Peristiwa Berdarah di Mako Brimob Jadi Tamparan Keras Buat Kepolisian
Mako Brimob Kelapa Dua, Depok (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
MerahPutih.com - Rabu (8/5) malam terjadi kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kericuhan berawal dari napi teroris yang berada di Blok C bersitegang dengan napi lain yang berasal dari Blok A dan B.
Ketika terjadi keributan, anggota Brimob masuk untuk mengamankan situasi. Namun yang terjadi para napi dari Blok C malah merebut senjata serta menyandera empat anggota Brimob. Tiga senjata yang direbut dari anggota Brimob yakni dua senjata laras panjang dan satu senjata pendek.
Kekacauan di Rutan Brimob menyebabkan lima polisi dan seorang napi teroris tewas. Peristiwa berdarah di Mako Brimob adalah tamparan keras buat Brimob, Densus 88 dan Polri. Sebab peristiwa tragis ini terjadi di markas pasukan elit kepolisian.
Ind Police Watch (IPW) menyayangkan, kenapa Polri begitu lamban dalam mengungkapkan secara transparan kerusuhan di Rutan Brimob, terutama ten tang tewasnya lima polisi. Kelimanya sudah tewas sejak pukul 01.00 dinihari tapi baru diumumkan pada pukul 16.00 dan sebelumnya kepolisian selalu mengatakan tidak ada korban tewas dalam kekacauan itu.
"Sikap polisi yang tidak transparan ini sangat aneh," kata Ketua Presidiun Indonesia Police Watch, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (9/5).
Bahkan, hingga sore ini, polisi selalu mengatakan situasi sudah terkendali. Tapi, faktanya Rutan Brimob masih dikuasai tahanan teroris dan masih ada polisi yang disandera. Selain itu, 165 tahanan teroris msh menguasai sekitar 30 senpi yang sebagian besar laras panjang dan 300 amunisi.
Sementara polisi belum berhasil memutus komunikasi para tahanan teroris dengan jaringan mereka di luar dan sangat disayangkan kenapa para tahanan teroris itu bisa memiliki hp selama di tahanan.
Neta merasa khawatir, jika kepolisian bertindak gegabah para tahanan teroris tersebut akan kembali menghabisi polisi yang menjadi sandera dan kemudian melakukan serangan bunuh diri.
Sebab itu, IPW berharap kepolisian bisa bertindak profesional agar anggotanya tidak kembali menjadi korban keberutalan teroris. Jika polisi kembali tewas dalam peristiwa kekacauan di Rutan Brimob, para teroris merasa akan mendapat kemenangan besar.
"Inilah yang harus dicegah kepolisian. Sangat ironis tentunya, di saat Kapolri sedang berada di Jordania membuka pameran dan bicara tentang keberhasilan Indonesia tentang memberantas terorisme justru Rutan Brimob tempat teroris ditahan dikacaukan dan para teroris berhasil membunuh lima polisi," tegasnya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Apel Kasatwil 2025 Digelar 3 Hari, Lebih dari 600 Pejabat Kepolisian Hadir di Mako Brimob
Perwira di Rantis yang Lindas Affan Kurniawan Dijatuhi Sanksi Permintaan Maaf
Kondisi Terkini di Sekitar Mako Brimob Kwitang: Lalu Lintas Lancar, Aparat TNI dan Brimob Masih Siaga
Pasukan Oranye dan TNI Bersihkan Sisa Demo di Mako Brimob Kwitang, Lalu Lintas Sudah Normal
Situasi Demo Terkini: Halte Transjakarta dan Gedung DPRD Makassar Dibakar Massa
Aksi Bentrok Massa dengan Aparat kepolisian di Mako Brimob Kwitang Jakarta
Suasana Aksi Demo Geruduk Mako Brimob Kwitang Jakarta Memanas
Aksi Massa Driver Ojol Geruduk Mako Brimob Kwitang Jakarta
Gas Air Mata Meluncur Keluar dari Dalam Mako Brimob, Massa Bakar Mobil dan Motor Hingga Asap Membubung ke Langit
Sejumlah Kereta Api Jarak Jauh Berangkat dari Stasiun Jatinegara Buntut Demo di Kwitang, Ini Daftarnya