Seni Botani Wujud Kolaborasi Seni dan Sains

Kurator Seni Suwarno Wisetrotomo di Ragam Flora Indonesia (Foto: MerahPutih/Rizki Fitrianto)
DI tengah pepohonan rindang di dalam Kebun Raya Bogor, Jumat 18 Mei 2018, 25 negara dari 6 benua sepakat menggelar pameran seni botani secara serentak untuk merayakan Hari Seni Botani Sedunia.
Perayaan itu dilakukan oleh Afrika selatan, Amerika serikat, Australia, Belanda, Brazil, Bermuda, Chili, China, Kosta Rika, Inggris, Irlandia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kolombia, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Selandia Baru, Skotlandia, Thailand dan Ukraina. Indonesia melalui Indonesian Society of Botanical Artist (IDSBA) ikut ambil bagian dalam kolaborasi Botanical Art Worldwide yang bertajuk Linking People with Plants through Botanical Arts.
IDSBA bekerja sama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk pertama kalinya menyelenggarakan pameran seni botani pertama di Indonesia bertemakan Ragam Flora Indonesia. Pameran ini digelar di Gedung Samida, Kebun Raya Bogor yang dimulai dari tanggal 18 - 20 Mei 2018.
Pameran ini dibuka untuk umum mulai hari Jumat (18/5) yang bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-201 kebun raya tertua di Asia Tenggara tersebut. Lukisan yang ada dalam pameran tersebut kurang lebih sekitar 60 lukisan asli dari 35 Seniman Indonesia dan mancanegara dengan subjek flora endemik Indonesia.
Jadi masyarakat yang hadir dapat menyaksikan karya seni yang sarat akan pengetahuan, penggugah kesadaran dan membangkitkan apresiasi atas seni botani maupun keanekaragaman hayati Indonesia.
Selain itu, wawasan mereka pun akan diperluas dengan meyaksiksan slideshow 800 lebih karya seni serta ilustrasi botani dari 25 negara dengan subyek yang sama yaitu flora asli Indonesia.
Pameran ini seolah menjawab dari stigma bahwa seni dan ilmu tidak pernah bisa bersatu. Padahal justru membuktikan sebaliknya. karena seni botani merupakan perpaduan tak terpisahkan antara sains dan seni rupa. Lukisan yang dipamerkan dalam Ragam Flora Indonesia itu diseleksi dengan cara yang unik.
Seleksi tersebut dilakukan oleh berbagai kurator seni, ahli botani dan seniman botani senior. Kolaborasi kurator ini dipimpin oleh Suwarno Wisestrotomo (Kurator Galeri Nasional Indonesia, Pengajar Fakultas Seni Rupa dan Paskasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta), Destario Metusala (Botaniwan/Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ) dan Jenny A Kartawinata (seniman Botani, pendiri IDSBA, editor buku Refrensi Botani).
“Karya yang ada menyodorkan daya pesona visual, serta kemungkinan makna yang lebih luas bagi dunia ilmu pengetahuan, sains. Yang dapat dilihat sebagai salah satu bukti bahwa seni sesungguhnya adalah Sains,” jelas Suwarno pada merahputih.com di Pameran Seni Botani Ragam Flora Indonesia di Gedung Samida, Kebun Raya Bogor, Jumat (18/5).
Lebih lanjut lagi Jenny A Kartawinta, menambahkan, jika karya seni botani ini bersisi jamak, indah, bernilai estetika tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmah. Karena disini lukisan menuturkan kisah tentang paduan yang mesra antara sains dan juga seni.
Beragam spesies flora telah diperiksa secara seksama oleh para botaniwan sebagai syarat mutlak untuk lolos proses seleksi karya I dan II. Dengan ketentuan yang bersubyek pada tumbuhan asli Indonesia. Termasuk hibrida alami tetapi tidak termasuk kultivar, hibrida buatan manusia atau tanaman luar yang dikembangkan di Indoensia. Bahkan beberapa diantaranya merupakan spesies endemik langka atau sempit sebaran alaminya.
Namun diantara 60 lebih lukisan yang dipamerkan dalam Ragam Flora Indonesia tersebut, ada satu lukisan yang sangat menarik perhatian, Amorphophallus Titanium/ Bunga Bangkai Raksasa asal Sumatera.
Lukisan ini buah karya dari salah satu panitia penyelenggara dan juga peserta pameran ini, asal Yogyakarta, Eunike Nugroho.
Lukisan cat air ini memiliki skala ukuran 1:1. Alumnus Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini, memberikan alasan melukis bunga raksasa itu karena keunikan tersendiri yang beda daripada tanaman lainnya.
“Untuk bisa jadi bunga butuh waktu 7-10 tahun mematangkan umbinya hanya dengan daun tunggal. Kemudian jika sudah cukup energinya, dia akan mengeluarkan bunga seperti ini yang hanya mekar sempurna itu sekitar satu hari. Kebetulan pada November lalu mekar dan termasuk beruntung dapat objek melukis,” tutur Keke, demikian akrabnya.
Eunike Nugroho bukanlah seniman biasa, ia memiliki prestasi yang mendunia. Salah satunya yaitu Keke pernah menjadi wakil Indonesia dalam event 15th International Exhibition of Botanical Art & Ullustratio di Pittsburgh, Amerika Serikat pada Desember 2016 silam. Pameran seni dan ilustrasi terbesar di dunia yang telah berlangsung sejak tahun 1960.
Pameran Seni Botani Ragam Flora Indonesia digelar selama tiga hari yaitu mulai dari 18 Mei – 20 Mei 2018. Rangkaian acaranya terdiri dari pembukaan pameran dan HUT 201 Kebun Raya Bogor dan Workshop Seni Botani. Bagi kamu yang penasaran dengan seni Botani langsung saja datang ke Kebun Raya Bogor, gratis lho guys! (ryn)
Baca juga yuk artikel menarik yang lainnya Bir Racikan Putra-Putri Indonesia Semakin Mendunia
Bagikan
Berita Terkait
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan

ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi

Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN

Menilik Pameran Seni Rupa Bertajuk Beyond Imagination di Gedung JDC Jakarta
