Modernisasi TNI Masih Terkendala Dua Hal Ini
Dua buah Heli Bell 412 milik Skuadron 400 Wing Udara-1 Puspenerbal terbang di atas KRI Nagapasa-403 dan KRI Nanggala-402 di perairan Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Minggu (24/9). (ANTARA FOTO/Ser
MerahPutih.com - Peningkatan kualitas alutsista yang canggih dan modern merupakan keharusan jika TNI ingin bersaing dalam merebut pengaruh geopolitik kawasan regional Asia Tenggara.
Hanya saja, pembentukan tubuh TNI yang modern tersebut butuh waktu yang lama dan tidak instan.
Menanggapi hal itu, pengamat pertahanan dan militer Jerry Indrawan mengatakan ada sejumlah kendala untuk menjadikan TNI dihormati di kawasan Asia khususnya regional Asia Tenggara.
"Kendala anggaran sudah jelas, karena sekalipun naik di atas Rp 100 triliun, tapi kan sering fluktuatif sering terjadi. Seharusnya gak boleh fluktuatif justru harus meningkat terus," terang Jerry saat berbicara dengan merahputih.com, Kamis (5/10).
Menurutnya, anggaran belanja pertahanan/TNI jika dibandingkan dengan Tiongkok selisihnya terbilang sangat jauh. Meski begitu, terlihat sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dibandingkan Tiongkok yang mencapai Rp 900 triliun jauh sekali, kita bicara dari segi geopolitiknya, walaupun mengarah ke yang lebih baik, ketimbang dulu hanya Rp 30 triliun," katanya menjelaskan.
Selanjutnya, kata dia, kendala berikutnya adalah pengembangan industri alutsista dalam negeri yang dinilai belum mumpuni.
Padahal, UU sudah mengatur hal itu. Disebutkan dalam pembelian alutsista harus ada mekanisme transfer teknologi, yaitu mensyaratkan paling tidak 30 persen komponen lokal harus diakomodir.
"Di dalam UU Industri Pertahanan No 16/2014 ada beberapa klausul dalam pembelian alutsista, tapi saat ini kita masih beli saja, kita belum mampu mengembangkan industri dalam negeri," pungkasnya. (Fdi)
Bagikan
Berita Terkait
17 Senior Prada Lucky Namo Dituntut 9 Tahun dan Langsung Dipecat dari TNI AD, Restitusi Capai Rp 544 Juta
TNI Diperintahkan Percepat Pembangunan Jembatan Bailey Dalam Satu Pekan di Daerah Bencana
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Perintah Presiden, TNI AD Tambah Bantuan Logistik untuk Wilayah Terdampak Bencana
Metode Airdrop Bantuan di Sumatra Dikritik, TNI Pastikan Prosedur Keselamatan Diutamakan
20 Ribu TNI Dikirim ke Gaza: Jatah Terbesar AD 60%, 3.650 Personel dari AU
DPR Sebut Mengirim TNI ke Gaza Tanpa Jaminan Kesejahteraan Keluarga yang Ditinggalkan Merupakan Keputusan Zolim
Tak Hanya 20 Ribu Prajurit, Pesawat dan KRI TNI Juga Ikut Misi Gaza
Empat Syarat Wajib Jenderal Bintang Tiga Pimpin Misi Gaza, Apa Saja?
Dukung Penugasan TNI - BAIS Amankan Kilang Pertamina, DPR: Harus Akuntabel dan Terukur