Nepal Buka Kembali Akses Pendakian ke Everest


Musim pendakian di musim gugur akan dibuka. (Foto: Unsplash/Sanjay Hena)
PUNCAK tertinggi dunia, Gunung Everest, akan dibuka kembali untuk kegiatan trekking musim gugur ini. Setelah pendakian gunung di Nepal ditutup pada bulan Maret karena pandemi virus corona.
Pada tanggak 30 Juli 2020, Nepal mengumumkan akan mulai mengeluarkan izin untuk mengakses ke puncak. Tidak ketinggalan pegunungan Himalaya lainnya juga dibuka untuk pendakian di musim gugur dari bulan September hingga November.
Baca juga:
Australia Tidak Akan Lagi Menanggung Biaya Karantina Pelancong

Nepal yang merupakan rumah bagi delapan dari 14 puncak tertinggi dunia baru saja mengangkat lockdown secara nasional pada tanggal 21 Juli. Pada tanggal 30 Juli lalu mereka juga telah mengumumkan pembukaan kembali hotel dan restoran disertai dengan tindakan pencegahan yang tepat.
Sementara untuk kasino, spa, salon, dan pusat kebugaran masih belum diizinkan beroperasi. Penerbangan internasional dan domestik direncanakan mulai beroperasi kembali pada tanggal 17 Agustus mendatang.
Dengan berkurangnya permintaan akan layanan kegiatan trekking selama di bulan April dan Mei, diperkirakan sebanyak 200 ribu sherpa, pemandu, dan kuli pengangkut barang kehilangan pekerjaan mereka.
Hal ini mengakibatkan kerugian hingga jutaan dolar. Jauh berbeda dengan tahun lalu yang mencapai hingga 70 ribu pelancong. Bulan Mei kemarin secara keseluruhan hanya dikunjungi 30 orang saja.
Baca juga:

Dari total 1,2 juta pelancong tahunannya, sepertiganya biasa berkunjung pada musim gugur. Dengan demikian, melalui langkah pembukaan, negara berharap perekonomian dapat mulai meningkat.
Namun perusahaan pendakian lokal masih belum yakin jika para pendaki siap untuk kembali ke pendakian utama. "Beberapa pendaki mungkin datang ke gunung yang lebih kecil. Saya ragu untuk gunung yang besar," kata operator ekspedisi yang berpusat di Kathmandu Ang Tshering kepada Reuters.
Pembukaan itu menambah kecaman yang diterima pemerintah dalam beberapa tahun terakhir karena memprioritaskan dolar pariwisata atas nyawa manusia dengan mengeluarkan terlalu banyak izin. Sementara 150 jasad dari 300 orang yang tewas dalam upaya mendaki Everest masih berada di lerengnya. (lgi)
Baca juga:
Belum Ada Vaksin COVID-19, Pantai Rio de Janeiro Masih Tutup
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Pendaki Gunung Bawang Tewas Tersambar Petir, Evakuasi Butuh Waktu 12 Jam Lebih

Pendaki Swiss Jatuh di Rinjani Dievakusi Pakai Helikopter Langsung ke Denpasar

Kasus Kematian Juliana Makin Panas, Menteri Pariwisata Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Tuntutan Keluarga

Wajib Tahu! Kalau Mau Mendaki Gunung, Hindari Makanan Ini Biar Enggak Celaka

Polemik Donasi Rp 1,3 miliar untuk Agam Rinjani

Hampir Meregang Nyawa! Pendaki Malaysia Tergelincir di Rinjani, Begini Kondisinya Sekarang

Kisah Pilu Pendaki Brasil di Rinjani Berakhir di Meja Autopsi, Jenazah Harus Lewat Jalur Darat Menuju Bali

3 Helikopter Stand by, Evakuasi Pendaki Brazil di Rinjani Terkendala Kabut

Pendaki Brazil Jatuh di Rinjani Masih Hidup, Posisinya di Kedalaman 500 M dari Titik Jatuh

Pendaki Viral di TikTok Nekat Masuk Kawasan Puncak Merapi Dihukum Bersihkan OWA Kalitalang
