Penculikan Nelayan Masih Terjadi, MoU Trilateral Perlu Dievaluasi

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 22 November 2016
Penculikan Nelayan Masih Terjadi, MoU Trilateral Perlu Dievaluasi

Presiden Jokowi bertemu dengan Menlu dan Panglima Filipina serta Malaysia (Foto: Biro Pers Setpres & Agus Suparto)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Penculikan dua nelayan Indonesia di Sabah, Malaysia yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Filipina, Abu Sayyaf pada pekan lalu patut disesali. Pasalnya, Memorandum of Understanding (MoU) Trilateral tiga negara, yakni, Indonesia, Filipina, dan Malaysia sudah berjalan.   

"Sesungguhnya pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Filipina sudah melaksanakan MoU Trilateral dalam rangka menyelamatkan dan mengamankan wilayah laut masing-masing melalui kerja sama. Tapi, penyaderaan kok masih terulang?" ujar Wakil Ketua Komisi I DPR-RI, Tubagus Hasanuddin dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/11).

Menurut Hasanuddin, MoU Trilateral yang telah disepakati oleh menteri pertahanan di tiga negara tersebut seharusnya dibahas lebih lanjut diantara para panglima angkatan bersenjata masing-masing negara, termasuk Panglima TNI. 

"Dengan MoU itu, ketiga panglima angkatan bersenjata dari tiga negara tersebut selanjutnya dibuat konsep joint operation atau konsep joint patrol," tutur mantan Sekretaris Militer itu. 

Konsep joint operation, kata Hasanuddin, menjadi hal yang sangat penting. Karena, bila Indonesia saja yang serius dalam mengamankan wilayah-wilayah rawan tanpa disertai keseriusan dari Malaysia dan Filipina, maka perjanjian trilateral menjadi sia-sia. 

"Konsep joint patrol dan joint operation berdasarkan evaluasi MoU Trilateral," tukas Hasanuddin. 

Selain itu, sambung Hasanuddin, ketiga negara juga harus aktif dalam bertukar informasi intelijen terkait pergerakan kelompok bersenjata. 

"Tiga negara harus aktif bertukar informasi intelijen terhadap pergerakan kelompok militan Abu Sayyaf. Ini menjadi penting untuk pemetaan pergerakan mereka (Abu Sayyaf)," tandas Hasanuddin.

Setelah pengamanan laut semakin diperkuat, Hasanuddin mengingatkan agar kapal-kapal komersil juga tetap wajib melaporkan ke Angkatan Laut bila hendak berlayar. 

"Bagi kapal-kapal bisnis yang melintas wilayah juga tetap diminta kehati-kehatian, setidaknya melapor ke Angkatan Laut," ucap Hasanuddin.  

Sekadar diketahui, perjanjian trilateral Indonesia, Malaysia, dan Filipina sebenarnya sudah terbentuk saat pertemuan di Astana Negara Gedung Agung Yogyakarta, Kamis (5/5). Hasilnya, ada empat kesepakatan tentang upaya mengamankan kawasan perairan di pebatasan tiga negara.

Empat poin yang telah disepakati dari perjanjian trilateral itu adalah, pertama,  kesepakatan melakukan patroli laut bersama yang terkoordinasi. Kedua, memberikan bantuan segera jika ada warga atau kapal yang mengalami kesulitan di perairan itu. Ketiga, membentuk gugus tugas diantara ketiga negara untuk berbagi informasi intelejen guna menanggapi secara cepat adanya ancaman keamanan. Dan keempat, menyepakati pembentukan hotline informasi untuk merespon situasi darurat. 

Bahkan, kelanjutan dari perjanjian trilateral itu juga kembali dibahas oleh menteri pertahanan di tiga negara dalam forum pertemuan The 3rd Trilateral Defence Ministers’ Meeting pada Agustus 2016. 

Namun, penculikan terhadap nelayan Indonesia di perairan Malaysia dan Filipina masih kerap terjadi. Belakangan, dua nelayan Indonesia menjadi korban penculikan yang diduga dilakukan kelompok Abu Sayyaf pada Sabtu, 19 November 2016. Nelayan itu bekerja secara sah di kapal penangkap ikan berbendera Malaysia.

Penculikan itu terjadi di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, sekitar pukul 19.20 waktu setempat. Kementerian Luar Negeri menerima informasi dari Asosiasi Pemilik Kapal sekitar 1 jam setelah peristiwa tersebut.

Kedua WNI ini adalah kapten kapal asal Sulawesi Selatan, Saparuddin bin Koni, 43 tahun, dan wakil kapten asal Sulawesi Selatan bernama Sawal bin Maryam (36). 

