PM Italia Mundur Tapi Ditolak Presiden
Perdana Menteri Italia Mario Draghi berfoto dengan Presiden Indonesia Joko Widodo saat Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Guglielmo Mangiapane/rwa/c
MerahPutih.com - Perdana Menteri Italia Mario Draghi pada Kamis (14/7), mengajukan pengunduran diri setelah adanya kekisruhan politik yang bisa membuat pemerintahan persatuan nasional jatuh setelah mereka berkuasa kurang dari 18 bulan.
Draghi mengumumkan akan mundur setelah partai koalisi Gerakan Bintang 5 tidak berhasil menopang dia dalam pemungutan suara soal kepercayaan terhadap rencananya menangani lonjakan harga berbagai kebutuhan.
Baca Juga:
Gelombang Panas Picu Kebakaran di Eropa
"Koalisi persatuan nasional pendukung pemerintahan ini sudah tak ada lagi," katanya.
Draghi (74), yang adalah mantan kepala Bank Sentral Eropa (ECB), menjabat perdana menteri sejak Februari 2021. Ia mendatangi Istana Quirinale di Roma untuk bertemu dengan Mattarella.
Namun, Mattarella mendesaknya agar mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Presiden meminta Draghi untuk berbicara dengan parlemen guna mendapat gambaran yang lebih jelas soal situasi politik. Draghi diperkirakan akan muncul di parlemen Rabu depan (20/7).
Sebelum itu, ia kemungkinan akan melanjutkan rencana untuk mengunjungi Aljazair, negara penting pemasok gas, pada Senin (18/7) dan Selasa (19/7), kata beberapa sumber di kalangan politik.
Ada beberapa pilihan yang bisa diambil Presiden Mattarella (81 tahun) dalam menyikapi pengunduran diri Draghi dengan membujuk Draghi untuk membentuk pemerintahan baru, mencari pemimpin sementara yang akan membimbing Italia menuju pemilihan tahun depan, atau menyelenggarakan pemilihan dini.
Partai-partai politik Italia mengalami perpecahan menyangkut berbagai masalah, seperti lonjakan biaya hidup serta langkah untuk menanggapi invasi Rusia ke Ukraina.
Perpecahan itu memburuk terkait pendekatan menjelang pemilihan umum, yang dijadwalkan berlangsung pada semester pertama 2023.
Draghi, adalah perdana menteri keenam Italia dalam satu dasawarsa terakhir ini, dipuji atas langkah-langkahnya membantu mengarahkan Italia dalam menangani krisis akibat virus corona. Sosoknya telah membantu Italia memiliki lebih banyak pengaruh di panggung internasional.
Gelombang inflasi tinggi, kenaikan harga pangan dan krisis pasokan energi tengah melanda Eropa. Kondisi ini membuat bank sentral di berbagai negara naikkan suku bunga. (*)
Baca Juga:
Komisi Eropa Nyatakan Ukraina sebagai Calon Anggota EU
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Gennaro Gattuso Sangat Percaya Diri Italia Lolos, Waspada Kekuatan Fisik Irlandia Utara
Kalah dari Norwegia, Gagal Lolos Piala 3 Kali Beruntun Hantui Italia di Babak Play Off
Italia Keok di Kandang, Norwegia Lolos Piala Dunia Setelah 28 Tahun dapat Ucapan Selamat dari FIFA
Italia Kalahkan Moldova 2-0, Jaga Asa Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026 Meski Harus Cetak 9 Gol ke Gawang Norwegia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Bentrok Pecah saat Warga Italia Mogok Tuntut Pemeritahan Tegaskan Sikap atas Gaza
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Nasib Pemain Serie A di Ujung Tanduk! Gaji Bakal Dipotong Jika Timnya Degradasi
Transformasi Sang Badak, Harapan Italia Akhiri Kutukan Gagal Lolos Piala Dunia
Era Baru Gli Azzurri Segera Dimulai! Gennaro Gattuso Resmi Jadi Nahkoda Timnas Italia