Pemerintah Minta Perbankan Lakukan Efisiensi, Ini Kata Pengamat Ekonomi

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Sabtu, 03 Oktober 2015
Pemerintah Minta Perbankan Lakukan Efisiensi, Ini Kata Pengamat Ekonomi

Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (30/9). (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih Bisnis - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, bahwa pemerintah tidak bisa mengintervensi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) seperti yang diintruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Mantan Gubernur BI itu akan mendesak perbankan nasional untuk melakukan efisiensi dengan menurunkan suku bunga kredit.

Menanggapi hal tersebut, peneliti dari Institute for Devlopment of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah menilai, langkah pemerintah sangat tepat. Namun, tidak perlu dimasukan ke dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III.

"Rasanya untuk efisiensi perbankan itu tidak perlu untuk dimasukkan ke dalam Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III. Itu bisa dilakukan oleh Menteri BUMN (Rini Soemarno) dengan mengintruksikannya kepada bank-bank terkait," ujarnya kepada merahputih.com, di Jakarta, Sabtu (3/10).

Imaduddin Abdullah menjelaskan, efisiensi oleh perbankan bisa dilakukan dengan pengurangan biaya operasional. Seperti mengurangi gaji komisaris, gaji direktur, ataupun biaya operasional rapat yang terbilang cukup mahal.

"Misal (efisiensi) seperti gaji komisaris, gaji direktur itu kan tinggi. Nah, itu bisa dong diturunkan. Lalu anggaran untuk rapat yang bisa mencapai ratusan juta, itu juga bisa dipotong," sarannya.

Hal tersebut, jelas Imaduddin Abdullah, guna menutupi pendapatan perusahaan akibat diturunkannya suku bunga kredit.

"Kalau suku bunga kredit diturunkan, artinya income (pendapatan) pun mengalami penurunankan. Nah, gimana caranya (menutupi)? Efisiensi perbankan," kata Imaduddin.

Lantas, apakah keuntungan perbankan akan turun sehingga bisa memengaruhi harga saham, jika income pun mengalami penurunan? Imaduddin mengatakan, pemerintah harus memikirkan hal tersebut.

"Nah, ini yang harus menjadi fokus pemerintah. Jangan sampai menurunnya income berdampak juga terhadap keuntungan perbankan yang mengakibatkan penurunan harga saham," katanya.

Untuk itu, lanjut Imaduddin Abdullah, pemerintah bisa membantu perbankan dengan menurunkan setoran deviden yang biasa diberikan oleh perbankan kepada pemerintah setiap akhir tahun.

"Jadi kalau biasanya perbankan setor deviden ke pemerintah di akhir tahun sekian. Pemerintah bisa meminta perbankan untuk menurunkan setorannya," kata Imaduddin Abdullah. (rfd)

 

Baca Juga:

  1. Penurunan Harga BBM dalam Paket Ekonomi III Hanya Pencitraan
  2. Rieke Diah Pitaloka: Paket Ekonomi Jokowi Abaikan Persoalan Ketenagakerjaan
  3. Paket Ekonomi Jokowi Bukan Solusi Jangka Pendek
  4. Ekonom Indef: Paket Ekonomi Jokowi Salah Sasaran
  5. Pengumuman Paket Ekonomi Beri Sentimen Positif IHSG
#Imaduddin Abdullah #Paket Ekonomi Pemerintah #Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi-JK #Paket Kebijakan Ekonomi #Bank Indonesia #Bank
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
Rp 16 Triliun APBN Digelontorkan ke Bank, Koperasi Merah Putih Sudah Bisa Ajukan Pinjaman
Pemerintah memberikan grace period atau masa tenggang selama enam bulan untuk memberi ruang adaptasi koperasi di tahap awal operasional, tanpa tekanan pembayaran cicilan langsung.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Rp 16 Triliun APBN Digelontorkan ke Bank, Koperasi Merah Putih Sudah Bisa Ajukan Pinjaman
Indonesia
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman
Sopir Bank Jateng cabang Wonogiri membawa kabur uang nasabah senilai Rp 10 miliar. Bank Jateng pun memastikan, jika uang nasabah aman.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman
Indonesia
Sopir Bank di Wonogiri Bawa Kabur Uang Nasabah, Nilainya Mencapai Rp 10 Miliar
Pelaku menjalankan aksi saat mengambil uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Senin (1/9).
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Sopir Bank di Wonogiri Bawa Kabur Uang Nasabah, Nilainya Mencapai Rp 10 Miliar
Indonesia
Suku Bunga Bank Indonesia Sudah Diturunkan Berkali-kali, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi
suku bunga deposito 1 bulan juga mulai menurun, yakni dari 4,85 persen pada Juni 2025 menjadi 4,75 persen pada Juli 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
Suku Bunga Bank Indonesia Sudah Diturunkan Berkali-kali, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Ekonom mengungkapkan arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025, antara bertahan di level 5,25 persen atau turun, yang menunjukkan sinyalemen kebijakan moneter lebih longgar.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Indonesia
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut, Payment ID tunduk kepada aturan mengenai perlindungan data pribadi (PDP)
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 14 Agustus 2025
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Indonesia
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Melesatnya transaksi QRIS ini sejalan dengan peningkatan mercant QRIS, total ada 961.872 merchant. Untuk nominal transaksi QRIS ini menembus Rp 961,6 miliar dengan pertumbuhan 100,6 persen secara year on year (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Indonesia
Rekening Ketua MUI Cholil Nafis Diblokir PPATK: Kebijakan yang Tak Bijak
"Sedikit sih gak banyak, paling Rp 200-300 juta untuk jaga-jaga yayasan," kata Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis
Frengky Aruan - Senin, 11 Agustus 2025
Rekening Ketua MUI Cholil Nafis Diblokir PPATK: Kebijakan yang Tak Bijak
Bagikan