Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh, Mengintip Cara Kerja Operator Ina-TEWS


Melihat kerja para operator Ina-TEWS. (Foto: YouTube/Info BMKG)
MerahPutih.com - Dua puluh tahun setelah bencana tsunami Aceh, Indonesia telah bertransformasi dalam teknologi persiapan menghadapi bencana. Ini dibuktikan lewat Ina-TEWS (Tsunami Early Warning System Indonesia).
Sistem ini menjadi tulang punggung Indonesia untuk cepat mengetahui keberadaan gempa sekaligus mendeteksi potensi tsunami setelah gempa terjadi. Perangkatnya berada di kantor Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta.
Informasi itu kemudian dipublikasikan kepada masyarakat luas. yang bekerja tanpa henti untuk melindungi kita dari ancaman tsunami.
Untuk mengoperasikan Ina-TEWS, BMKG menugaskan tim kecil yang berjumlah 15 orang. Salah satunya Muhaimin, seismolog sekaligus supervisor para operator.
Baca juga:
Peristiwa Bersejarah 26 Desember: Dari Tsunami Aceh hingga Pembubaran Uni Soviet
Muhaimin bekerja di ruangan penuh monitor dan komputer canggih. Setiap detik sangat berarti. Begitu gempa terdeteksi, tim harus bergerak cepat. Dalam waktu kurang dari dua menit, mereka menganalisis data seismik dengan algoritma canggih untuk menentukan potensi tsunami.
“Kami tidak bisa memprediksi gempa, tapi yang bisa kami lakukan adalah mendeteksinya secepat mungkin dan memberikan peringatan untuk mengurangi dampaknya,” kata Muhaimin, seismolog lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta itu, dikutip Antara (26/12).
Para operator Ina-TEWS ini tak boleh asal meninggalkan ruangan. Bahkan untuk sekadar ngobrol atau memalingkan muka guna menonton siaran televisi harus izin.
Para operator harus tetap berada dalam ruangan dengan mata dan telinga yang selalu awas, sehingga tidak ada aktivitas getaran yang terlewatkan.
Baca juga:
Peringatan Gempa dan Tsunami Bisa Lewat TV Digital, Terdeteksi Kurang dari 3 Menit
Ratusan seismometer tersebar dari ujung barat Aceh hingga timur Merauke, siap mendeteksi getaran sekecil apa pun. Sistem ini juga terintegrasi dengan 250 tide gauge yang memantau perubahan pasang surut air laut. Semua ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini sesegera mungkin.
Kecepatan dan ketepatan adalah kunci. Dengan bantuan teknologi digital, informasi peringatan disebarluaskan melalui internet, televisi, dan radio. Ini memberi masyarakat kesempatan berharga untuk segera mengevakuasi diri.
Ina-TEWS adalah bukti nyata dari komitmen Indonesia untuk belajar dari masa lalu dan mempersiapkan masa depan. (dru)
Baca juga:
Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh, Mengenal Early Warning System Indonesia (Ina-TEWS)
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Aksi Bobby Nasution Berpotensi Picu Perpecahan, Anggota DPR dari Aceh Minta Polisi Turun Tangan

Bobby Nasution Setop Sopir Truk Aceh Melintas Suruh Ganti Pelat Sumut: Biar Bosmu Tahu!

Legislator Tegaskan Jumlah Siswa Sedikit tak Boleh Jadi Alasan Tutup Sekolah

150 Juta Penduduk Indonesia Tinggal di Kawasan Rawan Gempa, 5 Juta di Wilayah Rentan Tsunami

Wapres Ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla Ikuti RDPU bahas RUU Pemerintahan Aceh

[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat
![[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat](https://img.merahputih.com/media/57/8d/e2/578de21120a135d5d5e7d2c791ac4b97_182x135.png)
Bendera GAM Diminta Tidak Dipasang Saat Peringati 20 Tahun Perjanjian Helsinki, Gubernur: Sabar Suatu Saat Pasti Berkibar

BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China

Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan

Peringatan Tsunami Sudah Dicabut, Rusia Dihantam Gempa Susulan M 6,7
