Prabowo Harusnya Berkaca dari Megawati yang Pernah Diinteli Tapi Tak Pernah Teriak

Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno menyampaikan pidato kebangsaan bertajuk 'Indonesia Menang' di Jakarta (MP/Ponco Sulaksono)
Merahputih.com - Politisi PDI Perjuangan Charles Honoris menyebut pidato 'Indonesia Menang' oleh Prabowo Subianto mengandung banyak ilusi yang dipengaruhi oleh sejarah masa lalunya. Salah satunya adalah ketika Prabowo menyatakan intelijen jangan mematai-matai mantan Presiden, mantan Ketua MPR dan tokoh-tokoh lain.
Anggota Komisi I DPR Itu bercerita bagaimana Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, seorang perempuan yang sudah kenyang diinteli dan dibatasi ruang geraknya karena menjadi oposan Soeharto. Megawati saat itu tidak pernah teriak-teriak tentang apa yang di derita saat itu.
"Prabowo harus ingat sekarang sudah era reformasi dan keterbukaan. Setiap orang yang merasa diinteli bisa menempuh jalur hukum jika mendapat perlakuan sewenang-wenang/tidak sesuai prosedur oleh aparat negara," kata Charles Honoris kepada awak media di Jakarta, Selasa (15/1).

Charles mengatakan, Prabowo seharusnya paham bahwa intelijen negara saat ini tidak seperti era Soeharto, dimana dia sebagai salah satu petinggi ABRI sekaligus menantu presiden menjadi bagian di dalamnya.
Sejarah mencatat, di era Soeharto, Prabowo bukan hanya telah menginteli, tetapi juga terbukti bertanggung jawab terhadap penculikan para aktivis yang sebagian masih hilang hingga sekarang.
"Lah, ini ada seorang jenderal yang justru pernah menjadi pelaku pada rezim otoriter dulu, sekarang malah berteriak-teriak 'jangan intelin' rekan-rekannya, yang sebagiannya juga adalah jenderal. Ini kan lucu. Terlebih Prabowo tidak menunjukkan bukti apa-apa bahwa rekan-rekannya itu telah diinteli," jelasnya.
Apalagi, Prabowo dan partai yang dipimpinnya mempunyai fraksi di DPR yang bisa melakukan pengawasan terhadap kerja-kerja aparat negara. "Jadi jangan dibayangkan sekarang seperti era Orba dulu, di mana presiden dan menantu kompak membungkam suara-suara kritis," ucap Charles Honoris. (Fad)
Bagikan
Berita Terkait
Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya

Prabowo Jadi Saksi Penyerahan Uang Sitaan Korupsi Rp 13,2 T dari Wilmar Group CS ke Negara

Jam 12 Siang, BEM UI Bergerak ke Jakarta Tagih Janji Kampanye Prabowo-Gibran

1 Tahun Prabowo Berkuasa, YLBHI Soroti Ruang Demokrasi Kian Menyempit

Demo 1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Warga Diimbau Jauhi Istana Negara, DPR dan Gedung Danantara

Prabowo Jadikan WNA Bos BUMN, Pengamat: Bukti Kualitas Pejabat BUMN Sekarang Tidak Kompeten

Menteri Bahlil Mengaku Tiap Dipanggil Prabowo Selalu Kena Tegur

Jawa Timur Paling Puas, Maluku - Papua Paling Kritis terhadap Pemerintahan Prabowo - Gibran

Luruskan Miskomunikasi, Kemendagri Pastikan Pembangunan Aula Prabowo Subianto di Sekolah Teologi Wamena Segera Dilakukan

Ultah Ke-74 Prabowo Dapat Kado Spesial Berupa Pujian 'Manis' dari Jokowi di UGM!
