Realitas Politik Nasional Jadi Faktor Angka Golput Tinggi

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 11 Desember 2015
Realitas Politik Nasional Jadi Faktor Angka Golput Tinggi

Pilkada Serentak 2015. (ANTARA FOTO/Irfan Anshori)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Megapolitan - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2015 bukan hanya disebabkan oleh penyelenggara, tetapi juga peserta dan keadaan sosial yang berlangsung. Ia menilai, angka partisipasi yang ditargetkan oleh KPU sebesar 77,5 persen tidak terpenuhi.

Menurut Masykurudin, ada tiga faktor yang menyebabkan lemahnya partisipasi pemilih dalam mengikuti pencoblosan Pilkada Serentak yang digelar 9 Desember itu. Pertama, terbatasnya pilihan pasangan calon dari yang diajukan partai politik. Mayoritas daerah Pilkada yang hanya diikuti oleh dua sampai tiga pasangan calon tidak secara maksimal mengakomodasi aspirasi masyarakat pemilih.

"Arah partai politik dalam mendukung pasangan calon yang populer dan bermodal besar pada akhirnya berujung pada jumlah pasangan calon yang terbatas, sehingga mengurangi jumlah perbincangan antara kandidat dan masyarakat," kata Masykurudin di Jakarta, Jumat (11/12).

Faktor kedua bardasarkan penuturannya adalah perbedaan antara janji kampanye dengan realitas politik nasional. Mayoritas materi kampanye pasangan calon adalah pemberantasan korupsi, pengelolaan pemerintahan yang transparan dan pengalokasian anggaran yang memihak rakyat. Akan tetapi, lanjut Maskyuruddin, janji kampanye ini tidak sebangun dengan apa yang terjadi di tingkat nasional.

"Praktik-praktik korupsi yang terjadi terus-menerus sepanjang tahun memberikan keraguan tertentu kepada masyarakat akan terjadinya pemerintahan yang benar-benar bersih," ujarnya lagi.

Ketiga, kata Masykurudin, turunnya aktivitas sosialisasi dan pendidikan pemilih oleh penyelenggara Pilkada. Tak hanya itu, tambahnya, persepsi masyarakat terkait bahan kampanye yang disediakan oleh KPU masih dipahami secara politis dilakukan oleh pasangan calon, sementara jumlah kegiatan sosialisasi tatap muka oleh penyelenggara Pilkada berkurang.

"Aktivitas sosialisasi dari KPU yang berkurang berdampak kepada turunnya jumlah aktor, tokoh dan pegiat pendidikan pemilih di masyarakat sehingga ajakan untuk datang ke TPS menggunakan hak suaranya menjadi berkurang," pungkasnya.

Di tempat terpisah, Komisoner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardianto mengakui rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada Serentak yang pertama kali digelar ini.

"Oleh banyak kalangan menilai, walaupun baru sementara, beberapa daerah terutama di kota-kota besar itu partisipasinya sangat rendah atau di bawah rata-rata. Ini juga menjadi bahan evaluasi apa yang menjadi sebab sehingga tingakat partispasinya rendah," kata Juri saat berjumpa dengan merahputih.com di kantor KPU Pusat, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/12). (dit)


BACA JUGA:

