Diskon Tarif PPh Revaluasi Aset Hingga Desember 2016
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10). (Foto Antara/Akbar Nugroho Gumay)
MerahPutih Bisnis - Pemerintah hari ini (22/10) resmi mengeluarkan Paket Kebijakan Ekonomi tahap V, di Istana Kepresidenan, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Kebijakan revaluasi aset yang berbentuk pemberian fasilitas berupa potongan Pajak Penghasilan (PPh) dari 10 persen menjadi 3 persen hanya dapat berlaku hingga akhir tahun 2016.
"Fasilitas ini berlaku hanya hingga 2016," demikian diungkapkan Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Kamis, (22/10).
Maka terang Bambang, jika pengajuan revaluasi disampaikan sampai dengan akhir tahun ini 31 Desember 2015, maka besaran tarif khusus untuk PPh final revaluasi ini dari yang normalnya 10 persen menjadi 3 persen.
Kata Bambang, kebijakan ini berlaku untuk semua perusahaan. Baik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.
Namun, jika revaluasi aset diajukan pada periode 1 Januari 2016 - 30 Juni 2016 maka besaran pengurangan tarif PPh hanya sebesar 4 persen. Artinya, lebih lambat mengajukan. Maka tarifnya akan lebih mahal tapi tetap dibawah normal 10 persen.
"Lebih lambat maka tarifnya lebih mahal tapi tetap di bawah tarif normal 10 persen," katanya.
Sementara jika pengajuan revaluasi aset dilajukan pada periode ke III yakni 1 Juli - 31 Desember 2016, maka besaran tarif PPhnya sebesar 6 persen.
"Masih dibawah 10 persen, tapi tarifnya lebih tinggi dari dua periode sebelumnya," jelasnya.
Masih kata Bambang, kebijakan revaluasi aset yang mendapat potongan rarif PPh ini berlaku bagi semua perusahaan baik BUMN maupun swasta.
Untuk diketahui, Paket Kebijakan Ekonomi Tahap V diluncurkan usai rapat terbatas bidang ekonomi yang dipimpin Presiden Jokowi. Hadir dalam rapat itu, di antaranya, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menko PMK Puan Maharani, Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.(rfd)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dukung Penuh Menkeu Purbaya Larang Impor Pakaian Bekas, DPR: Jadi Angin Segar bagi Industri Tekstil Nasional
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Sindir Gubernur Jabar soal Uang APBD di Giro Bank, Menkeu Purbaya: Pasti Nanti akan Diperiksa BPK
Anggaran Jakarta 'Disunat' Rp 15 Triliun, Pramono Didesak Segera Nego Menteri Purbaya
Menkeu Purbaya Jadi ‘Idola’ Baru di Panggung Politik, Jadi Ancaman karena Gaya Koboi Bongkar Kejanggalan Keuangan Negara
Menkeu Purbaya Pastikan Dana Mobil Maung untuk Menteri Siap, Tinggal Tunggu Produksi Pindad
[HOAKS atau FAKTA]: Diteror Karena Aksinya Memberantas Korupsi, Rumah Menkeu Purabaya Kini Dijaga Provost TNI
Geram Pengawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks saat Jam Kerja, Menkeu Purbaya: Nggak Kira-kira, Akan Gue Pecat
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
Menkeu Purbaya Klaim Penyaluran Dana Rp 200 Triliun Berdampak pada Kenaikan Konsumsi Listrik Nasional