Petani Harapkan Harga Gabah Stabil di Rp 7.000 Per Kilogram


Menjemur gabah. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Badan Pangan Nasional mencatat, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani atau di sisi hulu saat ini mulai turun dari sebelumnya di atas Rp 8.000 per kg menjadi Rp 7.040 per kg pada Senin (4/3). Harga gabah yang tinggi selama ini dituduh membuat harga beras mahal di pasaran.
Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) berharap pemerintah menjaga harga gabah di tingkat petani tak anjlok saat panen raya yang berlangsung selama Maret-April 2024.
Baca juga:
"Di saat panen raya ini, KTNA berharap agar harga gabah tidak anjlok sehingga petani tidak rugi setelah mereka mengeluarkan ongkos produksi," kata Ketua KTNA Yadi Sofyan Noor dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/3).
Pemerintah harus mewaspadai dan menjaga kondisi harga gabah agar tidak anjlok. Pasalnya, para petani di sejumlah sentra sedang menggelar panen raya, sehingga kondisi gabah diperkirakan melimpah.
Ia berharap, harga gabah sebaiknya tetap stabil di angka Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, sehingga tidak merugikan petani yang sudah mengeluarkan ongkos produksi.
Selain itu, pemerintah fokus pada penyerapan panen raya dan memperkuat keterangan beras nasional sebagai langkah prioritas petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan dalam negeri.
Baca juga:
Jokowi Jamin Stok Beras Aman Jelang Ramadan
Hal senada dikemukakan Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat Entang Sastraatmaja. Di Jabar, kata Entang, rata-rata harga gabah berada di kisaran Rp 7.200 hingga Rp7.500 per kilogram.
Saat ini, tegas ia, adalah waktu yang tepat untuk bagi pemerintah untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP).
"Sebagian besar petani padi dalam menggarap usaha tani padi, berakhir dalam bentuk gabah, bukan beras. Itu sebabnya harga gabah harus tetap dijaga pada tingkat yang menguntungkan petani," katanya.
Dengan harga gabah Rp 7.000 per kg, petani merasa senang, sehingga pemerintah harus tetap menjaga agar harga gabah tidak turun.
"Inilah saat yang tepat untuk menghitung ulang HPP gabah," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya menyebut potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya pada Maret-April 2024 mencapai 8,46 juta ton. (*)
Baca juga:
300 Ribu Ton Beras dari Thailand dan Pakistan Perkuat Stok Bulog
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tinjau Pasokan Bahan Pokok di Pasar Nyanggelan Bali, Mendag Busan: Stok Cukup, Harga Terkendali

Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Dapat Pagu Anggaran Rp 40 Triliun, Mentan Teruskan Program Cetak Sawah Buat Swasembada Pangan

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Bantah Rumor Kelangkaan, Pramono Anung Pastikan Stok Pangan Aman Hingga Akhir Oktober

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
