Politikus PDIP Rasakan Intimidasi Dalam Pemilu 2024

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning. (Foto: Ponco)
MerahPutih.com - Pemilu 2024 ini, dirasakan kader PDI Perjuangan penuh dengan tantangan dan adanya dugaan aparat yang melakukan intimidasi pada proses demokrasi yang tengah berlangsung.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning meminta kepada semua kader partai Banteng untuk melawan kecurangan dan intimidasi yang dilakukan sejumlah oknum jelang Pemilu 2024.
Baca Juga:
Debat Cawapres Nanti Malam, PDIP: Mahfud MD Akan Tampilkan Wajah Ekonomi Kerakyatan
Tjiptaning membeberkan kecurangan dan bentuk intimidasi yang dirasakan PDIP terjadi di Jawa Timur dan Tangerang.
"Para caleg-caleg provinsi di Jawa Timur, tanya Mbak Yayuk (Ketua DPP Bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak PDIP Sri Rahayu), sudah didatengi para aparat ya," ujarnya saat mengisi diskusi publik bertajuk 'Perempuan Jaga Demokrasi: Ibu (kembali) Bersuara Tegakkan Demokrasi' di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, akhir pekan ini, (22/12).
Sementara kecurangan yang terjadi di Tangerang, kata Tjiptaning, ada oknum aparat menurunkan baliho PDIP, namun membiarkan baliho partai lain terpasang.
"Di daerah Tangerang, anak saya kebetulan caleg. Masak disuruh turunin baliho PDI Perjuangan aja, partai lain tidak. Saya bilang pasang lagi kalau perlu saya tangani polisi itu," ujarnya.
Ia menegaskan, para kader Banteng harus siap melawan, jangan mau diintimidasi oleh oknum manapun. Ia mencontohkan, dirinya bahkan turun tangan mengatasi masalah intimidasi tersebut.
"Gue yang tanganin di situ langsung. Saya tunggu dipasang, kalau lu ngga pasang lagi lu ribut ama gua," tegasnya disambut riuh tepuk tangan kader.
Perempuan yang karib disapa Mba Ning ini, menegaskan, demokrasi yang berjalan saat ini merupakan hasil perjuangan para pahlawan Reformasi.
Ia mengenang sejumlah peristiwa besar akan lahirnya demokrasi Indonesia, salah satunya peristiwa 27 Juli 1996 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kudatuli.
Sebagai informasi, peristiwa tersebut merupakan momen penting terbentuknya PDIP yang menjadi simbol perlawanan terhadap rezim Orde Baru.
"Gara-gara 27 Juli, 27 Juli itu cikal bakal demokrasi," imbuhnya.
Menurut anggota Komisi VII DPR RI ini, jika Kudatuli tak terjadi, maka tidak akan ada Reformasi dan demokrasi tak seperti yang dirasakan sekarang ini.
"Kalau tidak ada Reformasi, tidak ada anak buruh jadi bupati, anak petani jadi gubernur, tukang kayu jadi presiden yaitu Jokowi," katanya. (Pon)
Baca Juga:
Sekjen PDIP: Indonesia Tidak Boleh Dipimpin Pelaku Penculikan
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

MKGR Ingin Kuasai Seluruh Dapil Pileg Jakarta, Mulai Siapkan Figur

Surat Suara Bekas Pemilu 2024 Laku Dijual Rp 210 Juta dalam Lelang Daring

Ribka Tjiptaning Minta Pelaku Kecurangan Pileg 2024 Diproses Hukum

Sidang Promosi Doktor, Hasto Singgung Abuse Of Power yang Terjadi di Pilpres 2024
Bahagia Diundang PKB, Prabowo Singgung Dulu Pilpres Beda Sekarang 1 Barisan

DKPP akan Luncurkan IKEPP 24 Oktober 2024
Artis Jadi Ketua Tim Sukses Pilkada Hanya Buat Naikkan Popularitas

Anggota DPR Terpilih 8 Dapil Mundur, 2 Orang karena Meninggal

Suka Cita Rayakan Pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029
