Protes Kebijakan, Murid Laki-Laki Pakai Rok ke Sekolah

Para murid laki-laki usia SMP tampak mengenakan rok saat datang ke Isca Academy, Exeter, Devon, Inggris pada Kamis (22/6) kemarin. Sebelumnya, mereka telah meminta izin kepada pihak sekolah untuk mengenakan celana pendek karena cuaca yang sudah mulai panas, namun tidak diizinkan. Mereka pun mengenakan rok sebagai bentuk protes.

"Kami tidak diizinkan untuk memakai celana pendek, dan saya tidak akan duduk seharian dengan celana panjang, itu gerah," ujar seorang anak laki-laki yang ambil bagian dalam protes tersebut. Inggris memang saat ini sedang dalam peralihan dari musim semi ke musim panas. Suhu di siang hari bisa mencapai lebih dari 30°C. Tak heran para murid merasa gerah jika harus mengenakan celana panjang seharian.

Dikatakan para murid, sebenarnya ide mengenakan rok justru datang dari sang kepala sekolah, walau saat itu Beliau hanya bercanda. Ketika para siswa protes bahwa siswi diperbolehkan memperlihatkan kaki dengan mengenakan rok, kepala sekolah—tanpa maksud serius—mempersilakan mereka pakai rok jika mereka mau.

Dalam penjelasan dengan media, Aimee Mitchell, Kepala Sekolah Isca Academy, mengatakan bahwa celana pendek "bukan bagian" dari seragam sekolah.

"Kami menyadari beberapa hari terakhir sangat panas dan kami berupaya sepenuhnya agar para murid dan staf tetap nyaman. Namun, celana pendek bukan bagian dari seragam kami untuk para murid laki-laki. Dan saya tidak ingin membuat perubahan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan para murid dan keluarganya," jelas Aimee.

Dari sekitar 50 anak yang melakukan protes, beberapa di antaranya memberi opini mengenai bagaimana rasanya mengenakan rok. Ada yang berpendapat "cukup menyegarkan", yang lain mengatakan "anginnya sejuk".

Rok tartan seragam ini mereka dapatkan dari saudara, teman, maupun pacar mereka. Namun, tidak semua bisa pas. Beberapa murid laki-laki yang jangkung roknya menjadi terlalu pendek ketika dipakai. Mereka pun akhirnya membeli pencukur bulu kaki dalam perjalanan menuju sekolah.

Ironisnya, walau temperatur di Exeter telah turun ke sekitar 20°C, sejumlah siswa mengatakan mereka telah menikmati "kebebasan" yang didapat dari rok, sehingga mereka berpikir untuk tetap mengenakannya.