Penganiayaan Oknum TNI Terhadap Relawan Ganjar Ciderai Demokrasi

Ketua Tim Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud Aria Bima. (Foto: MP/Ponco)
MerahPutih.com - Tim Pemenangan Nasioanal (TPN) Ganjar-Mahfud menegaskan kasus dugaan penganiayaan terhadap relawan Ganjar Pranowo di Boyolali bukan merupakan ekses dari demokrasi.
Menurut Ketua Tim Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud Aria Bima, peristiwa tersebut merupakan pelecehan terhadap demokrasi.
Baca Juga:
Ganjar Launching Program Internet Gratis di Semarang, Dibagikan ke Seluruh Pelajar
"Ini adalah pelecehan terhadap demokrasi. Jangan sampai terjadi lagi di masa kampanye terbuka yang dimulai pada 21 Januari – 10 Februari mendatang,” kata Aria Bima dalam konferensi pers di Media Lounge TPN Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Senin (1/1).
Aria Bima mengingatkan jangan sampai demokrasi di Indonesia mundur ke belakang dan bahkan kembali ke titik nol. Oleh sebab itu, anomali-anomali untuk membalikkan jarum demokrasi yang sudah terkonsolidasi menjadi maju tak bisa dibiarkan, harus dilawan.
“Kami ingin reformasi yang terkait demokrasi tidak mundur ke belakang sehingga demokrasi tidak berangkat dari titik nol lagi dan pemunduran semacam itu jelas merupakan anomali secara historis. Kita ingin pemilu damai,” ujarnya.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini mengungkapkan bahwa kasus di Boyolali harus dilihat secara menyeluruh dalam konteks berdemokrasi.
Menurutnya, kasus dugaan penganiayaan tersebut bukan sekedar soal dukungan kepada Ganjar tetapi juga telah menciderai tegaknya demokrasi.
"Ini bukan persoalan Ganjar, Mahfud, partai pengusung, Tim Kampanye Nasional atau Tim Kampanye Daerah, tapi persoalan demokrasi yang harus kita jaga,” tegasnya.
Baca Juga:
TPN Ganjar-Mahfud Akan Lapor ke Komnas HAM Terkait Relawan Dianiaya Oknum TNI
Lebih lanjut Aria Bima menyebut bahwa Presiden Jokowi juga tidak ingin demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran. Sebab, cita-cita Indonesia Maju termasuk juga harus memajukan cara-cara berdemokrasi.
“Kasus di Boyolali, jangan dilihat secara meopik, tapi harus kita lihat menyeluruh dalam konteks berdemokrasi,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, tujuh relawan Ganjar-Mahfud menjadi korban penganiayaan 15 oknum anggota TNI di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh, Jalan Perintis Kemerdekaan, Boyolali.
Adapun dari tujuh relawan yang menjadi korban, ada dua yang masih dirawat di RSUD Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah. Keduanya yakni Slamet Andono dan Arif Diva Ramandhani. (Pon)
Baca Juga:
TPN Yakin Panglima TNI Kawal Kasus Penganiayaan Relawan Ganjar
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Kenang Sosok Kwik Kian Gie sebagai Guru sekaligus Sahabat, Ganjar Pranowo: Ekonom Kritis dan Penuh Idealisme

Kesetiaan Ganjar Pranowo Hadiri Sidang Dugaan Suap Sekjen PDIP, Panggil Hasto Pak Doktor

Pramono Absen di Pengarahan Kepala Daerah, Ganjar: Akan Hadir di Hari Lain
Ganjar Titip Pesan ke Sekjen PDIP: Yang Penting Sehat dan Semangat

Hadir di Sidang Hasto, Ini Kata Ganjar Pranowo

Ganjar Ungkap Banyak Kader yang Ingin Megawati Jadi Ketum PDIP Lagi
Prabowo Ingin Kembalikan Pemilihan Kepala Daerah ke DPRD, Ganjar Lempar Sindiran

Ucapkan Selamat untuk Presiden Prabowo, Ganjar Minta Pendukungnya Bersatu
