Pergeseran Peran Radio dari 'Hits Maker' Menjadi 'Hits Player', Apa Alasannya?


Fenomena hits maker dan hits player di radio (Foto: Pixabay/3910743)
MEMBAHAS tentang musik, media pertama yang mungkin terpikirkan adalah radio. Bagaimana tidak? Radio sudah menjadi media yang khas sejak dulu ketika kita membicarakan soal musik. Di era digital ini, menjamurnya aplikasi pemutar musik online membuat peran radio bergeser, bahkan terancam keberadaannya.
Tapi jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, kenyataannya radio masih punya tempat di hati pendengarnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih banyak stasiun radio yang masih mengudara sampai sekarang, terutama buat kamu yang butuh teman berkendara di mobil.
Saat ini, demi menghadapi persaingan dengan berbagai aplikasi atau platform musik digital, radio punya dua pilihan untuk memposisikan keberadaannya, yaitu menjadi hits maker atau hits player.
Apakah kamu pernah mendengar kedua istilah itu? Kalau belum, jangan khawatir karena ada dua orang music director dari dua stasiun radio berbeda yang akan menjelaskan tentang hal ini. Ialah Arga Narada dari Prambors Radio dan Anggun Tiara dari Bahana FM.
1. Hits maker dan hits player

Secara sederhana, Arga menjelaskan peran radio sebagai hits maker adalah satu yang kebanyakan memasang lagu-lagu dengan mengandalkan insting atau selera dari seorang music director di sebuah radio. Semua diserahkan kembali kepada pendengar, apakah lagu yang diputar akan disukai dan menjadi populer atau tidak.
Sementara radio sebagai hits player adalah radio pemutar lagu-lagu yang memang sudah menjadi hits, khususnya di tangga lagu dunia. Makanya radio hits player sering disebut sebagai radio yang memainkan lagu Top 40.
Anggun juga menambahkan kalau di radio hits player lagu-lagu yang diputarkan di radionya adalah lagu populer yang familiar di telinga pendengarnya. Nah kalau hits maker malah memutarkan lagu-lagu underrated, lagu yang baru dirilis, dan belum banyak diketahui. Jadi radio hits maker bisa saja memutarkan lagu tersebut berulang-ulang supaya bisa jadi populer.
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Piringan Hitam 'Indonesia Raya' dalam Delapan Versi Resmi Diluncurkan Kementerian Kebudayaan

Piringan Hitam 'Indonesia Raya' dalam Delapan Versi Resmi Diluncurkan Oleh Kementerian Kebudayaan

Hari Musik Nasional 2024 Angkat Isu Ekosistem Musik Tradisi

Di Balik Kekuatan Lirik Lagu Indonesia

Hari Musik Nasional, Sejarah Penetapan dan Kontroversinya
