Pertama di Dunia, Hotel 3D Print


Hotel 3D Print pertama di El Cosmico punya berbagai fasilitas.(foto: Bjarke Ingels Groups)
BAYANGKAN sebuah hotel, lalu imajinasikan sebuah hotel dibuat dengan cara dicetak di printer. Mengejutkan, bukan? Namun, dengan teknologi printer 3 dimensi, hal yang tampaknya mustahil itu benaran bisa terwujud.
Arsitek asal Denmark, Bjarke Ingels, mewujudkan sebuah hotel dengan teknologi 3D print di Gurun Marfa, Texas, Amerika Serikat. Hotel ini tepatnya berlokasi di El Cosmico. Meski dibuat dengan teknologi cetak 3 dimensi, fasilitas hotel ini cukup mengesankan. Ada bangunan berkubah untuk tamu, kolam renang, pemandian, dapur terbuka, hingga tempat aktivitas kesenian. Architectural Digest menyebut total luas bangunan tersebut mencapai lebih dari 21 hektare.
BACA JUGA:
Ingels berkolaborasi dengan perusahaan rintisan bernama Icon untuk mencetak struktur 3D dari bangunan hotel tersebut. Kolaborasi tersebut memberikan kesempatan untuk menguji kemungkinan konstruksi 3D-printed lebih lanjut di masa depan. “Kolaborasi kami dengan El Cosmico dan Icon memberi kesempatan untuk menguji coba kemungkinan konstruksi terdepan 3D-printed dan melepas batasan konvensional lokasi atau klien,” ujar Ingels.

Rupanya, meski menjadi bangunan hotel pertama yang dibangun dengan teknologi 3D-print, ini bukan kali pertama teknologi 3D-print digunakan di sektor arsitektur. Teknologi cetak 3D telah digunakan dalam beberapa karya arsitektur lainnya, termasuk Biohome 3D yang dirancang ilmuwan dari University of Maine dan paviliun publik yang terbuat dari plastik daur ulang yang dirancang Hassell Studio.
Proses mencetak dengan teknologi 3D juga dianggap lebih akurat daripada proses konstruksi manusia dalam menerjemahkan desain arsitektur menjadi bentuk fisik. Bahkan, teknologi 3D-print dapat menerjemahkan desain dengan tingkat kesulitan yang tinggi. “Cetakan 3D dapat menerjemahkan data tanpa kesalahan, tidak seperti yang biasanya terjadi dalam pembangunan oleh manusia,” ujar Ingels di ajang SXSW yang diadakan pada Maret ini.
BACA JUGA:
Struktur bangunan yang dicetak secara 3D juga memiliki banyak keunggulan lainnya, seperti mempercepat proses, meminimalisasi jumlah limbah yang mungkin dihasilkan, serta menghasilkan material yang 350 persen lebih kokoh daripada konstruksi biasanya.
Namun, proses 3D-print masih memiliki kekurangkan karena hanya mampu mempertimbangkan durasi proses cetak dan jumlah bahan yang digunakan.

Kerja manusia tetap dibutuhkan dalam proses perancangan dan pengawasan cetakan 3D, sebab beberapa bagian dari konstruksi seperti instalasi listrik dan pipa masih belum dapat dilakukan mesin.(dsh)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Tetap Terkoneksi selama Liburan, EZYM Perkenalkan eSIM yang Menjangkau 225 Negara

Dari Bali sampai Jepang, ini nih Rekomendasi Airbnb Unik yang Siap Bikin Liburan Kamu Berkesan

Jalan-Jalan Lihat Aqueduct di Spanyol, Pria ini Malah Tewas Terjatuh ke Saluran

Ledakan Wisatawan Mengancam Zen dalam Onsen di Penjuru Jepang

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia pada 2025, AS Catat Posisi Terendah

Time Out Rilis Daftar Kota Kuliner Terbaik di Dunia untuk 2025, Jakarta Masuk 10 Besar Loh

Pemerintahan Trump Pertimbangkan Larangan Perjalanan Baru untuk Puluhan Negara, Korut Salah Satunya

Jajal Petualangan Bahari nan Seru di Geraldton, Australia Barat, Surga bagi para Penyelam

Terjun ke Air Mancur Trevi di Roma, 3 Turis Selandia Baru Dilarang Seumur Hidup Masuk ke Destinasi Itu

Menikmati Musim Panas di Perth, dari Keindahan Senja di Swan River hingga Mencicip Kuliner di Pasar Lokal