  1. KPU Belum Pastikan Nasib Lima Daerah Tertunda Pilkada
  2. KPU Akui Angka Golput Tinggi
  3. Rekapitulasi Penghitungan Suara Pilkada Serentak 2015
  4. Pilkada Kalteng Ditunda, Mantan Gubernur Kesal
  5. Diduga Curang saat Pilkada, Airin akan Diadukan ke MK
#Golput Pilkada #Pilkada Serentak 2015 #Pilkada Serentak #Masykurudin Hafidz
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, MK: Agar Fokus dan Tak Tambah Beban Kerja
Putusan ini diucapkan dalam Sidang Pengucapan Putusan yang digelar pada Kamis (26/6) di Ruang Sidang Pleno MK.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 26 Juni 2025
Pisahkan Pemilu Nasional dan Lokal Mulai 2029, MK: Agar Fokus dan Tak Tambah Beban Kerja
Indonesia
Cabup Pilkada Boven Digul Nomor Urut 3 Diganti, Coblos Ulang 6 Agustus Anggaran Rp 21,2 M
Ada pergantian calon bupati (Cabup) nomor urut 3 Petrus Ricolombus Omba sesuai dengan amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
Wisnu Cipto - Jumat, 09 Mei 2025
Cabup Pilkada Boven Digul Nomor Urut 3 Diganti, Coblos Ulang 6 Agustus Anggaran Rp 21,2 M
Indonesia
KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri
Baik dari sisi hukum dan teknis penyelenggaraan, serta konsekuensi anggarannya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 Februari 2025
KPU Tindaklanjuti Putusan MK Soal PSU di 24 Pilkada, Segera Koordinasi dengan Kemendagri
Indonesia
Biar Patuh UU, Komisi II DPR Tawarkan Opsi Pelantikan Pilkada Non-Sengketa MK Tetap Februari
Komisi II DPR RI bakal mengundang Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), guna merumuskan opsi-opsi pelantikan kepala daerah.
Wisnu Cipto - Rabu, 15 Januari 2025
Biar Patuh UU, Komisi II DPR Tawarkan Opsi Pelantikan Pilkada Non-Sengketa MK Tetap Februari
Indonesia
MK Sesuaikan Panel Hakim Sengketa Pilkada Karena Anwar Usman Sakit, Janji Sesuai Tenggat Waktu
Mahkamah Konstitusi memastikan sidang perselisihan hasil pemilihan umum gubernur, bupati, dan wali kota atau sengketa Pilkada 2024 berjalan secara proporsional dan tepat waktu sesuai tenggat 45 hari kerja.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 08 Januari 2025
MK Sesuaikan Panel Hakim Sengketa Pilkada Karena Anwar Usman Sakit, Janji Sesuai Tenggat Waktu
Indonesia
Tunggu Putusan MK, Pelantikan Kepala Daerah Diundur Serempak ke Maret
"Itulah prinsip dasar pilkada serentak. Karena itu yang tidak sengketa pun harus menunggu selesainya yang bersengketa di MK."
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Januari 2025
Tunggu Putusan MK, Pelantikan Kepala Daerah Diundur Serempak ke Maret
Indonesia
MK Janji Ambil Sikap Jika Ada Yang Ingin Pengaruhi Putusan
MK Janji Ambil Sikap Jika Ada Yang Ingin Pengaruhi Putusan
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 11 Desember 2024
MK Janji Ambil Sikap Jika Ada Yang Ingin Pengaruhi Putusan
Indonesia
28 Petugas KPPS Meninggal Akibat Kelelahan Sepanjang Pilkada 2024
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya membeberkan data terkini terkait petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia sepanjang pelaksanaan Pilkada 2024.
Wisnu Cipto - Selasa, 10 Desember 2024
28 Petugas KPPS Meninggal Akibat Kelelahan Sepanjang Pilkada 2024
Indonesia
Kantongi Bukti Parcok Cawe-cawe di Pilkada 2024, PDIP Siap Buka-bukaan di MK
Hasto Kristiyanto menambahkan bahwa PDIP telah membentuk tim khusus
Angga Yudha Pratama - Rabu, 04 Desember 2024
Kantongi Bukti Parcok Cawe-cawe di Pilkada 2024, PDIP Siap Buka-bukaan di MK
Indonesia
Forum Mahasiswa Solo Serukan Kondusif Pasca Pilkada Serentak 2024
Forum Mahasiswa Solo: penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga kedewasaan dalam berpendapat dan berpolitik.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 04 Desember 2024
Forum Mahasiswa Solo Serukan Kondusif Pasca Pilkada Serentak 2024
Bagikan