Pesantren Tak Perlu Takut Suarakan Kebenaran Demi NKRI

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 18 Februari 2016
Pesantren Tak Perlu Takut Suarakan Kebenaran Demi NKRI

Mantan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar. (Foto: kemenag.go.id)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Nasional - Mantan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA mendukung upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang ingin mengungkap pesantren-pesantren terindikasi radikalisme.

Menurutnya, upaya untuk mengungkap pesantren terindikasi radikalisme itu adalah langkah antisipasi yang tepat. Pasalnya, bila hal itu ditutup-tutupi, akibat yang ditimbulkan akan sangat mengerikan. Tidak hanya aksi terorisme seperti teror bom Thamrin, Kuta, Marriot, dan lain-lain, tetapi bisa mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia juga yakin terkait keberadaan 19 pesantren terindikasi radikalisme, BNPT tidak sembarangan dalam mengungkapkan fakta, pasalnya ia menilai BNPT pasti punya data valid, apakah itu nama, kasus, saksi, dan lain-lain, sebelum membuka masalah itu. Kecuali tidak ada data, tentu langkah itu tidak boleh dilakukan. Menurutnya, era sekarang ini berbeda dengan Orde Baru. Sekarang harus terbuka dan jujur, tidak seperti dulu selalu ditutupi, tapi kenyataannya justru melenceng.

Oleh sebab itu, ia meminta pondok pesantren jangan takut menyuarakan kebenaran dalam mengantisipasi penyebaran paham radikalisme terorisme di Indonesia. Ini terkait adanya pesantren terindikasi paham radikalisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Menurut saya tidak boleh menutup-nutupi apa yang terjadi. Pesantren harus jujur. Kalau ada pesantren garis keras, katakan garis keras. Kalau ada santrinya yang terlibat, ya akui saja. Begitu juga Ormas Islam. Artinya pesantren itu tidak boleh menutup-nutupi sesuatu, tapi juga tidak boleh mengada-adakan sesuatu. Ungkapkan yang benar itu benar, dan salah itu salah," ujar Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA seperti siaran pers yang diterima MerahPutih.com, Kamis (18/02).

"Kalau tidak benar silakan pesantren yang disebutkan menyangkal, tetapi juga dengan data-data valid. Saya menilai apa yang terjadi kemarin sebenarnya karena ekspos media tertentu saja yang seolah-olah menjeneralisasi pesantren,"

"Jadi jangan coba-coba bila ada pesantren yang terkait radikalisme tetap menyangkal seolah-olah tidak. Begitu juga dengan pengurusnya tidak usah juga melindungi bila ada oknum di pesantren itu terlibat terorisme. Intinya, semua harus jujur, BNPT harus jujur, Kementerian Agama harus jujur, tidak boleh saling menutupi," tutur pria yang baru dikukuhkan menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal.

Lebih lanjut, Nasaruddin mengajak semua pihak untuk untuk tidak takut dalam mendukung pemerintah dalam pencegahan terorisme. Apalagi akhir-akhir ini, ancaman dan aksi terorisme sudah sangat terbuka, baik itu melalui media massa maupun media sosial. Upaya ini dinilainya sebagai langkah mulia demi menciptakan kehidupan yang damai, rukun, dan sejahtera.

"BNPT jangan takut mengungkap hal-hal seperti itu karena memang sudah menjadi domainnya dalam pencegahan terorisme yang penting didukung data lengkap dan valid. Boleh saja yang merasa tidak lalu melakukan klarifikasi atau bahkan menggugat kemana pun juga, sepanjang punya data otentik harus dihadapi," pungkasnya.

Baca juga:

  1. Meski Ada, Pesantren Terindikasi Radikal Tak Banyak
  2. "Indikator Pesantren Radikalisme Bisa Dilihat dari Pemimpin & Alumni"
  3. Ideologi Pancasila Mampu Selamatkan Generasi Muda dari 'Racun' Terorisme
  4. Jokowi: Warga Tidak Pernah Takut Melawan Terorisme
  5. Indonesia Tidak Bisa Diintimidasi oleh Terorisme
#Pondok Pesantren #Terorisme #Radikalisme #BNPT
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Negara, berkomitmen hadir dan bertindak atas setiap kasus kekerasan, karena Kementerian PPPA meyakini tidak satu pun perempuan dan anak boleh menjadi korban kekerasan, terlebih kekerasan seksual.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Juli 2025
Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Bagikan