Rencana Trump Pindahkan Kedutaan AS ke Yerusalem Bisa Picu Perang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di panggung St Louis, AS (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)
MerahPutih.Com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyampaikan kepada pemimpin negara-negara Arab terkait rencana pemindahan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Keputusan Trump memindahkan kantor kedutaan AS ke Yerusalem dinilai berbahaya karena bisa memicu pertikaian di Timur Tengah.
Sebagaimana diketahui, pemindahan kantor kedutaan ke Yerusalem merupakan salah satu janji kampanye Trump. Selain itu, langkah Amerika Serikat memindahkan kantor kedutaan ke Yerusalem secara tidak langsung merupakan pengakuan terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Beberapa pejabat tinggi AS pada Rabu (6/12) menyatakan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sehingga pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv tinggal menunggu waktu saja.
Sementara di pihak lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Raja Jordania Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi serta Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz, telah menerima telepon dari Trump terkait perpindahan kedutaan AS. Padahal para pemimpin Timur Tengah telah memperingatkan bahwa langkah sepihak AS menyangkut Yerusalem akan merusak upaya perdamaian serta menimbulkan kekacauan di kawasan itu.
Pada saat yang sama, seorang menteri Israel menyambut baik keputusan Trump itu dan menyatakan tekad bahwa Israel siap menghadapi kekerasan yang mungkin muncul.
Trump memberi tahu Abbas "soal rencananya untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rdainah.
Selain memperingatkan bahwa keputusan seperti itu bisa membahayakan proses perdamaian serta terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan, Abbas juga meminta Paus Fransiskus dan para pemimpin Rusia, Prancis dan Jordania untuk ikut turun tangan.
Menurut sejumlah pejabat AS sebagaimana dilansir Antara, Trump diperkirakan akan menandatangani keputusan yang menetapkan bahwa AS masih mempertahankan kedutaan di Tel Aviv selama enam bulan lagi namun akan berusaha untuk mempercepat pemindahan.
Pemerintahan Trump akan memerlukan waktu untuk menangani masalah logistik seperti belum adanya gedung kedutaan serta perumahan yang aman bagi para anggota staf di Yerusalem, menurut seorang pejabat AS.
Israel merebut Yerusalem Timur dari Arab dalam perang Timur Tengah pada 1967 dan kemudian mencaploknya lewat pendirian pemukiman warga. Langkah Israel itu tidak diakui keabsahannya oleh dunia internasional.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Trump Tetapkan Rezim Venezuela Sebagai Organisasi Teroris Asing
Presiden Trump Larang Warga 8 Negara Masuk AS, Termasuk Laos dan Palestina
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Setelah Maduro, Donald Trump Incar Gulingkan Presiden Kolombia Gustavo Petro
Makin Panas, AS Sita Kapal Tanker Minyak di Pesisir Venezuela
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
Rush Hour 4 Resmi Digarap: Jackie Chan dan Chris Tucker Comeback
Presiden AS Trump Tetapkan Ikhwanul Muslimin Organisasi Teroris Global
Israel Kembali Serang Gaza, Langgar Perjanjian Gencatan Senjata