Penanganan Anak Tantrum Dibedakan Sesuai Usia, Simak 5 Tipsnya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Sabtu, 28 Desember 2024
Penanganan Anak Tantrum Dibedakan Sesuai Usia, Simak 5 Tipsnya

Anak tantrum. (Foto: Pexel/Keira Burton)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Situasi anak tantrum salah satu hal yang paling tidak mengenakkan dialami para orang tua. Masalahnya pemicu anak tantrum kerap tidak dapat dijelaskan, sehingga orang tua kerap bingung dengan yang terjadi. Lantas bagaimana baiknya menghadapi kondisi ini?

Tantrum menurut laman kidshealth merupakan amukan melibatkan ledakan amarah, frustrasi, dan perilaku tidak teratur yang dahsyat hingga anak 'kehilangan kendali'.

Anak sendiri punya ragam ekspresi menunjukan tantrumnya. Namun umumnya berteriak, menangis sambil menjerit, hingga hanya mematung sendiri.

Semua ekspresi itu merupakan bagian normal dari perkembangan anak, sebuah cara yang dipikir anak kecil efektif menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustrasi.

Tantrum selalu terjadi pada anak-anak. Namun tantrum masuk pada bagian perkembangan itu ketika anak memasuki usia 1-3 tahun.

Ada beragam alasan anak menjadi tantrum, seperti ingin menjadi pusat perhatian. Ketika anak menyadari orang tuanya kurang memperhatikannya ia bakal menjadi tantrum.

Saat itulah emosi si Kecil akan meluap-luap. Ledakan emosi ini terjadi karena konflik batin yang anak rasakan. Ia merasa tidak dipedulikan, tapi belum bisa bicara lancar untuk menyampaikannya pada Ibu.

Baca juga:

Menghadapi Anak Tantrum, ini Hal yang Bisa Dilakukan Orang Tua

Lalu alasan anak menjadi tantrum karena tidak terpenuhi keinginannya. Anak mengeluarkan amukan sebagai ekspresi memproses rasa kecewa yang begitu hebat. Pengalaman mereka terbatas, sehingga perlu diarahkan ketika mengalami hal yang tidak mengenakan.

Sementara itu, anak menjadi tantrum juga karena terlalu banyak mengkonsumsi gula. Makanan kemasan seperti permen, jus, minuman kemasan, dan coklat batangan umumnya diproses dengan tambahan gula berlebih.

Asupan gula berlebih dapat meningkatkan kadar gula darah anak lalu turun dengan sangat cepat. Kadar insulin dalam darah yang tidak stabil dapat memicu anak tantrum.

Kandungan gula sumber karbohidrat, dan sebagian besar makanan yang mengandung karbohidrat dapat menyebabkan kembung karena gas yang membuat perut si Kecil jadi tidak nyaman.

Kemudian anak tantrum karena terbatasnya kemampuan komunikasi. Kemampuan berbahasa anak usia 1-3 tahun baru mencapai 75 persen, sehingga sangat wajar jika ia belum mampu berkomunikasi dengan efektif untuk menyampaikan apa yang ia rasakan.

Jika sudah merasa frustasi, tidak heran jika ia mengekspresikan apa yang dirasakan dengan tangisan histeris.

Lantas apapun alasan di balik ke-tahtruman anak, kondisi anak tantrum sulit bisa ditangani. Selain membuat orang tua panik, tak terelakan ada perasaan malu sebab membuat situasi tidak nyaman.

Laman raisingchildren menyebutkan, orang tua yang menghadapi anak tantrum memberikan treatment penanganan yang berbeda, tergantung pada usia anak.

Saat anak yang tantrum adalah balita, berikan waktu bersama sangat berguna dengan tetaplah dekat, tawarkan kenyamanan, dan yakinkan anak-anak bahwa kamu memahami perasaan mereka.

Baca juga:

Tenang Bunda, ini Teknik Hadapi Anak Mudah Tantrum di Tempat Umum

Sementara jika anak tantrum di usia sudah yang lebih besar, kamu dapat menggunakan lima langkah untuk menenangkan dirinya:

1. Perhatikan dan kenali emosinya.

2. Sebutkan dan hubungkan emosi dengan peristiwa tersebut.

3. Berhenti sejenak dan jangan berkata apa pun.

4. Dukung anak saat mereka tenang.

5. Tangani masalahnya.

Sedangakan mengahdapi anak dengan amukan tak terkendalinya. Orang tua harus tetap memberikan pengawasan penuh, jangan membiarkan anak memberikan hal tidak nyaman pada orang lain.

1. Pastikan anakmu dan orang lain di sekitar kamu aman. Ini berarti kamu harus membawa anakmu ke tempat lain jika perlu.

2. Setelah anakmu berada di tempat yang aman, akui emosi yang mereka ekspresikan dengan tenang – bicaralah perlahan dan dengan suara rendah.

3. Tetaplah tenang bersama anak kamu hingga mereka tenang. Sentuh atau peluk mereka jika mereka menginginkannya, atau beri mereka lebih banyak ruang fisik jika mereka membutuhkannya. Jangan mencoba untuk berdebat dengan anakmu.

3. Bersikaplah konsisten untuk tidak menuruti tuntutan. Ini akan membantu anak belajar bahwa mengamuk tidak akan membantunya mendapatkan apa yang diinginkannya.

4. Cobalah 'instruksi paradoks'. Ini berarti memberi anak izin untuk berteriak dan menjerit hingga mereka siap untuk berhenti. Misalnya, 'Kamu boleh berteriak lebih keras jika kamu mau. Ini taman yang besar dan kita tidak mengganggu siapa pun'.

5. Tenangkan anakmu saat mereka sudah tenang. Amukan memang membuat semua orang tertekan. (Tka)

#Parenting #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
KPAI sudah tiba di Polda Metro Jaya sejak pagi tadi untuk mengawasi proses pemeriksaan terhadap ratusan anak yang diamankan karena terlibat unjuk rasa depan Gedung.
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
Berita Foto
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Anak-anak dengan penuh keceriaan mengikuti pawai karnaval HUT ke-80 Republik Indonesia di Kawasan Juraganan, Grogol Utara, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 23 Agustus 2025
Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta
Indonesia
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Program pemerintah sebenarnya lengkap, tinggal bagaimana memastikan petugas lapangan benar-benar aktif
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Indonesia
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Perubahan pola makan tidak cukup hanya dengan menyuruh anak, tapi harus dimulai dari kebiasaan seluruh keluarga.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie
Indonesia
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Aksi pelecehan terjadi di dalam pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG 9669 rute Denpasar-Jakarta pada hari Senin (14/7) malam
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Juli 2025
Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma
Indonesia
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Aparat penegak hukum untuk bergerak cepat, tegas, dan transparan dalam mengusut tuntas kasus tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 14 Juli 2025
Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron
Bagikan