BACA JUGA:

  1. TB Hasanuddin: Pelaku Bom Samarinda Bisa Jadi Pintu Masuk Ungkap Jaringan Teroris
  2. Presiden Duterte Izinkan TNI Kejar Kapal Bajak Laut di Perairan Filipina
  3. Wanita Muslimah Dipaksa Lepas Burkini di Bawah Ancaman Senjata
  4. Dua Perempuan Pingsan di Jalan Setelah Bertengkar Delapan Jam
  5. Massa Keroyok Pria Pemerkosa Anjing Betina

 

 

#TB Hasanuddin #Milisi Abu Sayyaf #Filipina #Penculikan WNI #Nelayan Tradisional #Penculikan Awak Kapal
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
DPR RI Minta Keseriusan Pemerintah dalam Pembinaan Prajurit, TB Hasanuddin Ingatkan Kualitas Prajurit TNI Menentukan Kekuatan Pertahanan
Selain itu, ia menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi modern dalam sistem pertahanan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 30 Agustus 2025
DPR RI Minta Keseriusan Pemerintah dalam Pembinaan Prajurit, TB Hasanuddin Ingatkan Kualitas Prajurit TNI Menentukan Kekuatan Pertahanan
Indonesia
Prabowo Tambah Kodam Baru, Anggaran untuk TNI Berpotensi Ikut Melonjak
Sebelumnya pada Minggu (10/8), Presiden Prabowo Subianto melantik dan mengukuhkan enam Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) yang baru dibentuk.
Frengky Aruan - Selasa, 12 Agustus 2025
Prabowo Tambah Kodam Baru, Anggaran untuk TNI Berpotensi Ikut Melonjak
Dunia
Filipina Juga Berhasil Nego Tarif Impor AS, Sama Kaya Indonesia Besarnya 19%
Kini Indonesia bukan lagi negara ASEAN dengan besaran tarif impor AS terkecil.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 Juli 2025
Filipina Juga Berhasil Nego Tarif Impor AS, Sama Kaya Indonesia Besarnya 19%
Dunia
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
Hal itu termasuk hubungan antara CoC dan Deklarasi Perilaku (DoC) yang tidak mengikat di Laut China Selatan;
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional
ShowBiz
Film Horor Filipina 'Scarecrow' Ceritakan Dampak Ketamakan Manusia akan Kekayaan
Film Scarecrow yang juga disebut dengan judul Espantaho, memberikan perspektif baru terhadap genre horor Filipina.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 21 Mei 2025
Film Horor Filipina 'Scarecrow' Ceritakan Dampak Ketamakan Manusia akan Kekayaan
Indonesia
Perpindahan Laksda Kresno dari Matra Laut ke Matra Darat Seperti Kecerobohan
Dalam SK tersebut, terdapat dua hal mencolok yang menjadi sorotan publik
Angga Yudha Pratama - Senin, 05 Mei 2025
Perpindahan Laksda Kresno dari Matra Laut ke Matra Darat Seperti Kecerobohan
ShowBiz
Denise Julia akan Jalani Tur di Jakarta & Bangkok pada 2025
Denise Julia siapkan konsep yang intim dan mendalam untuk turnya.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 30 April 2025
Denise Julia akan Jalani Tur di Jakarta & Bangkok pada 2025
Dunia
PM Kanada Terpukul Belasan Orang Tewas saat Festival Filipina di Vancouver
Pria pengendara mobil SUV menerjang acara festival jalanan Komunitas Filipina di Vancouver, Kanada, kemarin malam yang menewaskan sedikitnya 11 orang
Wisnu Cipto - Senin, 28 April 2025
PM Kanada Terpukul Belasan Orang Tewas saat Festival Filipina di Vancouver
Dunia
Serangan Mobil Saat Festival Filipina di Vancouver Kanada, 11 Orang Tewas Ada Balita Hingga Lansia
Insiden memilukan itu terjadi di kawasan Sunset, Vancouver, saat berlangsungnya Lapu-Lapu Day Block Party.
Wisnu Cipto - Senin, 28 April 2025
Serangan Mobil Saat Festival Filipina di Vancouver Kanada, 11 Orang Tewas Ada Balita Hingga Lansia
Indonesia
Universitas di Bawah Bayang-Bayang Militer, DPR Soroti Pelanggaran UU Pendidikan Tinggi oleh TNI
TB Hasanuddin menegaskan bahwa tindakan-tindakan tersebut tidak hanya melanggar norma akademik
Angga Yudha Pratama - Selasa, 22 April 2025
Universitas di Bawah Bayang-Bayang Militer, DPR Soroti Pelanggaran UU Pendidikan Tinggi oleh TNI
Bagikan