Secuplik Riwayat

Prahara Sunda Kelapa, Fatahillah dan Kontoversi Sejarah Jayakarta

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Jumat, 22 Juni 2018
Prahara Sunda Kelapa, Fatahillah dan Kontoversi Sejarah Jayakarta

pelabuhan sunda kelapa tempo dulu. (Foto/ Dokumen Istimewa)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

AWAL Abad ke-16, seorang Ulama Muda asal Samudera Pasai bernama Fatahillah baru saja pulan dari Mekkah. Kepulangannya dari tanah suci membawa sedikit kebencian kepada bangsa Portugis. Kenapa tidak, tanah kelahirannya di Aceh dibuat berantakan oleh bangsa tersebut.

Sebelum berlayar ke negeri Arab, Fatahillah atau Falatehan sudah tahu bahwa kerajaan Samudera Pasei sangat berhubungan baik dengan kerajaan Demak di Jawa. Sehingga ia berpikir, jika kelak tidak bisa masuk ke tanah kelahirannya maka akan datang ke Demak.

Ilustrasi Gedung Fatahillah. (Foto/ Istimewa)
Ilustrasi Gedung Fatahillah. (Foto/ Istimewa)

Pada masa itu hanya ada tiga kekuatan Islam yang tumbuh dan berkembang di tanah Jawa, yaitu Demak, Banten, dan Cirebon, di wilayah Utara Jawa Barat. Setelah dipertimbangkan Fatahillah memilih singgah lebih dulu di kerajaan Cirebon sebelum ke kerajaan Demak, sebab kerajaan ini dianggap paling aman. Kekuasaan Portugis di wilayah ini kurang kuat.

Seperti dilansir dari sejarahri, Fatahillah berhasil menyusup ke Cirebon. Di sana kala itu ajaran Islan sudah cukup populer berkat pengaruh Sunan Gunung Jati dan Syekh Siti Jenar. Kehadiran Fatahillah tentu saja menambah semangat perjuangan Cirebon.

Setelah cukup lama menyebarkan agama Islam di Jawa Barat, akhirnya Fatahillah sampai juga ke kerajaan Demak. Karena memiliki kharisma yang kuat, ia ditunjuk untuk memimpin serangan ke Sunda Kelapa, kota pelabuhan terpenting bagi kerajaan Hindu, Pajajaran (Bogor).

Figur yang bagus membuat Fatahillah memiliki banyak jaringan dengan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Sultan Trenggana juga memberikan persetujuan terhadap rencana Fatahillah untuk mengusir Portugis yang bercokol di tanah Sunda atau Sunda Kelapa.

Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan dari Demak, Cirebon dan Banten, di bawah pimpinan Fatahillah berhasil merebut Banten. Kelak tanggal 22 juni dijadikan sebagai hari jadi kota Jakarta. Fatahillah kemudian mengganti nama Bandar kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti kejayaan dan kesejahteraan, atau kemenangan yang sempurna.

Kebetulan para pelaut bangsa Eropa sering menyebut Bandar ini dengan Yacarta, dan penduduk setempat menyebutnya dengan Jakarta. Namun pengamat sejarah Prof. DR. Ayatrohaedi, nama Jakarta adalah pilihan Sunan Gunung Jati, penguasa Caruban (Cirebon) sebagai atasan Fatahillah, yang menjadi panglima pasukan gabungan itu.

Seiring berjalannya waktu, muncul lagi pendapat baru tentang sejarah Jakarta. Tokoh sekaligus Budayawan Betawi, Ridwan Saidi pasukan gabungan Kesultanan Demak dan Cirebon tidak hanya memerangi bangsa Portugis, tetapi juga membantai penduduk asli Sunda Kelapa, yakni orang-orang Betawi.

Penulis buku Profil Orang Betawi: Asal-Muasal, Kebudayaan, dan Adat-Istiadatnya yang diterbitkan tahun 1997 ini juga menentang klaim Fatahillah yang selama ini dipercaya sebagai orang yang mencetuskan nama Jayakarta untuk menggantikan Sunda Kelapa.

"Nama Jayakarta sudah ada sejak lama. Ada desa di Karawang yang namanya Jayakerta yang merupakan wilayah budaya Betawi. Itu sudah ada sejak zaman Siliwangi," tandas Ridwan Saidi dilansir dari Tirto. (*)

#Pelabuhan Sunda Kelapa #Pangeran Jayakarta #Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman
Kehadiran Pramono dan Rano tersebut karena meyakini acara Jakarta Bersholawat di momen Maulid Nabi Muhammad SAW dapat menumbuhkan rasa cinta dan keteladan terhadap Nabi Muhammad di tengah-tengah masyarakat Jakarta.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman
Berita Foto
KAI Dapat PSO Rp 5,8 T untuk Subsidi Tiket LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek Tahun 2026
Rangkaian LRT Jabodebek melintasi jalur Stasiun Dukuh Atas di Kawasan Setiabudi, Kuningan, Jakarta, Sabtu (6/9/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 06 September 2025
KAI Dapat PSO Rp 5,8 T untuk Subsidi Tiket LRT Jabodebek dan KRL Jabodetabek Tahun 2026
Berita Foto
Menilik Konservasi Tugu Pancoran Simbol Kemajuan Dirgantara Indonesia di Kota Jakarta
Suasana petugas menyelesaikan perbaikan saat konservasi Monumen Patung Dirgantara atau Patung Pancoran di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (6/9/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 06 September 2025
Menilik Konservasi Tugu Pancoran Simbol Kemajuan Dirgantara Indonesia di Kota Jakarta
Berita Foto
Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025
Bus Transjakarta melintas dekat proyek galian pipa limbah di jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jum'at (5/8/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 05 September 2025
Potret Galian Pipa Limbah di Jalan TB Sumatupang Jaksel Ditargetkan Rampung Desember 2025
Indonesia
Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) menyatakan sekitar 65 persen penyebab kebakaran di DKI Jakarta karena masalah pemeliharaan kabel listrik.
Wisnu Cipto - Kamis, 04 September 2025
Gulkarmat: 65% Kasus Kebakaran di Jakarta Akibat Masalah Kabel Listrik
Indonesia
Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal
Kondisi Jakarta kini sudah kembali normal pasca demo. Banyak warga yang sudah menjalankan aktivitasnya. Namun, sebagian perkantoran menerapkan WFH. Lalu, sekolah juga menerapkan pembelajaran daring.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Potret Kondisi Jakarta Pasca Demo, Warga Sudah Kembali Beraktivitas Normal
Indonesia
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Alasan pencabutan kebijakan WFH itu karena situasi dan aktivitas di Jakarta saat ini sudah berjalan dengan normal
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Indonesia
Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025
Transjakarta mengenakan perjalanan masyarakat dengan tarif Rp 1 hingga 7 September 2025, seperti ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 September 2025
Hari Ini Transjakarta Kerahkan 4.907 unit Angkut Penumpang, Tarif Masih Rp 1 Sampai 7 September 2025
Indonesia
Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov
Demo yang berlangsung selama sepekan itu sempat memicu kerusuhan dan pengerusakan sejumlah fasilitas publik.
Wisnu Cipto - Senin, 01 September 2025
Kerugian Demo di Jakarta Capai Rp 55 M, Ini Rinciannya Versi Pemprov
Indonesia
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Satuan pendidikan yang berada dekat dengan lokasi unjuk rasa atau terkendala akses atau adanya permohonan dari orang tua/wali murid, diperkenankan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Sekolah Ditargetkan Kembali Lancar di Rabu, 3 September 2025
Bagikan