Politikus PDIP DKI Tolak Wacana Dishub Hapus Transjakarta Blok M-Kota
Bus TransJakarta. (Foto: MerahPutih.com/Didik)
MerahPutih.com - Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo menolak wacana Dinas Perhubungan (Dishub) DKI menghapus rute Transjakarta Koridor 1 Blok M-Kota Tua.
Rencana itu digaungkan karena bersinggungan dengan rute Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Lebak Bulus-Kota Tua yang direncanakan mulai beroperasi pada 2029. Langkah itu pula dianggap mampu menciptakan efisiensi pengelolaan dana Publik Service Obligation (PSO) atau subsidi.
Ia mengatakan, pangsa TransJakarta dan MRT Jakarta jelas tidak sama. Meski nanti rutenya bersinggungan. Bila rute tersebut dihapuskan, otomatis menambah beban tarif pengguna TransJakarta menjadi pengguna MRT yang penghitungannya didasarkan jarak tempuh.
Baca juga:
TransJakarta memberlakukan tarif tetap sebesar Rp 3.500 per penumpang. Penumpang yang berpindah bus dan rute di dalam halte yang terintegrasi tidak akan dikenai biaya tambahan.
Sedangkan tarif MRT berbeda setiap stasiun. Misalnya, penumpang naik dari Stasiun Lebak Bulus dan turun di Blok M maka dikenai tarif sebesar Rp 8.000. Sementara jika naik dari Lebak Bulus dan turun di Bundaran HI, dikenakan tarif sebesar Rp 14 ribu.
"Klaim efisiensi PSO, menurut saya justru tidak relevan mengingat akan terjadi migrasi pengguna TransJakarta ke MRT. Justru jumlah PSO MRT akan meningkat akibat penghapusan rute TransJakarta yang notabenenya secara tarif jauh lebih murah," ucapnya, Rabu (25/12).
Baca juga:
Dishub Tegaskan Rute TransJakarta yang Dilalui MRT Tak Dihapus, Hanya Mengubah Rute
Seharusnya, kata Rio, Pemprov DKI melakukan kajian strategis terlebih dahulu agar PSO yang disalurkan dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Jakarta. Tentu hal itu agar warga tidak merasa dirugikan, karena anggaran dana PSO bersumber dari warga DKI.
"Jangan sampai PSO yang dibayarkan oleh pajak warga DKI ini justru merugikan warga DKI. Artinya harus cermat dan tepat dalam menggunakan pendekatan penanganan kontrak ini, pemetaannya harus kuat dan akurat," ucapnya.
Untuk itu, Pemprov DKI harus lebih bijak lagi dalam merencanakan sebuah keputusan untuk menghapus rute TransJakarta Koridor 1 Blok M-Kota Tua.
"Kesimpulannya untuk menjatuhkan kebijakan harus menyentuh aspek yang menyeluruh, utuh, dan menyatu," tambah Rio.
Baca juga:
Dishub DKI Gratiskan Transjakarta, MRT, dan LRT saat Perayaan Malam Tahun Baru
Selain itu, Rio mengimbau agar Pemprov memprediksi dampak kemacetan yang akan terjadi apabila rute TransJakarta Koridor 1 Blok M-Kota Tua benar-benar dihapus. Sebab rute tersebut banyak mencakup berbagai kalangan dan lapisan masyarakat.
"Dampak kemacetan karena hilangnya rute TransJakarta Blok M-Kota Tua ini juga harus dipikirkan oleh Pemprov DKI, mengingat rute ini termasuk rute yang meliputi semua kalangan, dan berbagai lapisan masyarakat," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kenaikan Tarif Transjakarta Jangan Beratkan Warga, DPRD Minta Audit Efisiensi Terlebih Dahulu
TransJakarta Arah Monas Dialihkan Imbas Demo Guru Madrasah, Halte Balai Kota & Gambir Tutup
Pramono Pertimbangan Masukan Netizen Terkait Kenaikan Tarif Transjakarta
Subsidi TransJakarta Bikin Pemprov DKI Boncos, Tarif Baru Sedang Dikaji
Pemprov Jamin Tarif Baru TransJakarta Tetap Lebih Murah dari Daerah Lain, Masih di Bawah Rp 5.000
21 Tahun Beroperasi Tarif TransJakarta Naik Baru Sekali, Segini Ongkos Riilnya Tanpa Subsidi
Kenaikan Tarif Transjakarta Ibarat 'Pil Pahit' yang Wajib Ditelan Demi Bus Listrik dan Layanan Lebih Canggih
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dalam Tahap Kajian, Dishub Belum Bisa Pastikan Waktu yang Tepat
Transjakarta Bakal Tambah 300 Armada Bus Listrik Demi Jakarta Bebas Polusi di Tengah Isu Kenaikan Tarif
Transjakarta Modifikasi Rute 2F dan 8D, Simak Daftar Lengkap Agar Tidak Salah Naik dan Terjebak Kemacetan