Pertemuan dengan Presiden Jokowi Dikritik, Ini Klarifikasi Ketua Umum PSI
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie. (MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.Com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie tidak ingin partainya terlibat dalam polemik politik terkait pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Kamis (1/3) lalu.
Grace Natalie pada Sabtu (3/3) langsung memberikan klarifikasi kepada publik bahwasannya pertemuan tersebut bukanlan pertemuan politis tapi justru membicarakan masalah kebangsaan.
"Ada anggapan yang kurang tepat terkait pertemuan DPP PSI dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis 1 Maret 2018. Pertemuan itu adalah inisiatif DPP PSI yang meminta pertemuan dengan Presiden untuk membicarakan masalah kebangsaan dan negara," jelas Grace Natalie dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (3/3).
Menurut Grace, Presiden Jokowi memenuhi permintaan itu karena peduli dengan pendidikan politik kaum muda.
"Masalah kebangsaan dan negara yang menjadi concern kami terutama adalah masalah korupsi dan intoleransi," kata Grace sebagaimana dilansir Antara.
"Karena korupsi dan intoleransi terus terjadi menjelang Hari H pemilu, maka pemilu kita terancam menjadi tak berkualitas," jelas dia.
Terkait dukungan terhadap Jokowi pada Pilpres 2019, Grace menegaskan bahwa sejak awal PSI memang mendukung Presiden Jokowi. Namun dia menegaskan PSI akan bekerja untuk memenangi Jokowi di periode kedua melalui pemilu berkualitas, bukan dengan menghalalkan segala cara.
"Presiden Jokowi tidak boleh diturunkan dengan cara tidak bermartabat, juga tak boleh menang dengan cara demikian," kata Grace Natalie.
Grace mengungkapkan, saat ini ada tanda-tanda kuat berbagai upaya tidak benar dilakukan untuk menjatuhkan Jokowi. Menurutnya, PSI tidak bisa menerima hal tersebut dan sedang bekerja untuk mencegahnya melalui langkah-langkah strategis.
"Nah, di istana, kami membicarakan semua itu dalam kapasitas Pak Jokowi sebagai presiden, bukan politisi," lanjut mantan presenter berita tersebut.
Grace Natalie menekankan Presiden Jokowi adalah seorang negarawan yang sangat peduli dengan masa depan dan pendidikan politik anak muda Indonesia. Sehingga, kata dia, terlalu berlebihan bila diasumsikan Istana Negara digunakan sebagai tempat bermain politik.(*)
Bagikan
Berita Terkait
PSI Desak Publik Cerdas: Peresmian Jokowi 2018 Itu Bandara Negara, Bukan Bandara yang Diributkan Menhan Sjafrie Sjamsuddin
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Gimmick Baru PSI, Tinggalkan Sapaan Bro dan Sis Demi Kesan Lebih Egaliter
Prostitusi Berulang di Gang Royal, Dewan DKI Minta Penegakan Tegas untuk Tindakan Melanggar Hukum
Kritik Wacana Pembatasan Game Online Usai Ledakan SMAN 72, PSI Jakarta: Orang Tua Harus Awasi Anak, Bukan Salahkan Game
PSI Jakarta Tolak Pemotongan Subsidi Pangan, Warga Juga Disebut Sulit Akses
PSI Desak Gubernur Pramono Ubah Aturan BPHTB, Era Anies Digratisiskan Rumah di Bawah Rp 2 Miliar
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Jumat Malam Tol JORR Macet Parah, PSI Minta Jam Operasional Truk di Jakarta Dibatasi
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi