Pertahanan Siber Indonesia Masih Lemah, Pengamat: Yang Dibahas Jokowi dan Prabowo Hanya Unicorn

Kedua Calon Presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam debat capres. Foto: Merahputih.com / Rizki Fitrianto
Merahputih.com - Pengamat pertahanan siber, Pratama Peradha menilai, selama ini belum ada komitmen kuat dari dua calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto membuat gagasan yang matang soal pertahanan siber. Keduanya, selama ini hanya berkutat pada isu-isu yang remeh temeh.
"Yang dibahas hanya soal unicorn dan lain-lain. Ada masalah yang lebih besar yakni serangan siber yang bisa menghancurkan pertahanan negara," kata Pratama saat acara diskusi MNC Trijaya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019).
Ia mengatakan, dinamika perang saat ini sudah berubah. Dimana, dulu hanya mengandalkan alat pertahanan saja. Tapi saat ini perang terjadi di era siber.
Pratama melanjutkan, kedua calon baik timsesnya juga tak pernah mengeluarkan strategi pertahanan siber yang matang. "Hanya berkutat pada hal-hal umum saja. Tak pernah ada terobosan matang," sesal dia.

Pakar dari lembaga CISSReC ini menambahkan, Indonesia termasuk paling lemah dalam pertahanan siber. Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara kecil lainnya seperti Singapura.
"Bayangkan kalau bom nuklir dijatuhkan ke Jakarta mungkin yang hancur hanya Jakarta dan sekitarnya saja. Tapi, kalau diserang siber, semua jaringan komunikasi dan siber seluruh Indonesia bisa mati. Ini yang belum diantisipasi," imbuh dia.
Ia juga menilai, banyak lembaga negara yang belum sepenuhnya kuat dalam pertahanan siber. Contohnya Mabes Polri bahkan Istana Negara. "Memangnya Istana Negara sudah aman dari serangan siber? Saya rasa belum," katanya.
Untuk diketahui, debat keempat Pilpres 2019 akan kembali mempertemukan dua Calon Presiden yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Debat kali ini akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 Maret 2019.
Bertempat di Hotel Shangri-La, Jalan Jend. Sudirman, Karet Tengsin, Jakarta Pusat. Tema yang diangkat yakni isu mengenai ideologi, pemerintahan, pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Momen Akrab Presiden Prabowo Terima Kunjungan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa

Pengamat Nilai Kepuasan Publik Moderat Selama Setahun Prabowo–Gibran, Program Populer Rentan Berbalik Jadi Beban Politik

[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
![[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun](https://img.merahputih.com/media/61/f2/8c/61f28c376d685e8f3371a09b06ab7dd3_182x135.png)
Prabowo Wajibkan Menteri Kerja Pakai Maung, Mobil Bagus Boleh Dipakai Pas Libur

Setahun Prabowo-Gibran: Program Makan Gratis Prabowo Disorot Tajam, Dianggap Sebagai 'Nasi yang Belum Matang Sempurna'

Mobil Mewah Para Menteri Cuma Boleh Keluar Kandang Saat Akhir Pekan, Kalau Hari Kerja Wajib Pakai Maung

Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut

Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan

Prabowo Buka-bukaan Kementerian Haji Dibentuk karena Penolakan Arab Saudi
