Nissan Kembangkan Teknologi yang Bisa Bunuh Virus


Nissan ingin pelanggan merasa aman dengan produk mereka. (Foto: Nissan)
NISSAN peduli dengan kesehatan pelanggannya. Pabrikan mobil asal Jepang ini siap menghadirkan teknologi yang bisa membasmi virus dalam mobil agar kondisi kesehatan pengendara selalu terjaga.
Seperti yang dilaporkan laman Motor1, Nissan telah mengumumkan program kerja sama mereka dengan Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Tohoku Jepang, untuk mengembangkan teknologi baru yang memiliki fungsi untuk menonaktifkan virus.
Menurut perusahaan yang begitu ikonik dengan supercar GTR R35 itu, kolaborasi tersebut memanfaatkan teknologi dan keahlian dari kedua belah pihak sesuai dengan bidang masing-masing. Nissan dalam teknologi dan keahlian pengembangan otomotif, sementara Universitas Tohoku terkait dengan teknologi pengembangan obat dan sejenisnya.
Baca juga:
Peluncuran Nissan Ariya Kembali Ditunda, Ada Apa?

Teknologi tersebut nantinya akan menggunakan katalis oksidasi radikal nitroksil organi, atau dikenal sebagai katalis radikal. Mereka digunakan sebagai aditif dalam bahan bakar dasar polimer cat otomotif, serta serat dan bahan polimer organik yang digunakan dalam interior dan eksterior kendaraan. Katalis radikal itu akan berperan mencegah reaksi fotodegradasi seperti retak, getas, dan memudar dalam jangka waktu panjang.
Tak main-main, produsen mobil asal Jepang itu juga telah meneliti dan mengembangkan penggunaan lain dari katalis radikal dalam upaya untuk membantu sebagian besar aktivitas katalitik mereka.
Lebih lanjut, penggunaan katalis itu juga dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat. Terutama dalam hal virus, katalis radikal menonaktifkan virus dengan mengoksidasi senyawa organik. Lebih khusus lagi, teknologi ini akan menonaktifkan protein spike untuk mencegah pengikatan dengan sel manusia.
Baca juga:
Gaharnya Nissan Terra VL 4x4 Facelift

Studi menunjukkan teknologi itu bekerja pada virus SARS-CoV2 (strain omicron). Virus SARS-CoV2 alternatif dan keluarga virus Corona juga diuji dan terbukti efektif. Teknologi ini juga bekerja dalam kondisi gelap pada suhu kamar tanpa memerlukan penyinaran cahaya, seperti yang biasanya terjadi pada oksidasi.
Selain itu, Nissan mengatakan bahwa teknologi ini juga dapat menonaktifkan patogen seperti jamur dan bakteri. Perusahaan juga melihat berbagai aplikasi untuk teknologi tersebut pada masa depan. Ini termasuk bahan dasar antibakteri dan antivirus dalam filter untuk peralatan AC dan pembersih udara. Mereka juga dapat digunakan dalam masker dan tekstil yang digunakan di rumah sakit. (waf)
Baca juga:
Mengintip Spesifikasi All New Nissan Leaf
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

Paling Dipercaya Konsumen, Oli Buatan Lokal Dominasi Top Brand Award 2025

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Adidas dan Tim Audi F1 Umumkan Kerja Sama, Koleksi Terbaru Debut 2026

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?
