Peneliti LSI Denny JA Puji Militansi Pendukung Prabowo-Sandi


Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby (Foto: Screenhot youtube/jaktv)
MerahPutih.Com - Pemilihan Umum Serentak 2019 tinggal tujuh hari lagi. Masing-masing pendukung mulai menggalang dukungan demi memastikan kemantapan pilihan terhadap paslon jagoannnya.
Kerja belum selesai, meski sudah hampir memasuki tahap akhir yakni hari pencoblosan Rabu 17 April 2019. Nah, siapa capres-cawapres yang memiliki militansi tinggi dari pendukungnya?
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby secara khusus memberikan apresiasi kepada para pendukung Prabowo-Sandi.
Menurut Adjie, pendukung Prabowo-Sandi lebih militan ketimbang pendukung Jokowi-Ma'ruf. Militansi pendukung Prabowo-Sandi tersebut bahkan bisa mengancam keunggulan Jokowi-Ma'ruf yang diprediksi oleh sejumlah lembaga survei.

Adjie mengatakan, jika mengacu pada riset sejumlah lembaga dan hasil survei Litbang Kompas, tingkat militansi para pendukung terlihat dari beberapa aspek.
Misalnya diukur dari kesediaan pendukung untuk ikut mengampanyekan pasangan calon yang didukungnya. Pendukung Prabowo-Sandi lebih tinggi dibanding pemilih Jokowi-Ma'ruf.
"Itu rata-rata pasangan 02 sedikit lebih tinggi walaupun tidak terlalu jauh," kata Adjie saat acara diskusi di Jakarta, Selasa (9/4).
Menurut dia, tingginya militansi juga memengaruhi keinginan mereka untuk mencoblos atau pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Tingginya militansi ini juga dapat berpengaruh di hari H sebab tingginya militansi juga memengaruhi kemauan mereka untuk mencoblos atau pergi ke TPS," ucapnya.
Adjie menuturkan tantangan Jokowi-Ma'ruf adalah memastikan pemillihnya mau datang ke tempat pemungutan suara (TPS) dan menggunakan hak pilih. Alasannya, berdasarkan hasil sigi sejumlah lembaga survei, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sudah di atas 50 persen.
BACA JUGA: Kampanye di Kampung Halaman, Jokowi Targetkan Suara 90 Persen
Prabowo Terlihat Makin Tempramental, Pengamat: Dia Khawatir Takut Kalah lagi
Kampanye Akbar di Palembang: Wong Kito Galo Cucuk Nomor Duo
"Pekerjaan rumahnya adalah bagaimana memobilisasi pendukungnya ke TPS, menarik pemilih di rumah untuk datang ke TPS," katanya.
Adapun tantangan Prabowo -Sandi, menurut Adjie, cukup sulit. Sebab, berdasarkan survei jumlah pemilih yang belum menentukan sikapnya tersisa 10 persen.
"Walaupun semua lari ke penantang, sebetulnya tidak cukup memenangkan pertarungan. Maka upayanya bukan hanya merebut undecided voter tapi juga melemahkan dukungan ke inkumben," kata dia.
Sayangnya, kata Adjie, Prabowo-Sandi gagal menciptakan atmosfer Indonesia butuh perubahan.
"Apa yang dilakukan di sisa waktu ini sebetulnya sudah terlambat," ucap peneliti LSI Denny JA itu.(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Lawatan ke Jepang Lanjut Hadiri Sidang Umum PBB, Pulang Tanah Air 27 September

Gibran tak Hadiri Reshuffle Kabinet, Jokowi Berikan Pembelaan

Menpora Erick Thohir Buka ke Publik Isi Bisikan Presiden Prabowo

ISDS Nilai Djamari Chaniago Ditunjuk Prabowo Bukan Didasari Dendam Masa Lalu

Profil Muhammad Qodari, Peneliti yang Baru Dilantik Jadi Kepala Staf Kepresidenan RI

Profil Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru yang Gantikan Budi Gunawan di Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Lantik Menko Polkam Djamari Chaniago, Erick Thohir Jadi Menpora

Presiden Prabowo Dikabarkan Lantik Menteri Baru Hari Ini, Paling Cepat Pukul 14.00 WIB

Isu Reshuffle Kabinet Menguat: Djamari Chaniago Jadi Menkopolkam, Rosan Roeslani Jabat Menteri BUMN

Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP
