NASA dan IBM Kembangkan AI untuk Aplikasi Cuaca


NASA dan IBM akan buat AI untuk buat prediksi cuaca akurat. (Foto: Unsplash/Brian McGowan)
NASA dan IBM telah menjalin kemitraan untuk merancang model dasar kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) yang fokus pada aplikasi cuaca dan iklim. Dalam kolaborasi ini, NASA dan IBM akan menggabungkan keahlian dan bidang penguasaan mereka masing-masing.
Pengetahuan dan keahlian NASA di bidang ilmu kebumian digabungkan dengan keunggulan AI yang dimiliki IBM untuk menciptakan model yang diharapkan memberikan keunggulan signifikan daripada teknologi sebelumnya.
Beberapa model AI terkini, seperti GraphCast dan Fourcastnet, telah mampu menghasilkan prakiraan cuaca dengan lebih cepat daripada model meteorologi konvensional. Demikian diwartakan Engadget, Kamis (30/11).
Baca juga:
NASA Bawa Pulang Sampel Asteroid Bennu

Meskipun demikian, IBM menekankan bahwa ini adalah emulator AI dan bukan model dasar. Secara khusus, model dasar adalah teknologi mendasar yang menjadi landasan untuk aplikasi AI generatif.
Di sisi lain, emulator AI dapat memprediksi cuaca berdasarkan data pelatihan, tetapi tidak mampu mengkodekan aspek fisika yang menjadi inti dari prakiraan cuaca, seperti yang dijelaskan oleh IBM.
Kerjasama antara NASA dan IBM bertujuan mencapai beberapa tujuan dengan model dasar ini. Mereka berharap model ini akan lebih mudah diakses, memiliki waktu inferensi yang lebih cepat, dan mampu mengatasi keragaman data yang lebih besar dibandingkan model saat ini.
Baca juga:
NASA Daur Ulang 98 Persen Urin dan Keringat Astronot di Ruang Angkasa

Fokus utama proyek ini adalah meningkatkan akurasi prakiraan untuk berbagai aplikasi iklim. Model ini diharapkan mampu memprediksi fenomena meteorologi, menghasilkan informasi beresolusi tinggi dari data beresolusi rendah, dan mengidentifikasi kondisi yang mendukung berbagai situasi, mulai dari turbulensi pesawat hingga kebakaran hutan.
Langkah ini mengikuti implementasi model dasar sebelumnya yang dikembangkan oleh NASA dan IBM pada bulan Mei. Model tersebut menggunakan data dari satelit NASA untuk kecerdasan geospasial dan dianggap sebagai model geospasial terbesar yang ada di platform AI sumber terbuka Hugging Face, menurut IBM.
Model ini telah digunakan untuk memantau dan memvisualisasikan aktivitas penanaman dan pertumbuhan pohon di kawasan menara air di Kenya dengan harapan mengatasi kelangkaan air. Penerapan model juga mencakup analisis pulau panas perkotaan di Uni Emirat Arab. (waf)
Baca juga:
NASA Bangun Sistem Pendaratan Astronaut di Bulan
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
