Populasi Keledai Terancam Akibat Permintaan untuk Pengobatan Tradisional

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 01 Desember 2021
Populasi Keledai Terancam Akibat Permintaan untuk Pengobatan Tradisional

Populasi kedelai terancam. (Foto: Unsplash/Anthony Rae)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEKITAR lima juta keledai disembelih setiap tahunnya untuk memenuhi permintaan ‘eijao’ atau obat tradisional berbasis gelatin. Jika tren ini terus berlanjut, lebih dari setengah keledai di seluruh dunia bisa dibunuh selama lima tahun ke depan.

Tekanan yang dilakukan pengobatan tradisional Tiongkok pada hewan liar sudah diketahui. Selama bertahun-tahun, pertumbuhan permintaan untuk pengobatan tradisional Tiongkok telah tumbuh secara substansial. Hal ini menempatkan spesies hewan liar seperti harimau pada risiko kepunahan.

Baca Juga:

Cara Menjaga Kebersihan Gigi Anjing Agar Tetap Sehat

keledai
Kebutuhan kedelai sebagai bahan pengobatan meningkat. (Foto: Unsplash/Ts Sergey)

Populasi keledai di Brasil telah menurun sebesar 28% sejak 2007, tanpa alasan yang jelas. Di negara-negara lain dengan populasi besar, seperti Botswana dan Kirgistan, populasi telah turun lebih banyak lagi, masing-masing sebesar 37% dan 53%. Tidak ada alasan untuk hal ini. Sebaliknya, alasannya dapat ditemukan di Tiongkok , di mana populasi keledai telah turun sebanyak 76% sejak tahun 1992.

Kulit keledai digunakan untuk membuat jenis gelatin untuk bahan utama ‘eijao’. ‘Eijao’ telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun. Kulit itu dipercaya dapat menyembuhkan sakit seperti anemia dan sirkulasi darah yang buruk.

Konsumsi eijao telah meningkat secara signifikan karena semakin banyak penduduk Tiongkok yang mampu membelinya. Hal ini menyebabkan Tiongkok tidak mampu memasok keledai yang cukup atau memenuhi permintaan keledai yang banyak.

Akibatnya mereka mencari ke negara lain seperti di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia Tengah. Menurut sebuah laporan baru-baru ini oleh tempat perlindungan Keledai, praktik ini menghancurkan populasi keledai di seluruh dunia, dan berkontribusi menciptakan krisis keledai terbesar yang pernah ada.

Baca Juga:

Studi Ilmiah Bertahun-tahun Temukan Spesies Ikan Baru

keledai
Kedelai mengalami siksaan sebelum dijadikan obat. (Foto: Unsplash/Florian Giorgio)

Praktek ini juga sangat brutal karena banyak keledai termasuk kuda betina yang sedang bunting dan anak kuda diambil. Bahkan menurut beberapa laporan, dicuri dari masyarakat yang bergantung pada hewan ini untuk mata pencaharian mereka.

Keledai sering diangkut melalui perjalanan yang panjang dengan cara yang kejam, tanpa diberikan makanan atau air. Anggota badan yang patah adalah pemandangan umum dalam perjalanan ini, dan sekitar 20% hewan bahkan tidak pernah sampai ke tujuan.

Keledai-keledai yang sampai ke tempat tujuan biasanya diseret pada bagian telinga dan ekor mereka. Seringkali mereka sampai dengan anggota badan yang terputus dan langsung dibawa untuk disembelih. Kulit mereka dipisahkan dan digunakan untuk membuat gelatin. Masalah ini bertambah parah karena fakta bahwa keledai sangat lambat dalam hal bereproduksi.

Daftar Obat Herbal Tiongkok (RCHM) di Inggris mengatakan sangat mengutuk praktik tersebut dan percaya itu tidak etis dan tidak diperlukan dalam pengobatan Tiongkok modern. Di Inggris sangat ilegal bagi praktisi herbal untuk meresepkan produk hewani. Mereka menganjurkan alternatif berbasis tanaman atau penggunaan daging sapi, babi atau gelatin ayam sebagai suplemen makanan sebagai gantinya. (Tel)


Baca Juga:

Kenalkan Anak Bulu dan si Kecil, Ikuti Langkah-Langkah Ini

#Hewan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Bantah Pakan Harimau Ragunan Dibawa Pulang, Pramono: Ada Petugas yang Bertanggung Jawab
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membantah soal pakan harimau Ragunan dibawa pulang. Ia mengatakan, ada petugas khusus yang bertanggung jawab.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Bantah Pakan Harimau Ragunan Dibawa Pulang, Pramono: Ada Petugas yang Bertanggung Jawab
Indonesia
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Gubernur juga menjanjikan sewa gratis dan layanan klinik hewan untuk para pedagang yang bersedia direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Indonesia
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang per perjalanan dengan tarif tertentu untuk berkeliling
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Indonesia
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Babi yang sebelumnya sempat pingsan kini sudah pulih sepenuhnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Bagikan