PKS Minta Jaringan Pelaku Penganiayaan Tokoh Ulama di Jabar Dikuak


Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) DPP PKS Al Muzzammil Yusuf. Foto: PKS
MerahPutih.com - Ketua Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) DPP PKS Al Muzzammil Yusuf meminta aparat segera menguak jaringan pelaku penganiayaan sejumlah tokoh ulama yang terjadi akhir-akhir ini di Jawa Barat.
Muzzammil secara tegas mendesak aparat sesegera mungkin mengungkap jaringan pelaku sehingga motif pelaku pengeroyokan para ulama di Jabar yang terjadi berturut-turut dapat segera diketahui, apakah benar pelaku memiliki gangguan kejiwaan atau memiliki motif lainnnya.
"Kita apresiasi penangkapan pelaku tetapi ungkap apa benar pelaku gila? Jangan sampai jadi modus di daerah lain. Pengeroyokan ustaz dan ulama di wilayah Jawa Barat sudah meresahkan masyarakat terutama para pemuka agama Islam," ujar Muzzammil seperti dilansir Antara.
Menurut dia, jika aparat lamban dalam mengungkap tabir dari peristiwa pengeroyokan ulama ini, bukan tidak mungkin korban akan terus bertambah di masa mendatang.
Ia mengingatkan aparat terkait peristiwa beberapa waktu silam seperti dukun santet dan kasus kolor ijo.
Politisi PKS asal Lampung ini menilai selama ini kepolisian sangat responsif dengan kasus terorisme dan cepat mengungkap jaringannya.
Untuk itu, Muzzammil yakin, jika aparat serius, maka teror terhadap para ustadz dan ulama juga bisa diungkap dengan cepat.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher mengaku prihatin dengan wafatnya anggota Komando Brigade PP Persis Prawoto yang dianiaya oleh seseorang berinisial AM (45) menggunakan potongan pipa besi.
"Sudah pasti saya prihatin dan berbela sungkawa terhadap dua tokoh yang dianiaya dan salah satunya meninggal," kata Ahmad Heryawan, di Gedung Sate Bandung, Jumat (2/2).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Barat ini meminta kepada masyarakat untuk menjaga emosi terkait kasus penganiayaan dua tokoh agama yang terjadi di Kabupaten Bandung.
Terlebih dahulu dalam dua minggu terakhir terjadi dua kasus penganiayaan terhadap tokoh agama, yakni pertama terhadap KH Umar Basri, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hidayah, Kabupaten Bandung.
Sedangkan peristiwa yang kedua adalah anggota Komando Brigade PP Persis Prawoto dianiaya oleh seseorang berinisial AM (45) menggunakan potongan pipa besi hingga menyebabkan meninggal dunia.
PP Persis menyerahkan sepenuhnya proses hukum pelaku penganiayaan berinisial AM (45) terhadap salah satu kader terbaiknya yakni Komandan Brigade Persis, Prawoto, kepada pihak kepolisian.
"Walapun kita sangat sedih, tidak boleh ada tindakan di luar hukum. Kita ikuti aturan negara untuk kedamaian dan keamanan," ujar Ketua Majelis Penasihat PP Persis, Maman Abdurrahman, di Mapolrestabes Kota Bandung, Jumat (2/2).
Sebelumnya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas meminta polisi mengungkap motif penganiayaan terhadap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka, Bandung, KH Umar Basri.
Robikin mengajak semua pihak untuk terus mengembangkan Islam moderat dan toleran yang telah terbukti mampu menjaga harmoni kehidupan sosial dalam wadah NKRI.
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Demi Tanah Abang Bangkit, Fraksi PKS Desak Pemprov DKI Jadikan Prioritas di RPJMD

Abdul Kharis Almasyhari Jadi Ketua Fraksi PKS DPR

Polemik Visa Haji Furoda 2025, PKS Minta Pemerintah Ambil Kuota Negara Lain

PKS Siap Transformasi Jadi Partai Lebih Inklusif dan Libatkan Generasi Muda

Presiden PKS Sapa Pendukung Anies, Berharap Turut Menangkan Pasangan RIDO

Soal Wacana Twin Cities, PKS Ingatkan Payung Hukum

Setahun Genosida, Fraksi PKS DPR: Terus Dukung Palestina dan Boikot Israel

Suswono Sebut PKS Tidak Pernah Mengkhianati Anies

PKS Ingin Pertemukan RK dengan Anies demi Suara 'Anak Abah'

Revisi UU Pilkada Batal, PKS: Sesuai Harapan Rakyat
