PT DI Siap Produksi Pesawat N219 Berikut Harga dan Keunggulannya


Pesawat N219 yang diterbangkan Captain Esther Gayatri Saleh melakukan Uji Terbang Perdana di Landasan Pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra)
MerahPutih.Com - PT Dirgantara Indonesia siap memproduksi pesawat N219. Rencananya pesawat karya anak bangsa itu akan pasarkan kepada konsumen.
Direktur produksi PT Dirgantara Indonesia, Arie Wibowo mengatakan N219 memiliki beberapa keunggulan dibanding pesawat sejenisnya seperti DHC-6 Twin Otter yang berasal dari Kanada.
"Kelebihan dengan Twin Otter, desain lebih baru, Twin Otter desain tahun 70-80an. Yang paling penting pesawat ini punya kemampuan 'low speed manuver ability'. Dengan kecepatan yang rendah dia masih mampu memanuver pesawatnya," kata Budi di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (23/8).
Selain itu kata Arie, N219 ini tidak terlalu membutuhkan landasan pacu yang panjang. Untuk memulai terbang (take off) dan mendarat (landing), pesawat dengan kapastitas 19 penumpang ini hanya membutuhkan jarak lintasan 300 meter. Berbeda dengan Twin Otter yang membutuhkan jarak pacu hingga 600 meter.
Sehingga pesawat N219 ini sangat cocok untuk digunakan di wilayah perintis atau wilayah terpencil yang memiliki jarak landasan pacu yang terbatas.
"Itu sangat karakteristik di daerah timur Indonesia. Yang mampu (take off) Twin Otter, tapi kita bikin yang lebih mampu lagi," kata dia.
Dalam segi mesin, meski hampir serupa namun teknologi avionik yang dikembangkan PT DI lebih modern. Garmin G-1000 dengan Flight Managemen System yang ada di dalamnya sudah terdapat Global Positioning System (GPS), sistem autopilot, dan sistem tanda bahaya.
Pesawat N219 harus melalui serangkaian uji coba seperti uji kelelahan atau Fatigue Test, pengembangan uji terbang, dan tes untuk mendapatkan sertifikasi dari desain manufaktur pesawat.
Sertifikat ini dikeluarkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian, Kementerian Perhubungan. Usai mendapatkan sertifikat maka pesawat sudah siap untuk dipasarkan.
"Saat terbang semua di tes, mau dari kemampuan gimana dia belok, landing, take off, maksimum engine power, minimum power, kondisi malam, siang, hujan, kita coba. Ada angka-angka yang harus kita penuhi, untuk memenuhi persyaratan," kata dia.
Untuk sisi harga, N219 rencananya akan dibanderol sebesar enam juta dollar Amerika, atau setara 83 miliar rupiah, sementara Twin Otter berkisar antara tujuh sampai delapan juta dollar Amerika. Ia berharap proses uji kelaikan ini selesai tahun 2018 sehingga pada tahun 2019, pesawat sudah bisa dipasarkan.
Sementara itu, Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan pesawat ini sudah banyak diminati oleh sejumlah perusahaan. Bahkan sudah ada yang berniat memesan 50 unit pesawat N219.
Namun, ia belum berani melakukan kontrak atau penjualan, hingga pesawat tersebut sudah lolos uji serta mendapat sertifikan laik terbang dari Kemenhub selaku pemegang kewenangan.
"Jadi 50 pesawat cukup panjang (produksinya). Kita juga tanya-tanya ini (ke peminat), 'mau nunggu gak?' Tapi ini target kami untuk membuat 24 pesawat pertahunnya. Kami juga sedang melakukan negosiasi harga," kata dia.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Bangunan Liar Tanpa Izin Ganggu Operasional Whoosh, KCIC Lakukan Penertiban

Detik-Detik Penumpang Lion Air Jakarta-Kualanamu Teriak ‘Bom’ hingga Bikin Ratusan Orang Pindah Pesawat

Rayakan 20 Tahun “Berdiri Teman”, Closehead Hadirkan Semangat Baru dengan Pulangnya Aido

Pesawat Latih Jatuh di Bogor, TNI AU Konfirmasi 1 Orang Meninggal Dunia

American Airlines Kebakaran Sebelum Lepas Landas di Bandara Denver, Penumpang Panik hingga ‘Meluncur’ dari Pesawat

Viral Ada Pembagian Bir di Ajang Pocari Sweat Run 2025, Pemkot Panggil Komunitas Pelari
