Opini Pengamat Terkait Adanya Pelemahan Ekonomi, Tidak Berdasar


Menko Perekonomian Darmin Nasution menjawab pertanyaan wartawan mengenai Paket Kebijakan Ekonomi Jilid II di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/9). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
MerahPutih.Com - Menko Perekonomian Darmin Nasution menyatakan anggapan bahwa saat ini ada pelemahan ekonomi Indonesia merupakan anggapan tanpa dasar.
"Anggapan adanya pelemahan itu tidak ada dasarnya karena walaupun konsumsi rumah tangga 4,95 persen, tidak 5,0 persen ya, tapi tetap itu ukuran Juni pas mau lebaran," kata Darmin Nasution ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (8/8).
Darmin menilai pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 mungkin tidak jelek tapi mungkin juga tidak terlalu bagus.
Ia menyebutkan ukuran yang digunakan adalah pada bulan Juni, yang merupakan akhir bulan puasa, menjelang lebaran yang memang orang menyimpan dulu uangnya di bank dan saat lebaran dan setelahnya baru membelanjakannya.
"Konsumsinya lumayan baik, investasinya, ekspor impor juga lumayan baik, hanya yang kurang sedikit adalah konsumsi pemerintah," katanya.
Dilihat dari sektornya, pertanian, jasa, semuanya bagus sehingga sebenarnya kalau dilihat kondisi ekonomi berjalan cukup baik. Walaupun ada yang mengatakan melambat tetapi saat ini masih kuartal II.
"Target kita 5,2 persen kan satu tahun," terang Darmin Nasution.
Darmin juga mengingatkan daya beli masyarakat juga harus diukur dengan indikator yang benar.
"Kalau cuma dari pata peritel ya kurang akurat," katanya.
Ketika ditanya apakah perdanganan dalam jaringan masuk dalam perhitungan daya beli masyarakat, Darmin mengatakan ada yang masuk, ada juga yang tidak masuk.
"Dia harusnya masuk ke dalam national payment gateway. Itu harusnya bisa meng-capture perdagangan elektronik kita tetapi kita belum sampai. Jadi banyak sirkuit internasional perdagangan belum ada yang tahu," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 5,01 persen (year on year).Pertumbuhan itu didukung oleh PMTB yang tumbuh 5,35 persen, konsumsi rumah tangga 4,95 persen, ekspor 3,36 persen, impor 0,55 persen dan konsumsi LNPRT 8,49 persen.
Namun, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dan tumbuh negatif 1,93 persen karena realisasi belanja pegawai dan belanja barang yang turun dibandingkan periode sama tahun 2016.
Dengan demikian, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi nasional pada semester I 2017 tercatat mencapai 5,01 persen. Sementara itu, pemerintah dalam APBNP 2017 menetapkan asumsi dasar makro untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.(*)
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melorot, Pemerintah Berkelit karena Situasi Global
