Penumpang Kereta Cepat Whoosh Tembus 5,1 Juta, Tak Terpengaruh Isu Korupsi
Kereta Cepat Whoosh. (Foto: Dok. KCIC)
MerahPutih.com - Meski proyeknya tengah disorot karena dugaan kasus korupsi, Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tetap menunjukkan tren positif dari sisi jumlah penumpang. Layanan kereta cepat Whoosh rute Jakarta–Bandung justru mencatat peningkatan signifikan sepanjang 2025.
PT KCIC melaporkan, jumlah penumpang Whoosh pada periode Januari hingga Oktober 2025 meningkat 6,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selama 10 bulan pertama tahun ini, Whoosh telah melayani lebih dari 5,1 juta penumpang, naik dari 4,8 juta penumpang pada 2024.
Secara kumulatif, sejak resmi beroperasi komersial pada Oktober 2023, Whoosh telah melayani lebih dari 12,2 juta penumpang.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan peningkatan ini menjadi bukti bahwa masyarakat semakin mempercayai layanan Whoosh sebagai moda transportasi cepat dan efisien.
“Kenaikan jumlah penumpang ini menjadi bukti bahwa masyarakat semakin mempercayai layanan Kereta Cepat Whoosh sebagai moda transportasi cepat dan andalan untuk mobilitas antara Jakarta dan Bandung,” ujar Eva dalam keterangannya, Kamis (30/10).
Baca juga:
Peluang Luhut Dipanggil Terkait Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, Begini Jawaban KPK
Menurut Eva, peningkatan jumlah penumpang didorong oleh beberapa faktor, seperti penambahan jadwal perjalanan menjadi 62 kali per hari serta beroperasinya Stasiun Karawang, yang menambah opsi keberangkatan dan memperkuat konektivitas antardaerah.
Peningkatan juga ditopang oleh integrasi antarmoda transportasi yang semakin baik di seluruh stasiun Whoosh. Kini, setiap stasiun terkoneksi dengan LRT, kereta feeder, KRL, bus, shuttle, taksi, hingga layanan transportasi daring, yang memudahkan mobilitas penumpang menuju berbagai titik strategis di Jakarta, Karawang, dan Bandung Raya.
“Kehadiran integrasi antarmoda yang menyeluruh menjadikan perjalanan menggunakan Whoosh semakin efisien, nyaman, dan praktis bagi seluruh pengguna,” kata Eva.
Baca juga:
Whoosh Dibidik KPK Sejak Awal 2025, Nama-Nama Saksi Masih Ditelaah
Sementara itu, di sisi lain, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih menyelidiki dugaan korupsi atau mark up anggaran proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung.
Penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan ada tidaknya unsur pidana dalam proyek bernilai lebih dari Rp120 triliun tersebut.
Meski demikian, peningkatan jumlah penumpang menunjukkan bahwa isu hukum belum memengaruhi kepercayaan publik terhadap layanan kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Temuan Awal Duit Korupsi Bupati Lampung Tengah Rp 5 Miliar, Diduga Buat Bayar Utang Pilkada
Lidik Dugaan Korupsi Whoosh, KPK Telusuri Status Lahan di Halim Benar Tidak Milik TNI AU
Barang Bawaan Penumpang Ketinggalan dan Hilang di Kereta Whoosh, Begini Cara Urus Layanan Lost & Found
Barang Tertinggal atau Hilang di Kereta? Jangan Panik, Ikuti Langkah-Langkah Ini
Rapor Merah KPK untuk Pemkab Bekasi, Alarm Keras Transaksional Jabatan
Jelang Angkutan Nataru 2026, Semua Awak Kereta Cepat Jakarta-Bandung Wajib Tes Urine oleh BNN
ICW Nilai Lambannya Pemeriksaan Bobby Nasution Jadi Sinyal KPK ‘Masuk Angin’
KPK Tukar Kasus? Kasus Petral ke KPK, Kasus Google Cloud ke Kejagung
Bukan Cuma Jual Beli Tanah Negara, Penyelidikan KPK Temukan Indikasi Mark Up Dana Lahan Whoosh
[HOAKS atau FAKTA]: Gara-Gara Menkeu Purbaya Tak Mau Talangi, Luhut Ancam Rakyat Ikut Bayar Utang Whoosh Rp 119 Triliun