Rekomendasi IMF Agar Pemerintah Capai Target Indonesia Emas 2045


Peserta berdiri di dekat logo IMF pada International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting 2018 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, 12 Oktober 2018. ANTARA/REUTERS/Johannes P. Christo
MerahPutih.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia akan tetap tinggi, yaitu 5 persen dan 5,1 persen di tahun 2024 dan 2025, di tengah beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti volatilitas harga komoditas.
Selain itu, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi suku bunga tinggi untuk waktu yang lama (high for longer) pada keuangan global.
IMF memberikan rekomendasi untuk mempertahankan kehati-hatian kebijakan fiskal, mengapresiasi stance kebijakan moneter Indonesia, melanjutkan reformasi untuk melindungi ketahanan sektor keuangan dan mendukung pendalaman pasar keuangan.
Rekomendasi lainnya adalah menjembatani kesenjangan struktural untuk mencapai potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dan inklusif untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Baca juga:
Di Depan Delegasi IMF, Pj Heru Klaim Tanam Lebih dari 200 Ribu Pohon
Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia dalam laporan Article IV Consultation tahun 2024 yang dirilis Rabu (7/8).
"Kerangka kebijakan Indonesia yang berhati-hati baik di bidang moneter, fiskal, maupun keuangan dinilai IMF telah menciptakan fondasi yang kokoh untuk stabilitas makro dan kesejahteraan sosial," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono di Jakarta, Kamis (8/8).
Dewan Direktur IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas Indonesia.
Apresiasi tersebut terutama disampaikan terkait beberapa poin penting, yakni komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal; penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent), upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
Baca juga:
Poin penting berikutnya adalah upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.
"Serta komitmen untuk mencapai target zero-emission pada 2060 dan langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
