Nasdem Tolak Oposisi Masuk Kabinet, Gerindra: Jokowi Tak Bisa Sendirian Bangun Indonesia


Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem Effendy Choirie. (Foto: DPP NasDem)
MerahPutih.Com - Tarik ulur antara partai politik pengusung Jokowi-Ma'ruf terkait wacana masuknya Gerindra dalam koalisi Jokowi masih terus bergulir.
Politisi Nasdem Effendy Choirie mendesak Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak lagi menerima satupun bekas partai oposisi seperti Demokrat, PAN, PKS dan Gerindra.
Baca Juga: Masuknya Gerindra ke Koalisi Jokowi Ibarat Pisau Bermata Dua
Menurut Effendy setiap partai oposisi harus mau menerima kekalahan.
Ia mengatakan bila para partai oposisi melihat sisi baiknya, mereka diyakini dapat mengulang keberhasilan PDIP yang sempat menjadi oposisi selama 10 tahun.

“Jokowi tidak perlu ragu ini sudah cukup. Yang kalah jadilah opisisi yang baik. Semua ada implikasi 2024. Kalau oposisi bagus dia akan memetik hasil seperti PDIP,” ucap Gus Choi, demikian sapaan Effendy di Jakarta, Sabtu (27/7).
Peluang masuknya Gerindra ke dalam koalisi Jokowi-Ma'ruf cukup tinggi. Apalagi menyusul adanya pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarno Putri pada Rabu (24/7).
“Seperti saya sampaikan pemilu sudah selesai yang kalah jelas. Menang jelas. Koalisi menang harus dikasih kesempatan 5 tahun itu cukup untuk mengawal, melaksanakan tugas 5 tahun,” ucapnya Gus Choi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono berharap ada pertemuan lanjutan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan presiden terpilih Joko Widodo.
Pertemuan kedua Jokowi dan Prabowo, kata Ferry, diharapkan membicarakan program kerja sama di antara kedua belah pihak.
Menurut Ferry, Prabowo dan Gerindra bisa saja menyodorkan sejumlah program untuk bisa dijalankan dalam pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

"Pak Jokowi jelas membutuhkan kebersamaan untuk menghadapi tantangan ke depan,"kata Ferry kepada wartawan di Jakarta.
Baca Juga: Pertemuan Mega dan Prabowo Bisa Jadi Bentuk Persiapan Koalisi Hingga Prakondisi Menuju 2024
Ferry menambahkan, Jokowi tak bisa bekerja sendirian dalam mencapai target pemerintahannya.
"Pak Jokowi juga butuh bersama-sama mencapai target pemerintahan. Nanti kita lihatlah apakah Pak Jokowi menerima program kami atau tidak," kata Ferry.
Kerangka dasar program kerja sama Gerindra yang disampaikan Prabowo kepada Megawati, lanjutnya, penting dibicarakan bersama Jokowi.
Menurut Ferry, jika program kerja sama yang ditawarkan Gerindra disetujui Jokowi, bisa saja ada sharing power di pemerintahan nanti.
"Ada baiknya pertemuan antara Prabowo dan Megawati bisa dilanjutkan dengan bertemu Jokowi agar proses rekonsiliasi juga semakin bagus dan bisa diterima oleh semua pihak," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga: Begini Nasib TKN Pasca Dibubarkan Jokowi
Bagikan
Berita Terkait
Legislator Sarankan Komisi Reformasi Polri Langsung Diketuai Presiden Prabowo

Prabowo Undang Tokoh Gerakan Nurani Bangsa ke Istana, Romo Magnis Datang Nyaris Telat

Kursi Menko Polkam dan Menpora Masih Kosong, Prabowo: Tunggu Waktunya

Fraksi Partai Gerindra DPR RI Nonaktifkan Rahayu Saraswati Buntut Ucapan Sakiti Banyak Pihak

Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik

Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

Pakar Nilai Menteri Baru Harus Berhati-hati dalam Berkomunikasi dan Fokus Pada Program 'Quick Wins'

Dinilai Mengejutkan, IPR Sebut Reshuffle Kabinet Prabowo Fokus pada Ekonomi dan Politik Hukum

Budi Arie Hormati Keputusan Prabowo Saat Sampaikan Pidato Perpisahan di Kantor Kemenkop

Arahan Prabowo untuk Anggota DPR Fraksi Gerindra: Harus Mawas Diri dan Jaga Ucapan serta Perilaku
