PBNU Sebut Puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon Tak Etis

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 07 Februari 2019
PBNU Sebut Puisi 'Doa yang Ditukar' Fadli Zon Tak Etis

Politisi Gerindra yang juga putra Minang Fadli Zon (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Ketua Pengurus Harian Tanfidizyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menyayangkan puisi 'Doa yang Ditukar' buatan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

Menurutnya puisi tersebut tak etis jika ditujukan kepada Maimoen Zoebair atau Mbah Moen.

"Jika address puisi tersebut di antaranya ditujukan ke Mbah Maimoen, saya sangat menyayangkan. Tidak etis. Tampak jelas bahwa pembuat puisi tidak mengenal tata pergaulan di lingkungan kiai," kata Robikin kepada wartawan, Kamis (7/2).

Mbah Moen, kata Robikin, merupakan kiai sepuh di kalangan ulama dengan ilmu yang sangat mumpuni. Karena itu, keliru jika ada yang menganggap Mbah Moen didikte saat berdoa bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.

Presiden Jokowi bersama Mbah Moen di Rembang, Jawa Tengah (Foto: Twitter @jokowi)
Presiden Jokowi bersama Mbah Moen di Rembang, Jawa Tengah (Foto: Twitter @jokowi)

"Sebagai kiai sepuh dengan ilmu yang sangat mempuni, Mbah Maimoen tak mungkin bisa didekte," ungkap dia.

Robikin melanjutkan, substansi doa yang diucapkan Mbah Moen memang ditujukan kepada Jokowi yang duduk di sampingnya. Menurut Robikin, hal itu pasti dipahami oleh kalangan yang bisa berbahasa Arab.

"Bagi mereka yang paham bahasa Arab, substansi doa Mbah Maimoen jelas ditujukan kepada tamu yang posisi duduknya ada di sebelah beliau, pak Jokowi. Apalagi dalam doa bahasa Arab tersebut secara gamblang menyebut periode kedua," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, puisi terbaru Fadli Zone berjudul ‘Doa yang Tertukar’ sempat memancing reaksi beberapa kalangan, khususnya Nahdlatul Ulama dan para santri.

Ketua Umum Relawan Milenial Jokowi-Ma’ruf (REMAJA) Misbahul Ulum mengatakan bahwa semua orang paham maksud dari puisi tersebut mengarah kepada kunjungan Jokowi ke Mbah Moen (Kiai Maimoen Zubair).

"Perlu diketahui oleh Pak Fadli Zon bahwa KH. Maimun Zubair itu adalah Ulama sepuh panutan kaum santri dari partai apapun, jadi saya sebagai santri merasa tersinggung karena ulama sepuh kami telah beliau lecehkan," kata Misbahul, Kamis (7/2).

Santri yang juga Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini meminta Fadli Zon untuk tidak menggampangkan persoalan ini dan meminta maaf. (Pon)

#Fadli Zon #KH Maimoen Zubair #PBNU
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Ketua Partai Nasional Inisiatif Palestina, Mustafa Barghouti, mengecam sikap PBNU yang mengundang tokoh akademisi Israel, Peter Berkowitz. Hal itu tak bisa dibenarkan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
Indonesia
Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah
Mari kita jaga museum dan cagar budaya yang ada di tempat kita masing-masing agar tetap lestari
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah
Indonesia
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU menegaskan larangan keras bagi kader maupun warga NU untuk terlibat dalam tindakan perusakan ataupun perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat di berbagai daerah.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 30 Agustus 2025
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
Indonesia
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Masuknya surat-surat Kartini ke dalam daftar UNESCO menunjukkan bahwa dunia mengakui warisan intelektual dan sumbangan pemikiran Indonesia bagi peradaban global
Angga Yudha Pratama - Rabu, 20 Agustus 2025
Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia
Indonesia
Rayakan HUT Ke-80 RI, Kembud Cetak Prangko Edisi Pendiri Bangsa secara Terbatas
Merupakan seri perdana yang menampilkan sebanyak 79 tokoh pendiri bangsa yang berperan dalam mengupayakan kemerdekaan Indonesia.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Rayakan HUT Ke-80 RI, Kembud Cetak Prangko Edisi Pendiri Bangsa secara Terbatas
Indonesia
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Simfoni delapan dekade ini mengajak kita merasakan dentuman semangat proklamasi dan keragaman budaya
Angga Yudha Pratama - Minggu, 10 Agustus 2025
Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata
Indonesia
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi
inisiatif ini bertujuan mencetak generasi muda yang cerdas dan unggul dalam menyongsong masa depan bangsa.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 29 Juli 2025
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim  Siap Beroperasi
Indonesia
Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg
Fenomena sound horeg tidak hanya terjadi di dunia nyata
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg
Indonesia
Uji Publik Penulisan Buku Sejarah Dilakukan 20 Juli 2025, Bentuknya Diskusi dan Seminar
Uji publik ini bisa berfungsi untuk memaparkan rancangan atau draft dari tulisan di dalam buku nanti.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Uji Publik Penulisan Buku Sejarah Dilakukan 20 Juli 2025, Bentuknya Diskusi dan Seminar
Indonesia
2 Legislator PDIP Menangis Dengar Penjelasan Fadli Zon tentang Korban Perkosaan 1998
Pernyataan Fadli Zon soal pemerkosaan massal 1998 dinilai membuat luka korban semakin dalam.
Frengky Aruan - Rabu, 02 Juli 2025
2 Legislator PDIP Menangis Dengar Penjelasan Fadli Zon tentang Korban Perkosaan 1998
Bagikan