biaya

Joe Biden Sebenarnya Yakin Bisa Menang Lawan Donald Trump di Pemilu AS, Faktor Usia Membuatnya Mundur

Biden Bakal Membatalkan Penjualan US Steel ke Nippon Steel, Demi Keamanan Nasional
