Kinerja Positif Ekonomi Indonesia jadi Modal Hadapi Ancaman Resesi di 2023


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jumat (9/12/2022). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian/pri.
MerahPutih.com - Perekonomian Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian global dan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia. Pada Triwulan III-2022, perekonomian Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan 5,72 persen (yoy).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat pada tahun 2022 dapat menjadi bekal untuk menghadapi potensi resesi global pada tahun 2023.
Baca Juga
Menko Airlangga Dorong Akselerasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di 2022 dapat menjadi bekal untuk menghadapi potensi resesi global pada 2023," kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/12).
Menurutnya, kinerja ekspor yang baik menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi saat ini. Selain itu, konsumsi masyarakat pun meningkat seiring dengan aktivitas ekonomi yang terjadi.
"Mobilitas masyarakat yang semakin pulih menjadi determinan utama pendorong aktivitas ekonomi Indonesia," sambungnya.
Ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen year on year (yoy) pada tahun 2022, dan 5,3 persen yoy pada tahun 2023.
"Dengan pertimbangan berbagai risiko global dan domestik, kami optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen pada 2022, dan 5,3 persen pada 2023," kata Airlangga.
Baca Juga
Sayap Partai Golkar Rapikan Mesin 0rganisasi Menangkan Airlangga dan Zaki Iskandar
Airlangga menegaskan, pemerintah juga akan terus mengambil langkah-langkah responsif dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah tren kenaikan inflasi global.
"Dengan fundamental yang kuat, ditambah meningkatnya posisi Indonesia dalam kancah ekonomi internasional, Pemerintah optimis bahwa kebijakan dan program yang tengah dicanangkan dapat mendorong kemajuan yang sangat signifikan di berbagai sektor perekonomian serta dapat meredam tantangan global," ujarnya.
Selain itu, indikator sektor eksternal juga relatif terkendali, tercermin dari neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang masih surplus, cadangan devisa yang tinggi, serta rasio utang dalam level yang aman.
"Sejumlah leading indicator, riil konsumsi dan investasi masih di level optimis," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP

Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM

Prabowo Luncurkan Program Akselerasi Pembangunan: Sarjana Bakal ‘Magang’ di Sektor Industri hingga Memulai Pengembangan Ekosistem Gig Economy

Transaksi Harbolnas 2025 Ditarget Tembus Rp 35 Triliun, Pemerintah Janjikan Diskon Besar-besaran

Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bentuk Dewan Kesejahteraan dan Satgas Pencegahan PHK untuk Perlindungan Pekerja

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
