Prabowo Terapkan 'Old Fashion Diplomacy' Sikapi Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem
Sekjen PPP Arsul Sani (MP/Fadhli)
Merahputih.com - Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani menilai calon presiden Prabowo Subianto menerapkan 'old fashion diplomacy' dalam menyikapi pemindahan Kedutaan Besar Australia di Israel ke Yerusalem.
Menurut Arsul, pernyataan Prabowo bahwa pemindahan Kedubes Australia di Israel ke Yerusalem adalah kedaulatan dan kewenangan Australia sepenuhnya hanyalah melihat prinsip-prinsip hubungan internasional secara normatif saja.
"Melihat sisi hubungan internasional secara normatif saja adalah bentuk diplomasi yang sudah lama ditinggalkan oleh banyak negara. Pak Prabowo tampaknya berpikir dengan model 'out of date diplomacy'. Itu 'old fashioned diplomacy'," kata Arsul dalam pernyataan tertulis, Sabtu (24/11).
Arsul mengatakan dalam praktik hubungan internasional banyak negara yang tidak lagi berpaku pada aspek normatif saja dengan menyatakan bahwa suatu sikap negara adalah kedaulatan dan kewenangan negara itu sendiri.
"Australia sendiri termasuk negara yang tidak membatasi diri pada kerangka normatif saja dalam politik luar negerinya," kata Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin itu.
Arsul memberi contoh sikap pemerintah Australia terkait dengan eksekusi mati dua warga Australia dalam kasus narkotika Bali Nine. Juga ketika terungkap adanya penyadapan terhadap Presiden SBY oleh intelijen Australia.
Belum lagi peran aktif Australia mengirimkan pasukan tempurnya dalam koalisi yang dipimpin AS ke beberapa negara yang sedang diperangi.
Bahkan dalam isu hukuman mati di Rancangan KUHP yang saat ini masih dibahas, Arsul yang juga anggota Panja RKUHP merasakan adanya upaya memengaruhi dari Australia.
"Ini semua menunjukkan bahwa prinsip normatif dalam hubungan diplomatik antarnegara tidak lagi bisa dipegang dengan kaku, terutama ketika sudah menyangkut kepentingan nasional dan internasional suatu negara," tuturnya.
Karena itu, menurut Arsul sebagaimana diwartakan antara, langkah diplomasi yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi-JK via Menlu Retno Marsudi yang memprotes pemindahan Kedubes Australia di Israel ke Yerusalam bukan hal yang salah dalam praktik diplomasi dalam hubungan internasional saat ini.
"Bahkan itulah yang benar dalam konteks kepentingan nasional dan internasional Indonesia. Faktanya mayoritas mutlak rakyat Indonesia mendukung Palestina dan mayoritas negara-negara Islam juga berharap Indonesia selalu berperan aktif dalam diplomasi Palestina," ujar Arsul.
Arsul berharap Prabowo tidak menyuarakan pandangan yang melukai rakyat Palestina dan juga meninggalkan aspirasi mayoritas rakyat Indonesia terkait soal Yerusalem sebagai satu isu sentral dalam membantu perjuangan rakyat Palestina. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Prabowo hingga Pejabat Diminta Berkantor Sementara di Sumatra, Komisi XI DPR: Kehadiran Presiden Jadi Faktor Kunci
Pemulihan Infrastruktur Aceh, Prabowo Cek Langsung Pemasangan Jembatan Bailey
Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Aceh, Bongkar Taktik Penanganan Banjir Terkini
Prabowo Kembali Landing di Tanah Rencong, Pastikan Bantuan Logistik Tepat Sasaran
Lepas Atlet Indonesia ke SEA Games 2025, Prabowo Janjikan Bonus Rp 1 Miliar untuk Peraih Emas
Momen Presiden Prabowo Subianto Tinjau Jembatan Pantai Dona Pasca Banjir Bandang di Aceh
Momen Presiden Prabowo Subianto Tiba di Bandara Raja Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara
Prabowo Minta Percepatan Pembangunan Jembatan Penyeberangan untuk Pelajar di Daerah
Prabowo Subianto Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tenang dan Mampu Bertahan dari Gempuran Perang Dagang
Ketika Video Anak Sekolah Menyeberangi Sungai Bikin Presiden Prabowo Batalkan Janji Libur Akhir Pekan