Perserikatan Nasional Indonesia, Parpol Tertua di Indonesia


Para pendiri PNI. (Foto: Wikipedia)
PADA 4 Juli 1927 menjadi tonggak sejarah bagi sistem politik dan kepartaian di Indonesia. Sebab di tanggal tersebut, lahir Perserikatan Nasional Indonesia atau disebut juga dengan PNI.
Partai ini menjadi salah satu partai poliitk tertua di Indonesia yang beranggotakan Soekarno, Soenario, Iskaq Tjokrohadisurjo, Sartono, Budiarto Martoatmojo, Samsi Sastrowidagdo dan Tjipto Mangunkusumo. Sejarah PNI juga tidak bisa dipisahkan dari Indische Partij, sebab dari sanalah Soekarno mendapatkan ide mendirikan PNI.
Baca juga:
Magnet Formula E Bikin Anies Jadi Rebutan Parpol Jelang Pilpres 2024

PNI lahir sebagai organisasi untuk mengekspresikan rasa nasionalisme Indonesia pada masa pra-kemerdekaan. Sebenarnya masih ada organisasi pergerakan nasional yang lain, namun aksi mereka dinilai kurang.
Belum lagi dengan adanya Soekarno di PNI yang dikenal dengan kemampuan orasinya. Pada saat itu, Soekarno bersama beberapa rekan perjuangannya mengadakan rapat, seperti Soenario, Iskaq Tjokrohadisurjo, Sartono, Budiarto Martoatmojo, Samsi Sastrowidagdo dan Tjipto Mangunkusumo. Merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin PNI. Namun, Tjipto Mangunkusumo sempat keberatan karena menilai dengan mendirikan partai politik, akan mengundang reaksi keras dari pemerintah kolonial. Meski begitu, Soekarno tetap menganggap Tjipto sebagai salah satu pendiri PNI.
Baca juga:
Parpol Diminta Transparan Terima Dana Hibah dari Anies Rp 27 Miliar

Pada Mei 1928, Perserikatan Nasional Indonesia berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia. Di akhir Desember 1929, PNI memiliki sekitar 10 ribu anggota.
Hal ini kemudian membuat pihak berwenang khawatir. Sehingga Soekarno dan tujuh pemimpin partai lainnya ditangkap di waktu bersamaan. Meski berada di dalam penjara, Soekarno tetap menghasilkan ide-ide baru terkait kemerdekaan. Kepemimpinan Soekarno pun digantikan oleh Sartono pada 25 April 1931 dan mengubah PNI menjadi gerakan baru bernama Partindo.
PNI terus berkembang dan rakyat makin menaruh kepercayaan dengan partai ini. Hingga pada akhirnya PNI berhasil memenangi Pemilihan Umum pada 1955, yang sekaligus membuktikan nyatanya sejarah demokrasi di Indonesia. Di 2022, PNI berubah nama menjadi PNI-Marhaenisme yang dipimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno. (and)
Baca juga:
Bertemu Tiga Pimpinan Parpol, Gibran Akui Bahas Pilgub DKI 2024
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
LinkedIn Merilis Fitur Stories, Mirip Instagram dan Snapchat

Disambut Videografer Profesional, Fujifilm Rilis Kamera Terbaru Tiga Tahun Lalu

Tiga Tahun Lalu Instagram Punya Stiker di Komentar Stories

Ketika 'Among Us' Turun Harga

Layanan Penerbangan Singapura ke Indonesia Dibatalkan Hingga Mei 2020

Netflix Tambah Fitur Download

Jakarta Indonesia Pet Show 2019, Surganya Pecinta Hewan

Di Tahun 2019 Vans Rilis Berle Pro

Mengenang Restoran Rindu Alam Puncak

Paduan Budaya Tionghoa dan Betawi dalam Festival Pecinan 2019
