Pesantren Jauharotul Hikmah Bantah Dijual untuk Lokalisasi Dolly


Sejumlah santri dan pengurus pondok pesantren mengikuti jalan santai bersarung (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
MerahPutih.Com - Warga Jawa Timur khususnya Surabaya sempat heboh dengan berita viral di media sosial yang menyebutkan Pesantren Jauharotul Hikmah dijual. Yang lebih mencengangkan lagi, penjualan pesantren tersebut untuk digunakan sebagai tempat lokalisasi. Berdasarkan berita yang tersebar di media sosial, rencananya, lokalisasi Dolly akan dibuka kembali di atas lahan Pesantren Jauharotul Hikmah Surabaya.
"Munculnya berita ini diawali ketika ada beberapa orang yang mengaku berasal dari komunitas penulis. Mereka melakukan liputan di Ponpes Jauharotul Hikmah pada 10 November 2017," kata KH Mokhammad Nasih saat ditemui wartawan di Pondok Pesantren (Ponpes) Jauharotul Hikmah Jalan Putat Jaya 4B Timur Nomor 4, Surabaya, Jawa Timur, Senin (20/11).
Menurut pengasuh Pondok Pesantren Jauharotul Hikmah, setelah melakukan liputan, muncul berita yang disebarkan melalui media sosial yang menyebut Ponpes Jauharotul Hikmah akan dijual dan lokalisasi Dolly masih buka.
Padahal, lanjut KH Mokhammad Nasih sebagaimana dilansir Antara, kenyataannya lokalisasi Dolly dan Jarak sudah ditutup sejak 2014 dan juga tidak ada aktivitas prostitusi dan hiburan malam. "Lebih dari itu, Pemkot Surabaya sering melakukan operasi secara rutin di kawasan Dolly dan Jarak," kata Nasih.
Selain itu, Nasih menegaskan bahwa Ponpes Jauharotul Hikmah tidak dijual, melainkan akan diperluas lagi tempatnya karena sudah tidak cukup untuk menampung banyaknya santri.
"Bukan dijual, tetapi lebih tepatnya membantu pembelian rumah yang ada di samping pesantren," katanya.
Ia mengatakan, pihak ponpes sudah membayar uang sebesar Rp 100 juta kepada pemilik rumah di samping ponpes, hanya saja uangnya masih kurang Rp 200 juta lagi.
"Nah, untuk segera melunasi uang Rp 200 juta itu, bahasa saya 'menjual' (wakaf amal saleh), dalam arti sesungguhnya mengajak masyarakat yang berkenan membantu untuk keberlangsungan pendidikan di Pesantren JH demi kebaikan dan kemajuan Islam," kata Nasih.
Sementara itu, Camat Sawahan Yunus sependapat dengan Ustadz Nasih. Ia menegaskan bahwa berita di media sosial yang mengatakan Dolly buka kembali, tidak benar.
Baginya sejak Dolly ditutup, Pemkot Surabaya telah banyak memberikan pelatihan wirausaha dan usaha alih fungsi terhadap warga untuk mandiri dan kehidupan masyarakat saat ini jauh lebih tenang.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda

Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa

Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok

Siap Siap Nih! Pemerintah Bakal Razia Pesantren Ilegal, Eksploitatif dan Palsu

Orientasi Pendidikan Pondok Pesantren Harus Digeser, Zaman Sudah Berubah!

512 Pesantren Jadi Pilot Program Ramah Anak, Pastikan Jadi Tempat Aman

Miris, Santri Korban Diberi Uang Rp 20 Ribu dan Boleh Pakai Handphone Usai Dicabuli Pemilik Ponpes

Modus Pencabulan Santri Ponpes, Pelaku Minta Dipijat Supaya Terangsang Agar Sembuh Penyakitnya

Pemilik Ponpes Cabul Duren Sawit Ternyata Sering Dipergoki Istri saat Lakukan Aksinya

Pemilik Ponpes ‘Cabul’ di Duren Sawit jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara
