Penerbangan Internasional Mungkin Tidak akan Normal Hingga Tahun 2023

Leonard Leonard - Rabu, 20 Mei 2020
Penerbangan Internasional Mungkin Tidak akan Normal Hingga Tahun 2023

Penerbangan Internasional merasakan dampak akibat COVID-19(Foto: Unsplash/Deniz Althindas)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ANALISA terbaru tentang nasib dunia penerbangan telah dirilis International Air Transport Association (IATA). Analisa tersebut menunjukkan kerugian yang dialami oleh penerbangan akibat COVID-19 akan berlanjut hingga 2023. Penerbangan jarak jauh akan menjadi yang paling parah terkena dampaknya.

Penerbangan domestik diharapkan akan memimpin saat langkah-langkah pemulihan dimulai. IATA juga memperkirakan lalu lintas penumpang tidak akan pulih ke tingkatan yang normal sampai setidaknya tahun 2023.

Baca juga:

6 Negara Ini Menerapkan Wajib Karantina 14 Hari untuk Pelancong yang Datang

Diperkirakan permintaan penumpang global pada tahun 2021 akan menjadi 24% di bawah level saat tahun 2019, dan 32% lebih rendah dari perkiraan yang dibuat pada bulan Oktober 2019. Ini didasarkan pada pembukaan ekonomi yang lebih lambat dan pelonggaran pembatasan perjalanan. Ditambah dengan penguncian meluas hingga kuartal ketiga tahun ini. Kemungkinannya bisa dikarenakan gelombang kedua penyebaran virus.

1
Lalu lintas penumpang tidak akan normal sampai beberapa tahun ke depan (Foto: Unsplash/Elthan Hu)

IATA juga merasa tindakan karantina pada saat kedatangan akan semakin merusak kepercayaan diri dalam perjalanan melalui penerbangan. 69% pelancong yang baru-baru ini disurvei menyatakan mereka tidak akan mempertimbangkan bepergian jika ada penerapan karantina 14 hari.

2
Penumpang makin ragu akibat kebijakan karantina 14 hari (Foto: Unsplash/Suganth)

Ini mendesak pemerintah untuk menemukan alternatif untuk mempertahankan atau memperkenalkan tindakan karantina kedatangan sebagai bagian dari pembatasan perjalanan pasca-pandemi. IATA juga percaya bahwa pendekatan berlapis berbasis risiko dari langkah-langkah biosekuriti yang diharmonisasikan secara global akan sangat penting untuk memulai kembali perjalanan udara.

Baca juga:

Paspor ‘New Normal’ bagi Penumpang Pesawat

Meski begitu, membangun kembali kepercayaan diri penumpang akan memakan waktu lebih lama. Direktur jenderal dan CEO IATA, Alexandre de Juniac percaya bahwa pelancong individu dan perusahaan cenderung hati-hati mengelola pengeluaran perjalanan mereka dan tinggal lebih dekat dengan rumah.

"Untuk melindungi kemampuan penerbangan menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi, kita tidak boleh membuat prognosis itu lebih buruk dengan membuat perjalanan menjadi tidak praktis dengan tindakan karantina," katanya.

Juniac juga menambahkan butuh adanya metode keamanan khusus agar penumpang pesawat aman dari COVID-19. "Kami membutuhkan solusi untuk perjalanan aman yang mengatasi dua tantangan. Itu harus memberikan kepercayaan diri penumpang untuk melakukan perjalanan dengan aman dan tanpa kerumitan yang tidak semestinya, dan itu harus memberi pemerintah kepercayaan bahwa mereka dilindungi dari pengimporan virus," tutupnya. (lgi)

Baca juga:

Desain Terbaru Kursi Pesawat "Social Distancing", Normal Baru Usai Pandemi COVID-19

#Penerbangan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Indonesia
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Semua maskapai Indonesia telah merampungkan pembaruan ELAC pada Airbus A320. Langkah ini memastikan standar keselamatan penerbangan tetap terjaga.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
Seluruh Armada Airbus A320 di Indonesia Rampungkan Pembaruan Software ELAC
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Operasional Bandara di Morowali, Dinilai Ancam Kedaulatan Negara
Komisi I DPR RI mendesak pemerintah untuk mengusut operasional bandara di Morowali, Sulawesi Tengah.
Soffi Amira - Selasa, 25 November 2025
DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas Operasional Bandara di Morowali, Dinilai Ancam Kedaulatan Negara
Indonesia
Jangan Lupa, Mulai Hari Ini Sriwijaya Air & NAM Air Rute Domestik Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta
Total ada 4 maskapai rute domestik pindah ke Terminal 1B Bandara Internasional Soekarno-Hatta, yakni Sriwijaya Air, NAM Air, Lion Air dan Airfast Indonesia
Wisnu Cipto - Selasa, 18 November 2025
Jangan Lupa, Mulai Hari Ini Sriwijaya Air & NAM Air Rute Domestik Pindah ke Terminal 1B Bandara Soetta
Indonesia
Pergerakan Pesawat Saat Nataru 76.972 Penerbangan, AirNav Siaga 24 Jam
AirNav akan memastikan kelancaran seluruh sistem navigasi penerbangan di bandara-bandara yang ada di Indonesia.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 14 November 2025
Pergerakan Pesawat Saat Nataru 76.972 Penerbangan, AirNav Siaga 24 Jam
Dunia
Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Para pengatur lalu lintas udara (air traffic controllers) mulai melaporkan kelelahan.
Dwi Astarini - Sabtu, 08 November 2025
  Shut Down Pemerintahan masih Lanjut, Ribuan Penerbangan di AS Dibatalkan
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Indonesia
AirAsia Bakal Kerahkan 100 Unit Pesawat Untuk Layani Penerbangan di Indonesia
?Seiring dengan penambahan armada baru itu, ia menyampaikan pihaknya pula akan menambah rute penerbangan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
AirAsia Bakal Kerahkan 100 Unit Pesawat Untuk Layani Penerbangan di Indonesia
Indonesia
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Sampai Juni, Garuda juga berhasil menambah frekuensi penerbangan sebesar 2.809 frekuensi menjadi 37.880 frekuensi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Garuda Operasikan 70 Rute Penerbangan Dengan Tingkat Keterisian 78 Persen, Knock Off Rute Tidak Menguntungkan
Indonesia
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta
Tarif penerbangan Jember-Jakarta PP itu berkisar Rp 1,3 juta hingga Rp 1,4 juta
Wisnu Cipto - Kamis, 11 September 2025
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta
Bagikan