Perusahaan Minyak Singapura Diperiksa Kejagung di Kasus Oplos Pertamax, 2 Perusahaan Diperiksa Secara Daring


Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar berbicara dengan awak media di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (5/6/2025). ANTARA/Nadia Putri Rahmani
MerahPutih.com - Kejaksaan Agung terus mendalami kasus tata niaga minyak yang dikenal dengan kasus Pertalite dioplos menjadi Pertamax. Penyidik telah menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus ini.
Teranyar, Kejagung menyatakan bahwa lima korporasi di Singapura diperiksa terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung Harli Siregar mengatakan, tiga perusahaan bersedia diperiksa secara langsung di Singapura, sedangkan dua perusahaan lainnya bersedia diperiksa secara daring oleh penyidik yang telah berada di Singapura.
"Pemeriksaan dilakukan kemarin (Rabu, 4/6) dan hari ini," kata Harli di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis.
Baca juga:
Masyarakat Korban Pertamax Oplosan Berhak Dapat Ganti Rugi dari Pertamina
Mengenai korporasi mana dan siapa saja pihak yang diperiksa, Kapuspenkum belum mengetahui secara detail. Akan tetapi, diperkirakan waktu pemeriksaan akan diperpanjang dari tanggal yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tanggal 2–4 Mei 2025.
"Kemungkinan masih akan diperpanjang karena kami menunggu apakah masih ada pihak-pihak lain yang bersedia memberikan keterangan secara sukarela sesuai dengan panggilan kami," ucapnya.
Selain itu, soal kemungkinan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang diperiksa dalam bagian korporasi tersebut, Kapuspenkum belum bisa mengonfirmasinya.
"Belum terkonfirmasi apakah warga negara asing yang tinggal di Singapura itu WNI," katanya.
9 Tersangka yang sudah ditetapkan yaitu Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional, Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Agus Purwono (AP) selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, dan Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.
Tersangka lainnya, yakni Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim, dan Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kejagung Kantongi Rp 9,8 Miliar dari Lelang Lamborghini hingga Porsche Milik Doni Salmanan

Legislator NasDem Apresiasi Kejagung Kembalikan Rp 13 Triliun Uang Negara dari Kasus Ekspor CPO

Kejagung Setor Uang Sitaan CPO Rp 13,2 T, DPR Minta Buru Aset Koruptor Lain

Momen Presiden Prabowo Saksikan Penyerahan Uang Senilai Rp13,2 Triliun Hasil Korupsi CPO di Kejagung

Imunitas Jaksa Dibatasi oleh Putusan MK, Kejagung Janji Lebih Berintegritas

KPK Minta Mahfud MD Laporkan Dugaan Korupi Proyek Kereta Cepat Whoosh
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak Bertemu Tersangka Korupsi EDC BRI, Dewas Turun Tangan

Menang Praperadilan, Kejagung Kebut Seret Nadiem Makarim ke Kursi Terdakwa

Vendor dan Pihak Kementerian Kembalikan Uang Hasil Dugaan Korupsi Laptop Chromebook ke Kejagung

2 Pilihan untuk Riza Chalid dan Jurist Tan, Buron yang Berstatus ‘Tanpa Kewarganegaraan’: Balik ke Indonesia atau Overstay
