Menyihir Pekan Teater Nasional 2018, Menggali Ide Segar Teater Modern Indonesia


Pementasan maaf maaf maaf. (Dokumen Teater Koma)
JAGAT teater Indonesia kembali menggeliat. Direktorat Kesenian, Kemendikbud, bekerjasama dengan Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta menggelar Pekan Teater Nasional 2018.
Mengusung tema 'Sihir Teater Indonesia (Teater 15 Kota)', Pekan Teater Nasional 2018 berlangsung pada 6-14 Oktober 2018 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Beragam pertunjukan ditampilkan dalam acara ini.
"Di antaranya, Pameran Arsip Sihir Teater Indonesia, Garis Waktu Setiap Masa Kini, Garis Waktu Pendidikan Teater di Indonesia, Teater 15 Kota, 16 teater peserta PTN, Sutradara 16 teater peserta PTN dan pameran Sihir ruang dalam kotak kertas: Yudhistira Wididarma," tutur Afrizal Malna, Ketua Komite Teater, Dewan Kesenian Jakarta.
Ia melanjutkan, banyaknya acara yang digelar bukan tanpa alasan. Sebelumnya pada 2017 silam, Pekan Teater Nasional sudah melakukan mapping pencapaian estetika teater, dan rekam jejak sejarah teater modern Indonesia.
“Komponen-komponen publik kemudian menjadi kata kunci baru dalam ruang eksternal ini (pertunjukan, pameran, symposium) untuk bagaimana Pekan Teater Nasional membawa kekinian teater modern di Indonesia, baik sebagai pembentukan karakter, edukasi, maupun regenerasi teater ke masyarakat Indonesia umumnya” katanya.
Afrizal mengatakan bahwa aktifisme teater di Indonesia berlangsung dalam 3 ragam dan ikut menjelaskan ciri khas teater modern di Indonesia. "Teater Kota, Teater Komunitas dan Teater Kampus. Ketiga teater ini juga akan menampilkan pertunjukan terbaiknya di Pekan Teater Nasional 2018," jelasnya.
Benny Yohanes, kurator Pekan Teater Nasional 2018 mengungkapkan bahwa PTN 2018 adalah forum partisipatif untuk saling mempertajam ‘peta-makna’, khususnya bagi 16 grup hasil kurasi, tetapi juga untuk eksponen pegiat teater yang sedang tumbuh, dan menunggu momen aktualisasinya.
"Kompilasi pandangan dan pembacaan atas kreativitas dan progres dari tiap-tiap grup peserta perlu dirajut bersama, untuk menemukan pertautan gagasan gagasan agar bisa diusung sebagai wacana yang tumbuh” jelasnya.
kurator PTN 2018 lainnya, Seno Joko Suyono memaparkan bahwa pertemuan ini dilatari keyakinan bahwa 15 sutradara yang diundang mempunyai potensi untuk melahirkan ide segar dan memiliki kemampuan menyebarkan virus kreatif di kota atau kabupatennya masing-masing.
"Harapan kita adalah bagaimana pertemuan Teater Nasional yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ini bukan hanya sekedar inventarisasi atau pemetaan terhadap keberagaman teater di nusantara," ucapnya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Mengintip Sesi Latihan Jelang Pementasan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad

Jelang Pertunjukan Teater Bertajuk Bunga Penutup Abad di Jakarta

Pementasan Teater Bertajuk Mencari Semar di Ciputra Artpreneur Jakarta

Teater Koma Bawa Karakter Punokawan Melintasi Ruang dan Zaman dalam Pertunjukan 'Mencari Semar'

Jelang Pementasan Teater Mencari Semar Angkat Cerita Tradisi Punakawan yang Futuristik

Indonesia Kaya Tampil dengan Wajah Baru, Siap Jadi Platform Pioner Lestarikan Seni Pertunjukan Tanah Air yang Lebih Progresif dan Relevan

Panggung Musikal 'Keluarga Cemara' Siap Dipentaskan Kembali
Mengintip Rehearsal Pertunjukan Panggung Musikal Keluarga Cemara di Ciputra Artpreneur

Bersama Fadli Zon, Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al-Bukhari-Sukarno di GKJ
