Obat COVID-19 Langka dan Mahal, Polisi Pantau Lokasi Pusat Penjualan


Vaksinasi COVID-19. (Foto: Teresa Ika)
MerahPutih.com - Pemerintah mengklaim menempuh sejumlah upaya dalam mengatasi kejadian kelangkaan obat-obatan belakangan ini terkait penanganan pandemi COVID-19.
Juru Bicara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, Pemerintah meluncurkan layanan telemedicine pada Selasa, 6 Juli 2021, sebagai respons kesulitan masyarakat mendapatkan obat-obatan beberapa hari terakhir, terutama untuk pasien COVID-19.
Baca Juga:
Pemerintah Diminta Kontrol Penjualan Obat Terapi COVID-19 di 'Marketplace'
"Pemerintah mulai Selasa akan merilis telemedicine di Provinsi DKI Jakarta. Masyarakat dapat melakukan tes usap COVID-19 di lab-lab yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan. Bila positif, Pemerintah akan mengirimkan obat-obatan secara gratis kepada yang bersangkutan," katanya.
Upaya selanjutnya, Jodi mengatakan, koordinator PPKM Darurat telah meminta bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengidentifikasi persoalan kelangkaan obat di pasaran. Kapolri menempatkan polisi di lokasi penjualan obat, sehingga bisa mengurangi potensi penimbunan, yang ujungnya bisa terjadi kenaikan harga.
"Banyak juga masyarakat yang panik dan akhirnya menyiapkan obat, walau mungkin tidak sakit. Pemerintah juga terus meminta perusahaan-perusahaan farmasi agar dapat memenuhi kebutuhan ini," katanya.
Jodi menjelaskan, Kemenkes masih dan terus berkoordinasi dengan distributor obat untuk mengatasi masalah kelangkaan obat. Dan memastikan kelangkaan ini tidak terjadi lagi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Pemerintah sudah menentukan harga eceran tertinggi (HET) obat-obatan untuk mengatasi kenaikan harga.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah melakukan koordinasi mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga obat.
Paling tidak, ada beberapa penyebab masyarakat kini sulit mendapatkan obat. Penyebabnya, ujar dia, karena ada yang menyetok dan ada yang bermain di pasar karena kebutuhan tinggi dan membuat harga semakin meningkat. (Asp)
Baca Juga:
Mabes Polri Awasi Aktivitas Penjualan Obat-obatan Online
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

Presiden Prabowo Perintahkan Menkes Kerja Keras Percepat Pemenuhan 70 Ribu Dokter Spesialis

Kemenkes Beri Obat Cacing ke Warga yang Satu Desa dengan Raya di Sukabumi

KPK Geledah Kantor Kemenkes terkait Kasus Bupati Koltim

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Menkes Janji Percepat Target 70 Ribu Dokter Spesialis Sesuai Perintah Prabowo, Siapkan Berbagai Intervensi

Mulai 4 Agustus 2025, 53,8 Juta Anak Sekolah Bakal Ikut Cek Kesehatan Gratis

TNI Masuk Bisnis Obat, Komisi I Anggap Bukan Pelanggaran Dwifungsi ABRI

Jumlah Perokok Naik 5 Juta Orang, Termasuk Perokok Usia 15 Tahun

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
