Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan

Bahaudin MarcopoloBahaudin Marcopolo - Jumat, 23 Oktober 2015
Panglima TNI: Tanpa Resolusi Jihad Tidak Ada Hari Pahlawan
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan sambutan dalam Penetapan Hari Santri Nasional di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) (Foto/Puspen TNI)

MerahPutih Peristiwa - Selain membeberkan kisah heroik Jenderal Besar TNI Anumerta Sudirman, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga menyampaikan kisah dan sepak terjang pendiri ormas Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy'ari.

Panglima TNI secara tegas menguraikan fatwa resolusi Jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy'ari untuk berperang melawan tentara Belanda yang membonceng pasukan sekutu adalah peristiwa penting di tanah air. Berkat keluarnya fatwa tersebut TNI tidak berjuang sendiri melainkan ribuan santri di sekitar Surabaya, Jawa Timur berjuang mati-matian mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Tanpa Resolusi Jihad, maka tidak ada perlawan yang heroik, jika tidak ada perlawanan heroik berarti tidak ada Hari Pahlawan tanggal 10 November," kata Jenderal Gatot Nurmantyo.

Mantan KSAD itu melanjutkan sejarah mencatat bahwa peristiwa Resolusi Jihad bersentuhan langsung dengan kedaulatan Republik Indonesia. Setidaknya ada 4 peristiwa penting yang saling mempengaruhi yaitu peristiwa 17 Agustus sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 5 Oktober hari pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) sekarang TNI, 22 Oktober sebagai hari pencetusannya Resolusi Jihad NU dan 10 November pecahnya perang di Surabaya yang dikenal sebagai Hari Pahlawan.

Dihadapan ulama dan para santri alumnus akademi militer tahun 1981 kembali menjelaskan peristiwa heroik pada awal kemerdekaan. Kekuatan TNI yang baru lahir beberapa bulan tentu saja tidak kuasa membendung invasi militer yang dilakukan kekuatan sekutu.

Namun demikian berkat bantuan ribuan rakyat Indonesia dan santri pasukan sekutu dan Belanda bisa dipukul mundur. Meski ribuan orang gugur dalam peristiwa tersebut tapi kemerdekaan Indonesia bisa dipertahankan. Disitulah TNI merasa berhutang budi kepada rakyat Indonesia.

"Sehingga TNI adalah anak kandung rakyat," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Panglima TNI menegaskan, sejarah menggambarkan betapa ulama dan santri merupakan sebuah guru perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Ulama dan santri bukan sekedar pejuang, tetapi sebagai pelaku perjuangan itu sendiri terutama dalam konteks Resolusi Jihad dalam melawan penjajah," demikian Panglima.

Untuk diketahui Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Hari Santri Nasional pada Kamis (22/10) di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Sekretaris kabinet (Sekab) Pramono Anung menjelaskan tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional berdasarkan Keputusan Presiden No.22 Tahun 2015. Meski ditetapkan sebagai hari nasional, namun bukan termasuk hari libur.

BACA JUGA:  

  1. Jenderal Gatot Nurmantyo: Panglima TNI Pertama Seorang Santri 
  2. Harapan Jokowi, Santri Padukan Jiwa Religius dan Nasionalisme 
  3. Menpora Ajak Santri Ikut Bela Negara 
  4. Iwan Fals dan Sejumlah Tokoh Nasional Ucapkan Selamat Hari Santri 
  5. Jokowi Resmikan Hari Santri Nasional di Istiqlal
#Panglima TNI #Jenderal Gatot Nurmantyo #Hari Santri Nasional
Bagikan
Bagikan